Bagaimana Peran Pembelajaran Bahasa Bagi Anak SD/MI?...
Bagaimana Peran Pembelajaran Bahasa Bagi Anak SD/MI
Pembelajaran bahasa memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya dapat menumbuhkan keterampilan komunikasi, tetapi juga membantu penguasaan pengetahuan. Manusia mempelajari segala macam pengetahuan di dunia melalui bahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa di sekolah harus dilakukan semaksimal mungkin, karena bahasa merupakan cerminan kepribadian, karakter bahkan tingkat pendidikan seseorang. Bahasa yang lembut, santun, sistematis, tertib, jelas, dan lugas, yang mencerminkan kepribadian penutur yang terdidik dan berkepribadian baik. Sebaliknya, dengan menggunakan bahasa yang kasar, tidak senonoh, menghina, dan menghina, mencerminkan orang yang tidak berpendidikan dan berbudi luhur. Siswa belajar bahasa dari lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Semua ini disebut lingkungan pendidikan bahasa.
Lingkungan pembelajaran bahasa mempunyai pengaruh besar dalam pembelajaran anak. Proses pembelajaran bahasa hendak berlangsung dengan lingkungan tertentu yang berhubungan dengan ruang serta waktu. Oleh karena itu, area pembelajaran bahasa wajib diciptakan seefektif serta semenarik mungkin, terlebih wajib dan sanggup membagikan lebih buat pertumbuhan kepribadian siswa. Sekolah Dasar sebagai salah satu lingkungan pembelajaran, bahasa pun mempunyai kedudukan yang sangat berarti dalam membentuk kepribadian serta pengetahuan anak. Pendidikan bahasa di SD ditunjukan untuk meningkatkan pengetahuan serta kepribadian siswa, sebab bahasa ialah penunjang keberhasilan dalam menekuni seluruh tema dalam tiap pendidikan. Lewat pendidikan bahasa ini diharapkan sanggup menolong siswa memahami dirinya, budaya serta budaya orang lain, sehingga siswa sanggup memakai bahasa dengan baik, santun dapat menghargai lawan bicaranya kala terletak ditengah warga, sekalian membentuk kepribadian anak semacam ramah tamah, lemah lembur, nasionalisme, menghargai orang lain, serta saling menghormati semenjak dini. Tetapi, pada realitasnya pembelajaran di Indonesia dikala ini lagi dihadapkan pada suasana yang kurang menguntungkan. Keadaan ini terjalin sejalan dengan semankin banyaknya realitas tentang lemahnya kepribadian bangsa Indonesia. Semacam: budaya korupsi, nepotisme, kolusi, hilangnya budaya malu, maraknya ketidakjujuran, serta pelemahan kemampuan anak bangsa oleh pemimpin kita sendiri. Perihal ini bisa dilihat lewat kebijakan- kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat maupun sikap mereka yang tidak cocok dengan nilai- nilai luhur budaya bangsa yang terus menjadi kerap kita saksikan.
Oleh karena itu, esensi pendidikan karakter sangat diperlukan, karena memiliki makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter bukan hanya tentang benar dan salah, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menanamkan kebiasaan hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tinggi, serta komitmen yang tinggi. Wujudkan nilai-nilai baik ini dalam kehidupan sehari-hari. Kata karakter erat kaitannya dengan karakter seseorang, sehingga jika perilakunya sesuai dengan etika dan norma masyarakat, ia dapat disebut sebagai orang yang berkarakter. Namun, kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa orang yang terbiasa akan sadar akan pentingnya nilai-nilai karakter. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter harus dibarengi dengan emosi, agar kesadaran benar-benar dapat tumbuh dari dalam diri siswa untuk mengamalkan nilai-nilai indah tersebut.
Ikatan pembelajaran kepribadian dengan pendidikan bahasa itu sama berartinya sebab keduanya mempunyai keterikatan satu sama lain. Berbahasa merupakan aktivitas manusiawi, ialah aktivitas yang tiap dikala dicoba oleh manusia serta cuma manusia yang sanggup memakai bahasa dalam rangka meningkatkan dirinya, meningkatkan budayanya, meningkatkan peradaban serta mengganti ataupun apalagi melestarikan kepentinga lingkungan. Oleh sebab itu, wajarlah bila manusia sangat membutuhkan bahasa dalam menampilkan eksistensi diri dalam menempuh hidup serta kehidupan, sekalian selaku citra diri dari seseorang penutur. Menyikapi kalau bahasa selaku gambaran diri seseorang penutur, hingga tiap orang wajib berjaga- jaga dalam berdialog serta wajib menguasai benar metode terbaik dalam memakai bahasa. setelah itu timbul aturan- aturan ataupun pedoman berbahasa yang setelah itu diketahui dengan sebutan kesantunan berbahasa ataupun etika berbahasa. Dalam Pendidikan Bahasa di Sekolah Bawah Dalam Kurikulum 2013, pendidikan Bahasa Indonesia di SD di informasikan secara terpadu dengan pelajaran lain, yang dikemas dalam wujud tema. Pendidikan tematik ialah program pendidikan yang berangkat dari satu tema/ topik tertentu serta setelah itu dielaborasi dari bermacam aspek ditinjau dari bermacam perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Implementasi yang demikian mengacu pada pertimbangan kalau pendidikan tematik cocok dengan pertumbuhan raga serta psikis anak.
Pendidikan bahasa di sekolah dasar, spesialnya kelas rendah bisa diawali dari bahasa ibu, supaya lebih gampang mengantarkan pesan kepada anak. Perihal ini sebab bahasa ialah penunjang keberhasilan dalam menekuni seluruh mata pelajaran, menolong partisipan didik memahami dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Bersamaan dengan ekspedisi waktu baru setelah itu secara lambat- laun guru mengantarkan pendidikan serta menyesuikan siswa memakai bahasa Indonesia. Siswa diharapkan sanggup memakai Bahasa Indonesia yang baik serta benar dalam mengemukakan komentar ataupun pesan kala berpatisipasi dalam warga, baik secara lisan ataupun tulis, sekalian bisa mengapresiaisi hasil karya orang lain. Dengan demikian, siswa hendak berkembang jadi generasi yang mempunyai kepribadian yang lemah lembut, ramah tamah, sopan santun, yakin diri, serta lain- lain. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ialah kualifikasi keahlian minimun partisipan didik yang menggambarkan kemampuan pengetahuan, keahlian berbahasa, serta perilaku positif terhadap bahasa serta sastra Indonesia.
Pendidikan bahasa Indonesia di SD terdiri dari 4 keahlian, ialah menyimak, berdialog, membaca, serta menulis. Keempat aspek ini di informasikan secara balance dalam tiap tema, yang dikemas secara bersama dengan mata pelajaran yang lain. Ada pula tujuan pendidikan bahasa Indonesia di SD dibagi 2 ialah selaku berikut. 1. Secara universal, supaya siswa sanggup menikmati serta menggunakan bahasa serta karya sastra buat meningkatkan karakter, memperluas pengetahuan kehidupan, dan tingkatkan pengetahuan serta keahlian berbahasa. 2. Secara spesial, supaya siswa mempunyai kegemaran membaca serta menulis, buat tingkatkan karakter, mempertajam kepekaan, kepedulian, meningkatkan rasa yakin diri, tanggung jawab, serta rasa cinta terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Untuk Kelas rendah terdiri atas kelas satu, 2 serta 3, sebaliknya kelas besar terdiri atas kelas 4, 5 serta 6. Di Indonesia rentang umur siswa SD kelas rendah antara 6- 9 tahun. Siswa dengan rentang umur ini tercantum dalam kelompok anak usia dini. Masa usia ini ialah masa yang pendek namun masa yang sangat berarti untuk usia seorang. Oleh sebab itu, pada masa ini, seluruh kemampuan tumbuh- kembang anak wajib dicermati supaya dapat tumbuh dengan baik, paling utama dalam pembuatan kepribadian sebab pada umur inilah kepribadian itu hendak lebih gampang ditanamkan ke dalam diri anak lewat teladan sikap dari orang- orang dekat serta pula rangsangan berbentuk ilmu, uraian, serta rutin.
Daftar Pustaka
Abidin, Yusuf. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Astuti, Tri. (2015). Peran Pembelajaran Bahasa dalam Pembentukan Karakter. Jurnal Edukasi. UNIB.
Sulistiyowati, Eni. (2013) “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Jurnal Edukasi Penelitian Pendidikan Islam. 8 (2): 317.
By: Septi Endah Nur Fadila
Belum ada Komentar untuk "Bagaimana Peran Pembelajaran Bahasa Bagi Anak SD/MI?..."
Posting Komentar