KESALAHAN BAHASA DARI SEGI KALIMAT


KESALAHAN BAHASA DARI SEGI KALIMAT

Di dalam suatu bahasa tidak dipungkiri jika penyusunan kalimat yang baik dapat mempengaruhi suatu ungkapan yang mengandung pemikiran lengkap yang paling kurang mengandung subjek dan predikat. Namun dizaman yang serba modern ini banyak yang melupakan penyusunan kalimat dan juga analisis kesalahan dalam kalimat ketika berbicara secara lisan maupun tidak secara lisan. Bahkan sering kali terabaikan jika kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap yang paling kurang mengandung subjek dan predikat. Bahasa juga memerlukan intonasi dan lain sebagainya yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi, dan itu semua berasal dari penyusunan suatu kalimat. Dalam penyusunan kalimat juga dibutuhkan pengamatan melalui analisis-analisis yang berhubungan demean kalimat. Tujuan mengapa dianjurkan untuk mempelajari analisis kesalahan dalam kalimat adalah agar kita dapat mengidentifikasi dan juga memperbaiki dalam penyusunan sebuah kalimat yanga akan digunakan.
Kata Kunci: analisis, penyusunan, kalimat, 

PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu alat yang digunakan untuk komunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan. Artinya disini bahasa adalah suatu alat pengungkapan pemikiran dan juga gagasan dari seseorang yang secara alami keluar dari diri atau naluri orang tersebut. Dalam penyampaian itu semua juga melalui sebuah kalimat yang akan mengungkapkan semua pemikiran yang telah terdeteksi dalam fikiran masing-masing.

Bahasa yang berkualitas adalah bahasa yang terbebas dari sekecil kesalahan. Manusia yang selalu memakai bahasa dalam kesehariannya pastilah mengalami sebuah kesalahan, baik itu kesalahan yang bersifat kecil maupun yang bersifat agak kurang bisa ditoleransi. Dalam berbahasa juga terkadang kesalahan dalam kalimat itu juga sangat dipertimbangkan, meskipun sebagian banyak orang tidak menghiraukan kesalahan yang dianggap kecil itu.

Jika dilihat dari keseharian para pengguna bahasa, analisis sebuah kalimat itu jarang dilakukan. Karena  dalam menganalisis sebuah kalimat itu sudah dianggap sangat wajar. Analisis dalam sebuah kalimat itu tanpa disadari itu merupakan hal yang bersifat penting. Karena dalam menguasai sebuah bahasa akan menguasai kalimat-kalimat tersebut. Banyak sekali jika dirasakan kesalahan yang dibuat dalam percakapan sehari-hari.

Dalam menganalisis kesalahan berbahasa disini bertujuan untuk mengidentifikasi dan juga memperbaiki dalam penyusunan sebuah kalimat yanga akan digunakan. Maka dari itu pembahasan yang akan disampaikan ini berisi tentang apa kalimat itu sendiri, unsure-unsur apa saja yang ada dalam sebuah penyusunan kalimat, dan juga kesalahan bahasa dalam kalimat itu sendiri.
Maka dari itu, setiap berbahasa itu juga sangat penting dalam penggunaan kalimat-kalimat yang akan digunakan. Supaya memudahkan dalam penyampaian bahasa yang telah digunakan. 

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah rangkaian kata yang mengungkapkan gagasan, perasaan atau pikiran yang relative lengkap (Mustakim, 1994:6). Ada juga yang menyebut bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat serta intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna (Finoza, 1993:115).  Kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Pakar berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.   Jadi, pengertian dari kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap yang paling kurang mengandung subjek dan predikat.

B. Unsur-Unsur Kalimat
Ibarat sebuah bangunan rumah yang terdiri dari sejumlah komponen dan unsur yang membangun atau membentuk rumah itu, sosok kalimat juga hadir karena terbangun dari unsur-unsur pembangun kalimat itu. Tanpa unsur pembangun sebuah kalimat tidak pernah akan dapat terwujud dengan benar dan dengan makna yang baik. Berikut adalah unsur-unsur dari kalimat:
a. Subjek
Unsur pembentuk kalimat yang harus disebut pertama adalah subjek. Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda) atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Keberadaan subjek dapat diketahui melalui jawaban atas pertanyaan apa atau siapa. Pertanyaan apa digunakan untuk mencari subjek benda mati, sedangkan pertanyaan siapa digunakan untuk mencari subjek benda hidup.
Contoh:
Ali memukul Budi
Meja rektor besar.
b. Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu perbuatan subjek. Selain menyatakan tindakan, predikat juga menyatakan mengenai sifat, status, ciri atau jati diri subjek. Predikat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa.
Contoh:
Ali memukul Budi.
Andin menyapu lantai.
c. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek keberadaannya tidak wajib hadir, tetapi dalam kalimat yang predikatnya kata kerja transitif (kata kerja yang menuntut kehadiran objek), maka objek wajib hadir. Objek letaknya selalu di belakang predikat jika kalimat tersebut berupa kalimat aktif, tetapi dalam kalimat pasif objek dapat berubah menjadi subjek.

Contoh:
Ali memukul Budi.
Wati memasak nasi.

d. Pelengkap
Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letaknya selalu di belakang predikat yang biasanya temapt itu ditemapti oleh objek, tapi jika dalam kalimat itu terdapat suatu objek, maka letak pelengkap berada di belakang objek. 

Contoh:
Ibu membelikan adik baju baru.
Pamanku membelikan anaknya sepeda mungil.
e. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan bagian kalimat yang lain. Keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P, O dan Pel. Posisi keterangan berada di awal, di tengah, dan di akhir suatu kalimat.

Contoh: 
Tadi pagi Budi menulis surat.
Ayah pulang ke rumah tadi sore.
C. Kesalahan Bahasa dari Segi Kalimat
Mahasiswa sering tidak memeprhatikan kompetensi subjek, predikat, objek dan keterangan dengan baik, sehingga kalimat yang tersusun kelihatannya baik dan maksud yang diungkapkan pun mudah dipahami tetapi sejatinya kalimay itu belum memiliki unsur yang lengkap.
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa contoh saja, mengingat hasil temuan tersebut beragam dan lepas dari ingatan penulis. Selain itu, tataran kalimat yang dimaksud lebih bersifat aplikatif. Adapun contoh kalimat yang tidak efektif tersebut misalnya  adalah sebagai berikut:
a. Untuk pembutan kerangka kerja yang lengkap ini memerlukan perhatian yang cukup intensif.
b. Kepala desa tidak menyetujui pembangunan di tempat itu karena sering dilanda longsor.
c. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa penyakit flu burung berbahaya bagi manusia.
Jika dilihat dari segi unsur-unsurnya, satuan unsur untuk pembuatan kerangka kerja yang lengkap ini pada butir (a) merupakan keterangan (K), memerlukan merupakan predikat (P), dan perhatian yang cukup intensif merupakan objek (O). dengan demikian, kalimat tersebut berpola KPO. Halite menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidak memiliki unsur subjek (S), sehingga tidak lengkap, dan sudah barang tentu tidak efektif. Ingat bahwa yang disebut dengan kalimat sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek dan predikat meskipun posisinya dapat dipertukarkan. 
Susunan kalimat pada butir (b), subjek (S) pada anak kalimat dan dimunculkan. Jika subjek pada anak kalimat tidak dimunculkan, harus ditafsirkan bahwa subjeknya sama. Pada susunan kalimat dalam contoh tersebut ternyata subjek pada anak kalimat tidak dimunculkan. Dengan demikian, akan didapat susunan kalimat sebagai berikut:
a) Kepala desa tidak menyetujui tempat itu karena kepala desa sering dilanda longsor.
b) Karena kepala desa sering dilanda longsor, kepala desa tidak menyetujui tempat itu.

Susunan kalimat dalam contoh tersebut terbukti subjek anak kalimat dan subjek induk kalimat berbeda, sehingga masing-masing subjek wajib dimunculkan. Dengan demikian, kalimat itu seharusnya diungkapkan seperti berikut:
a. Kepala desa tidak menyetujui pembangunan ditempat itu karena tempat iu sering dilanda longsor.
b. Karena tempat itu sering dilanda longsor, kepala desa tidak menyetujui.

Demikian pula susunan kalimat pada butir (b) kelihatannya juga bagus. Namun, jika diurai akan tampak bahwa kalimat tersebut tidak efektif. Kata depan dari yang terletak pada awal kalimat dapat meghilangkan gagasan yang ingin disampaikan, karena dengan adanya kata depan itu subjek kalimatnya menjadi kabur. Pada kalimat itu subjeknya sebenarnya adalah hasil penelitian yang didahului oleh kata depan (preposisi) dan selain itu, ketidakefektifan kalimat juga dapat disebabkan oleh pilihan kata yang tidak gramatikal (tidak baku). Misal:
a) Orang asing itu pandai bicara bahasa Indonesia
b) Ibu sarmilah masak nasi
c) Arif telah ngambil buku saya
d) Ali ketawa terbahak-bahak
e) Saya akan bicarakan nanti
Sekilas kalimat itu tidak bermasalah, tetapi jika dianalisis secara mendalam akan ditemui kata-kata yang tidak gramatial (tidak baku). Kata-kata seperti bicara, masak, ngambil, ketawa, ketawa, bukanlah kata-kata yang gramatikal dan sharusnya kalimat tersebut berbunyi sebagai berikut:
a. Orang asing itu pandai berbicara bahasa Indonesia
b. Ibu sarmilah memasak nasi
c. Arif telah mengambil buku saya
d. Ali tertawa terbahak-bahak
e. Akan saya bicarakan nanti
ada lagi kesalahan serupa yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian kata tutur. Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan. Sehingga kat-kata: bilang, bikin, dikasih tahu, dalam artian, makanya, soalnya, kayaknya, dan sebagainya bukanlah kata-kata yang baik dalam bahasa Indonesia baku. Oleh karena itu, perlu dihindari pemakainnya.
Pemakain bahasa asing yang terlalu sering dalam rangkaian bahasa Indonesia (campur kode), juga dianggap tidak terlalu baik, termasuk bahasa asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Aturan baku yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia. Kata-kata asing hanya baik dipakai jika (1)lebih cocok karena konotasinya (2) lebih singkat dibandingkan dengan terjemahannya dan (3) bersifat internasioanl.
Kecocokan konotasi yang dimaksud adalah lebih umum dibandingkan dengan sinonimnya dalam bahasa Indonesia, sebagai contoh kata-kata: professional, asimilasi, aposisi, disparitas, dianalisis, dapat menggantikan kata-kata: bayaran, persenyawaan, gelaran, perbedaan, dan diolah.
Kemudian, yang dimaksud lebih singkat dibandingkan dengan terjemahannya, sebagai missal kata-kata: amputasi, eksekusi, imunisasi, mutasi, inovasi, lebih singkat dan ringkas dibandingkan dengan kata-kata: pemotongan bagian organ tubuh, pelaksanaan hukum mati, pegebalan terhadap penyakit, perpindahan tugas kepegawaian, perubahan secara baru dan bersifat internasioanl yang dimaksud adalah kata-kata tersebut sudah umum. Bahkan telah dipakai oleh bangsa-bangsa seluruh dunia, misalnya kat-kata: oksigen, fisiologi, valensi, hidrogen, predikat dapat menggantikan kata-kata: zat asam, ilmu faal, martabat, zat air, sebutan.
PENUTUP
Simpulan
Analisis kesalahan kalimat ini harus dapat dipahami dan dimengerti, dimulai dari apa pengertian kalimat itu, bagaimana unsur-unsur yang ada pada kalimat, dan juga kesalahan bahasa dalam segi kalimat. Mengetahui itu semua dapat membantu dalam melancarkan berbahasa. Karena bahasa adalah alat komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jika kesalahan dalam kalimat dapat diminimalisir, maka dalam berbahasa akan mendapatkan kelancaran dan kemudahan dalam berkomunikasi. Mengingat juga tujuan dari analisis kesalahan dalam kalimat yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan juga memperbaiki dalam penyusunan sebuah kalimat yang akan digunakan.  
Saran
Dalam pembuatan artikel ini masihlah banyak kekurangan dan juga kesalahan yang diperbuat. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan oleh para penulis. Agar tulisan ini bisa menjadi lebih sempurna.
Pagi para pembaca dalam membaca artikel ini, cermati dan amalkan ilmu yang telah ada. Setelah memahami dan mengerti mengenai analisis kesalahan kalimat, maka gunakanlah dalam kehidupan sehari-hari. Supaya dalam berkomunikasi bisa lebih lancar dan juga dapat leluasa tanpa kecanggungan berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rosyida, Fathia. 2009. Bahasa Indonesia untuk Anda. Surabaya: Unesa University Press.
Warsiman. 2010. Bahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Surabaya: Unesa University Press.



Belum ada Komentar untuk "KESALAHAN BAHASA DARI SEGI KALIMAT"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel