Analisis Kesalahan dalam Menulis Paragraf

Analisis Kesalahan dalam Menulis Paragraf

Abstrak
Menulis adalah sebuah kegiatan untuk menuangkan suatu gagasan. Tulisan dapat berupa novel, berita, cerita pendek, sebuah karya ilmiah dan lain-lain. Paragraf memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah tulisan. Karena dengan paragraf seorang penulis dapat menuangkan pikirannya dengan baik. Dari paragraf juga pembaca dapat membaca sebuah tulisan dengan jelas. Sebuah gagasan yang tersusun dalam paragraf harus memiliki kesatuan antara paragraf satu dan paragraf lainnya. Keefektifan bahasa dalam sebuah gagasan juga mempengaruhi kejelasan maksud dalam sebuah tulisan yang disampaikan oleh sang penulis. Tidak jarang sebuah paragraf belum memiliki suatu kesatuan dan keefektifan bahasa. Sehingga mengakibatkan kesalahpahaman bagi pembaca. Oleh karena itu, kemahiran dalam menulis sebuah paragraf sangat diperlukan bagi siapa saja yang terlibat dalam hal kepenulisan ini. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penulisan paragraf yang baik dan benar. Pada penulisan kali ini akan dikupas tuntas mengenai hakikat paragraf dan hal-hal yang bersangkutan dengan penyusunan paragraf yang baik. 
Kata Kunci: Hakikat, Paragraf, Penyusunan paragraf

PENDAHULUAN
Paragraf adalah bagian dari sebuah tulisan. Adanya paragraf dapat memudahkan pembaca untuk memahami sebuah karya tulis ilmiah ataupun non ilmiah. Sebuah hasil karya tulis akan dinilai baik apabila penulis memiliki kemahiran untuk menuangkan hasil karya tulisnya melalui paragraf yang jelas. Gagasan yang sederhana pun akan sulit dipahami ketika penulis tersebut tidak mengungkapkan melalui paragraf yang baik. Juga berlaku sebaliknya, sebuah gagasan yang rumit akan mudah dipahami ketika penulis mampu menuangkan gagasannya melalui paragraf yang baik.

Terdapat banyak fenomena kesalahan dalam menuliskan sebuah paragraf. Hal ini juga berlaku bagi semua penulis, terutama bagi seorang penulis yang pemula. Dalam sebuah komunikasi ilmiah tentunya kesalahan pengungkapan gagasan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal. Orang tidak akan percaya mengenai kemampuannya dalam menulis. Sehingga mengakibatkan tulisannya tersebut tidak dibaca oleh masyarakat.

Oleh karena itu, kemahiran menulis paragraf merupakan syarat mutlak dalam komunikasi ilmiah. Setiap individu yang berkecimpung dalam dunia kepenulisan ataupun dalam dunia kependidikan yang terbiasa dengan membuat sebuah karya tulis ilmiah, wajib belajar menulis paragraf dengan baik. Hal ini tidak berlaku bagi mahasiswa saja, dosen dan guru pun juga harus memiliki kemampuan dalam menulis paragraf yang baik. Karena seorang dosen atau guru mempunyai tugas untuk mengoreksi hasil dari karya tulis yang dibuat oleh mahasiswanya atau muridnya. Hal tersebut menuntut dosen atau guru untuk memahami dengan benar tentang penguasaan dalam hal kepenulisan.
Pada penulisan kali ini, bertujuan untuk mengetahui hakikat sebuah paragraf, fungsi paragraf, ciri paragraf yang efektif, syarat paragraf, penyusunan paragraf dan paragraf sebagai sarana menuangkan gagasan. Karya tulis ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, sehingga dapat memudahkan bagi para penulis untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk paragraf yang baik.

PEMBAHASAN
A. Hakikat Paragraf
Dengan ringkas paragraf dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu karangan atau tulisan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya (Ramlan, 1991: 1). Di dalam paragraf, ide pokok itu ada yang tersurat dan ada yang tersirat. Paragraf dapat juga dinyatakan sebagai karangan yang paling pendek. Dikatakan paling pendek karena paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf mengandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Alkhadiah dkk., 1986: 36). 

B. Fungsi Paragraf
Baik penulis maupun pembaca sama-sama membutuhkan adanya paragraf. Para penulis menggunakan paragraf untuk memusatkan pikirannya dan untuk mengorganisasi materi yang disajikan di dalam suatu cara yang logis. Adapun para pembaca memerlukan paragraf untuk membantu memahami arah atau alur pemikiran yang dibuat oleh penulis. Pembaca dapat melakukan penghentian sementara dengan mengambil jeda antara paragraf yang satu dengan paragraf lain. Di samping itu, para pembaca yang sudah berpengalaman dapat memusatkan diri pada ide-ide yang penting saja dan tidak perlu membaca teks secara keseluruhan. 

C. Ciri Paragraf yang Efektif
Menurut Donald dan Moore (1991: 1), ciri paragraf yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Hanya Memiliki Satu Ide Utama
Ide utama itu menjadi pusat bagi ide yang lain dan oleh karena itu ide disebut juga sebagai ide pengontrol (controlling idea). Dengan hanya ada satu ide pengontrol, sebuah paragraf yang efektif pasti tidak akan membingungkan pembaca. Di samping itu, paragraf yang efektif juga haya berisi materi penjelasan yang memang berkaitan dengan topik (dalam ide utama) sehingga pembaca tidak dikacaukan oleh hal-hal yang tidak relevan.
2. Menyediakan Keterangan Atau Penjelasan Yang Relatif Lengkap Tentang Ide Utama
Sebuah paragraf yang efektif harus memiliki awak dan akhir yang jelas. Paragraf yang efektif mempunyai keterangan yang cukup lengkap terhadap ide sentralnya sehingga pembaca dapat memahami maksud penulisnya. Oleh karena itu, paragraf efektif tidak akan dimulai dengan sesuatu yang kabur dan apalagi tanpa akhir.
3. Dapat Menarik Perhatian Pembaca
Sebuah paragraf efektif pasti tidak membosankan karena berisi sesuatu yang berharga dan menggunakan kata-kata yang cukup jelas, sehingga pembaca mampu menangkap maksud khusus yang dikehendaki penulisnya. Paragraf demikian biasanya mampu menyampaikan gagasan secara utuh.
4. Terorganisasi Dengan Baik
Dengan ciri ini paragraf yang efektif tidak akan menjengkelkan pembaca karena terorganisasi dengan baik, sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan untuk mengikuti alur pikiran penulisnya. Pembaca setidak-tidaknya akan dapat melihat dengan jelas mana ide pengontrolnya, mana bagian penjelasnya, dan mana kesimpulannya (kalau memang ada). 

D. Syarat Paragraf
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf untuk menjadi paragraf yang baik. Beberapa syarat yang dimaksud adalah:
1. Kesatuan (Unity)
Setiap paragraf harus hanya mengandung satu pikiran atau satu tema yang berfungsi sebagai ide pengendali atau ide pengontrol. Pikiran atau tema itu terletak di dalam kalimat topik. Di sini satu kalimat topik yang baik biasanya merupakan kunci terhadap aspek kesatuan paragraf. Jika suatu paragraf dimulai dengan satu ide pengontrol yang tidak jelas maka penjelasannya pun tidak jelas. Hal ini terjadi karena kesatuan paragraf terpusat pada satu pikiran yaitu ide utamanya.
2. Kelengkapan (Complenetness)
Paragraf yang efektif juga harus memenuhi syarat kelengkapan. Kelengkapan di sini tidak mengacu pada jumlah kata atau jumlah kalimat yang digunakan sebagai penjelasan, tetapi lebih mengacu pada bukti-bukti kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menjelaskan atau mengilustrasikan ide utama. Kelengkapan ini pun masih bersifat relatif. Artinya, berapa banyak penjelasan yang diperlukan untuk sebuah ide utama tergantung pada berapa banyak yang diperlukan oleh pembaca.
3. Koherensi (Coherence)
Syarat ini menuntut kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lain. Untuk mencapai tujuan ini dapat diperoleh dengan menggunakan kata ganti yang tepat, pemakaian pengulangan bentuk yang tepat, penggunaan ungkapan penghubung yang tepat (Bander, 1985).
4. Urutan Pikiran (Order)
Urutan kalimat dalam suatu paragraf tidak sembarangan. Dalam paragraf yang baik kalimat mengikuti urutan tertentu dan tidak bisa diubah lagi sesuai dengan bentuk yang dimaksudkan (bandingkan Jordan, 1983). Urutan itu bisa berbentuk: urutan ruang (spasial), urutan waktu (urutan kronologis), urutan umum ke khusus atau sebaliknya, dari keseluruhan ke bagian-bagian atau sebaliknya. Di samping itu, terdapat pula pola urutan yang lain, seperti: pertanyaan ke jawaban, sebab ke akibat atau sebaliknya, perbandingan dan pertentangan, klasifikasi, definisi, penjelasan dengan analogi atau contoh, dan sebagainya. 

E. Penyusunan Paragraf
Paragraf-paragraf dalam karangan ilmiah harus memenuhi dua syarat, yaitu kesatuan (mengacu ke perpautan makna; koherensi) dan kepaduan (mengacu pada ke perpautan bentuk; kohesi). Paragraf memiliki syarat kesatuan jika hanya mempunyai satu topik. Kalimat-kalimat yang menyusun paragraf tersebut tidak menyimpang dari topik. Paragraf memiliki syarat kepaduan jika kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut dirakit secara logis dan diikat dengan pengait paragraf, seperti ungkapan penghubung antarkalimat, kata ganti, dan pengulangan kata-kata kunci atau kata yang dipentingkan.
Paragraf yang berangkat dari kalimat utama yang diikuti kalimat-kalimat penjelas disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang diawali rincian yang berupa kalimat-kalimat penjelas, kemudian diakhiri dengan suatu simpulan yang berupa kalimat utama disebut paragraf induktif.

Perhatikan contoh kalimat deduktif!
Pada hakikatnya, semua perusahaan ingin bekerja secara cermat dan teliti. Segala perincian tentang penawaran, pemesanan, penerimaan, pengepakan, dan lain-lainnya betul-betul diteliti dan dijamin keamanannya. Namun, dalam praktiknya, tidak dapat dihindari bahwa sekali waktu terjadi juga kesalahan, kekurangan, atau kerusakan. Kesalahan dalam pengepakan, kelemahan pengiriman, atau kerusakan peti kemas mungkin disebabkan oleh kekurangtelitian, bencana alam, dan sebagainya.

Perhatikan pula contoh paragraf induktif!
Dalam perjuangannya, ABRI bukan hanya berjuang di bidang pertahanan keamanan, melainkan juga di bidang sosial politik. Pada saat negara menghadapi kekacauan, misalnya pada Perang Kemerdekaan II, ABRI mengambil alih pemerintahan sipil. Oleh karena itu, banyak anggota ABRI yang menjadi gubernur militer, bupati militer, dan seterusnya. Sebaliknya, pada masa-masa aman, seperti sekarang ini, banyak pula anggota ABRI yang ditugasi untuk membantu departemen-departemen atau lembaga lain yang memerlukan. Gambaran situasi seperti itu menunjukkan bahwa dwifungsi ABRI tidak pernah lepas dari seluruh anggota ABRI. 

F. Paragraf sebagai Sarana Menuangkan Gagasan
Yang dimaksud dengan “menuangkan gagasan” ialah memberi bentuk kepada segala sesuatu yang kita pikirkan dan melalui pikiran kita, segala sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata, khususnya dan teristimewa kata-tertulis, yang tersusun dengan sebaik-baiknya sehingga gagasan kita itu dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan mudah oleh orang lain. Dengan kata lain, menuangkan gagasan secara tertulis itu ialah karangan.

Sebagai pembingkis gagasan secara jadi, utuh, dan lengkap hendaklah paragraf kita pahami sebagai sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan yang mengembangkan satu gagasan. Memang, sebuah paragraf belum karangan seutuhnya, hanya sebagian dari seluruh karangan. Meskipun begitu, sebuah paragraf sudah merupakan suatu sajian informasi yang bulat. Dan, kita tahu, tidak jarang ada karangan yang panjangnya hanya satu paragraf. Karena paragraf merupakan pembingkis gagasan yang bulat-utuh, maka dalam bahasa Inggris paragraf juga disebut sebagai thinking unit ‘kesatuan pemikiran’.
Salah satu cara untuk merangkai-rangkai kalimat-kalimat yang membangun paragraf itu ialah membingkiskan kalimat utama pada awal paragraf (sebagai kalimat pertama) yang kemudian disusul dengan kalimat-kalimat pengembangnya (pendukung atau penjelas). Setelah kita berikan pengembangan yang memadai, paragraf dapat kita tutup dengan kesimpulan. 

G. Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Menuliskan Paragraf
Contoh kasus kesalahan dalam menulis paragraf. 
Kasus I
Meja merupakan salah satu alat yang banyak fungsinya. Misalnya kegunaan meja itu sendiri yaitu sebagai meja makan, alas untuk menulis, dsb. Meja juga terbuat dari berbagai macam bahan seperti kayu, kaca, besi. Tidak sedikit orang mempunyai meja. Bahkan setiap rumah, kantor, pasti tersedia banyak meja. Jadi meja merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan oleh semua orang dan memiliki bayak fungsi.

Paragraf diatas tidak berhasil membangun kesatuan dan kepaduan dengan baik pada kalimat pertama, penulis berbicara tentang fungsi meja. Kalimat kedua telah berusaha menjelaskan fungsi meja itu sebagai tempat untuk makan dan alat untuk menulis, meskipun cara merealasikan gagasannya agak rancu. Perhatikan frase “kegunaan meja itu sendiri yaitu” memiliki pengertian sama dengan “fungsinya” yang telah dimunculkan pada kalimat sebelumnya. Pengulangan pengertian itu selain mubazir bahkan agak mengaburkan tekanan gagasan pada kalimat sebelumnya. Setelah memasuki kalimat ketiga, pembaca pun akan terkejut karena terjadi perubahan gagasan, yakni dari fungsi meja menjadi macam-macam pembuatannya. Bahkan pada kalimat-kalimat berikutnya lari lagi ke gagasan yang berbeda, yakni meja dibutuhkan oleh banyak orang.

Kasus II
Meja adalah suatu benda yang sangat berguna di dalam kehidupan kita. Ada banyak jenis-jenis meja dan bahan untuk membuatnya, contohnya: meja makan, meja belajar, meja rias, dll. Bahan untuk membuatpun bermacam-macam-macam ada dari kayu, plastik, fiber, dll. Kegunaannya pun hanya seperti untuk menulis, makan, dll.

Analisis kesalahan: Bila membaca kalimat pertama, paragraf itu akan berbicara tentang kegunaan meja. Sayangnya, kalimat berikutnya tidak melanjutkan penjelasan tentang kegunaan meja itu, tetapi justru lari ke gagasan lain, yakni jenis-jenis meja dan bahannya. Setelah kalimat berakhir, penulis baru kembali pada ide semula, yakni kegunaannya. Kesalahannya utama penulis dalam paragraf ini juga pada cara membangun kesatuan dan kepaduan paragraf.

Kesalahan lain dapat dilihat dari efektivitas bahasanya. Kalimat kedua paragraf itu diawali dengan frase “Ada banyak jenis-jenis meja”. Frase ini tidaklah efektif. Kata ada lebih tepat bila dipakai sebagai penentu jumlah yang tidak banyak, sedangkan kata banyak seharusnya tidak diikuti kata ulang (jenis-jenis) karena kata banyak telah bermakna jamak. Frase itu seharusnya diubah menjadi “Banyak jenis meja” atau “Ada aneka jenis meja”.

Selain yang telah dikemukakan itu, kalimat terakhir pada paragraf tersebut pun mengandung pernyataan yang kontradiktif. Partikel “pun hanya” mengisyaratkan makna keterbatasan sekaligus tertutup. Namun dalam konteks kalimat di atas, makna keterbatasan sekaligus tertutup itu justru disangkal sendiri oleh penulisnya dengan kata “seperti” yang mengisyaratkan makna keterbukaan. Gagasan mana yang akan disampaikan oleh penulisnya? “Kegunaan meja bermacam-macam, seperti untuk menulis, makan”, atau “Kegunaan meja hanya sebatas untuk menulis an makan”?


PENUTUP
Simpulan 
Dari beberapa karya ilmiah terdapat banyak kasus-kasus kesalahan dalam penulisannya. Seperti beberapa contoh paragraf yang sudah dibahas di atas. Kesalahan penulisan dapat berupa kesalahan etika penulisan ataupun kesalahan pembuatan paragraf. Kasus kesalahan tersebut dapat dijumpai pada semua kalangan. Oleh karena itu pembelajaran menulis paragraf lebih ditingkatkan lagi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan tersebut.
Saran
Dengan mengetahui hakikat paragraf, fungsi paragraf, ciri paragraf yang efektif, syarat paragraf, penyusunan paragraf dan paragraf sebagai sarana menuangkan gagasan, maka disarankan bagi para penulis untuk berupaya menulis dengan menuangkan gagasannya dalam bentuk paragraf sebaik mungkin, sehingga tulisan yang dibuatnya akan lebih mudah dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Darmadi Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi.
Nyoto, Harjono. 2011. Analisis Kesalahan-Kesalahan dalam Menulis Paragraf. e-journal Scholaria. Vol. 1. No. 2. Diakses tanggal 08 Maret 2017.
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.
Zaenal Arifin E. 1990. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa.

By: Ashif Ulin Nuha, Diah Kurniatun Ni’mah, Nur Alfi Lail

Belum ada Komentar untuk "Analisis Kesalahan dalam Menulis Paragraf"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel