KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL

Pendahuluan

Di zaman sekarang ini, kecerdasan emosional pada siswa sekolah dasr perlu dikembankan, hal ini dapat dilihat dari karakter siswa tersebut. karena sekarang ini sering dijumpai siswa yang cemerlang prestasi akademinya, tetapi tidak pandai mengatur emosinya, misalnya mudah marah, sombong, angkuh dan egois. Kurangnya pemahaman siswa terhadap kecerdasan emosional pada diri nya masing-masing. Hal ini membuat siswa tidak mampu mengendalikan emosionalnya dan menyesuaikan diri dan menyesuaikan dirinya dengan masalah yang dihadapinya. Siswa yang sulit mengelola emosinya dapat dipastikan tidak akan dapat menghargai perasaan orang lain dan berhubungan dengan orang lain. Dalam dunia pendidikan, peran seorang guru sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional secara optimal sehingga siswa akan cenderung mempunyai kecerdasan emosional yang positif.

Menurut Maksum “Mendidik seseorang untuk dapat menjadi pandai mungkin dapat dilakukan oleh siapa saja, namun mendidik seseorang untuk mempunyai kecerdasan emosional yang baik dengan cara mewujudkan situasi dalam pembelajaran yang menyenangkan tanpa ada perasaan tertekan dan tidak semua orang dapat melakukanya.” Kecerdasan emosional dapat dipengaruhi oleh lingkungan seseorang, dapat berubah-ubah setiap saat dan tidak menetap. Oleh karena itu peran ornag tua pada masa anak-anak dangat berpengaruh terhadap pembentukan kecerdaan emosional anak.

Dalam proses memenuhi kebutuhan hidupnya, siswa tidak lepas dari berhubungan sosial dengan orang lain. Hal ini terjadi karena siswa melakukan interaksi setiap hari degan individu baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam berinteraksi sosial siswa dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu yang pertama, siswa yang dapat berinteraksi dengan baik dan pandai bergaul, yang kedua siswa yang mengalami kesulitan bergaul dan tidak bisa berinteraksi dengan baik. Siswa yang baik dalam berinteraksi biasanya ia dapat mengatasi berbagai persoalan dalam pergaulan. Mereka tidak akan merasa kesulitan dalam menjalani hubungn dengan teman baru, berkomunikasi dengan orang lain, terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan dan dapat mengakhiri pembicaraan dengan orang lain tanpa menyakiti hati orang lain. Sebaliknya siswa yang tidak dapat berinteraksi dengan baik maka ia akan meraasa kesulitan berkombikasi, merasa takut berpendapat sehingga mereka lebih memilih diam dan menyendiri. Dengan keadaan yang demikian, akan timbul suatu permasalahan terutama masalah intraksi sosial, sehingga perlu penanganan yang cepat, sehingga kondisi tersebut tidak berlarut sampai mereka di jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka, penunjang dari kecerdasan emosional adalah kaitanya dengan interaksi sosial, karena kecerdasan emosional menjadikan sisea mampu merasakan, memahami dan menghargai orang lain. (Agustini et al., 2019).

Pembahasan

1. Pengertian Keceredasan Emosional

Pengertian kecerdasan emosional menurut Gardner, Salovey (Goleman, 2009) lebih memilih kecerdasan interpersonal dan intrapersonal untuk menjadikan sebagai dasar dalam menjelaskan kecerdasan emosional pada diri individu, Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengenali, mengelola, memotivasi emosi diri sendiri dan mengenali emosi orang lain serta kemampuan dalam membina hubungan kerjasama dengan orang lain. Menurut Cooper dan Sawaf, kecerdasan emosional adalah kemampuan sesorang untuk merasakan, memahami dan menerapkan  daya kepekaan emosi sebagai sumper energi, koleksi, informasi dan pengaruh yang berperi kemanusiaan. Kecerdasan emosional menuntut perasan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan orang lain dan menanggapinya dengan tepat.

Goleman mendefinisikan kecrdasan emosional adalah suatu kemapuan orang lain yang didalamnya terdiri dari berbagai kemampuan untuk bisa memotivasi diri sendiri, tak melebih-lebihkan kesedihan dan kesenangan, bertahan dalam frustasi, menjaga agar bebas dari stress, tak menghilangkan rasa bersimpati terhadap orang lain dan adanya prinsip berdoa dan berusaha. Berdasarkan  pnjelasan  tersebut  maka dapat  diambil  kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain/empati dan kemampuan untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain. (Murni, M. Asrori, 2015). Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Menurut Golemanfaktor yang mempengaruhi cerdasan emosional seseorang adalah:

a)  Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan tempat belajar pertama dalam mempelajari emosi. Orang tua merupakan objek yang akan diidentifikasi oleh anak waktu pertama kali. Kemudian akan di serap anak dan melekat pada jati dirinya yang akhirmya akan menjadi bagian kepribadian anak. Orangtua yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan mengerti perasaa anak dengan baik.

b)  lingkungan non keluarga

Lingkungan non keluarga yang dimaksud adalah lingkungan sekitar dan masyarakat. Masyarakat dan lingkungan pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan, seperti pelatihan asertivitas.

2.   Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis. Yang dimaksud hubungan sosial yakni dapat berupahubungan antara individu yang satu dengan individu lainya, antaara kelompok yang satu dengan yang lainya, ataupun kelompok dengan individu. Proses interaksi sosial menurut Herbert Blumer ialah ketika manusia bertinndak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu itu untuk manusia. Kemudian makna yang dimiliki itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesama. Dan selanjutnya adalah makna, makna tidak bersifat tetap tapi dapat diubah. Perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan oleh seseorang ketika menemukan sesuatu.

Interaksi sosial siswa sangat erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Karena kecerdasaan emosional membuat siswa mampu merasakan, memahami, menghargai orang lain dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi melakukan interaksi sosial. Hal tersebut didukung oleh pendapat Albin (1986: 97) bahwa: “emosi-emosi mempererat hubungan dengan orang lain dalam berbagai cara, melalui pembicaraan, melalui sentuhan, melalui pandangan mata, dan melalui emosi-emosi yang kita nyatakan”. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial adalah saktor yang dapat mendorong seseorang.individu untuk melakukan interaksi baik dengan  sesama individu atau kelompok, Menurut Ahmadi (2007;52) bahwa faktor yang mempengaruhi sesorang untuk melakukan interaksi sosial tediri dari empat macam yakni : imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati

3.   Kaitan kecerdasan emosional dan Interaksi Sosial

Kaitan kecerdasan emosional dengan interaksi sosial adalah kecerdasan emosional dengan interaksi sosial itu saling berhubungan. Hal ini diperkuat juga melalui pendapat Goleman (2007:113) mengatakan bahwa : “Semua emosi adalah sosial tidak bisa memisahkan penyebab emosi dan dunia interaksi sosial karena kitalah yang mendorong emosi kita”. Bentuk-bentuk keterkaitan kecerdasan emosi siswa dengan  interaksi  sosial  meliputi  aktifitas  siswa dalam  sehari-harinya di sekolah seperti yang dijelaskan oleh Mubayidh (2007:24) menjelaskan beberapa macam bentuk hubungan kecerdasan emosional dengan interaksi sosial meliputi. ”Mampu mendengarkan orang lain dengan baik, mengetahui waktu yang tepat kapan harus memperlihatkan perilaku memimpin dan kapan harus mengikuti arus, mampu memberikan pertanyaan yang sesuai, mampu tertawa dan memperlihatkan keriangan, mampu memecahkan masalah tertentu, mampu memulai memberikan salam dan penghormatan, mampu menahan beban dan mampu bertoleransi, mampu meringankan beban dan penderitaan orang lain, mampu bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif, mampu bekerja dalam kelompok atau team, mampu menganalisis diri dengan orang lain, mampu meyakinkan dan mempengaruhi orang lain, mampu mengajukan penawaran, mampu membaca sikap dan keadaan sosial”. (Murni, M. Asrori, 2015).

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu berinteraksi dengan baik di manapun ia berada, dengan kecerdasan emosional yang dimilikinya itu menjadikanya disenangi, dihargai dan disegani banyak orang, karena ia mampu menempatkan sesuatu pada porsinya. Dengan demikian penting sekali memberikan pengajaran kepada siswa sekolah khususnya sekolah dasar untuk membangkan kecerdasan emosionalnya kearah yang positif. Berbeda dengan sesorang yang memiliki kecerdasan emosional yang kurang baik. Maka ia akan merasa kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Seseorang tersebut akan merasa malu, rendah diri, dan lebih suka menyendiri. Sehingga ia akan malu dan tidak mau berpendapat. Dalam kasus ini haruslah segera ditangani dengan cepat, supaya kondisi tersebut dapat segera diatasi.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional mempunyai keterkaitan dengan interaksi sosial, karena setiap manusia tidak akan pernah lepas dan dipisahkan dengan interaksi sosial. Serta memiliki kecerdasan emosional yang tinggi juga akan mempengaruhi interaksi sosial sesorang. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik cenderung dapat mengatur emosi, mampu mampu memulai memberikan salam dan penghormatan, mampu menahan beban dan mampu bertoleransi, mampu meringankan beban dan penderitaan orang lain, mampu bersikap tegas dan keras tanpa memperlihatkan sikap marah dan negatif, mampu bekerja dalam kelompok atau team, mampu menganalisis diri dengan orang lain, mampu meyakinkan dan mempengaruhi orang lain, mampu mengajukan penawaran, mampu membaca sikap dan keadaan sosial dengan baik, sehingga ia akan di hargai dan disenangi oleh orang lain yang berinteraksi denganya. Sehingga penting untuk mengajarkan kecerdasan emosional pada anak, karena kecerdasan emosional yang baik akan berpengaruh dengan kehidupanya. Selain itu, orang tua yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih mudah memahami kondisi anaknya.

Referensi

Ahmadi, Abu. (2003). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Agustini, N. K., Sujana, I. W., & Adnyana Putra, I. K. (2019). Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dengan Interaksi Sosial Siswa Kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran2(1), 131. https://doi.org/10.23887/jp2.v2i1.17620

Murni, M. Asrori, I. A. (2015). KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII MTs NEGERI 2 PONTIANAK. 1–10.

Agustini, N. K., Sujana, I. W., & Adnyana Putra, I. K. (2019). Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dengan Interaksi Sosial Siswa Kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran2(1), 131. https://doi.org/10.23887/jp2.v2i1.17620

Goleman, D. (1996). Kecerdasaan Emosional, Mengapa EL Lebih Penting dari pada IQ. ( alih bahasa: T Hermaya). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Maksum, Khanif. 2013. Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Motivasi Dengan Tingkat Prestasi Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jajaran Bantul Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Vol.03.Nomor.01. di akses tanggal: 28 Desember 2017.

Umar, Elmia. 2014. Kecerdasan Emosional Pada Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Belajar Kooperatif di SD Laboratorium UNG. Vol.01. Nomor.02. di akses tanggal: 27 Desember 2017.

By: Laila Alfin Basyiroh

Belum ada Komentar untuk "KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel