IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SD/MI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SD/MI


Abstrak

Pembalajaran Bahasa Indonesia sangat penting di ajarkan sejak dini. Karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu suku bangsa. Maka dalam hal ini peran bahasa sangat di anggap penting untuk di ajarkan. Pembelajaran bahasa dapat membentuk karakter seseorang. Karena dengan belajar bahasa akan terbentuk jiwa yang sopan dan santun terhadap sesama maupun yang lebih tua. Pada penerapannya, materi pembelajaran Bahasa Indoesia telah di berikan sejak Taman Kanak-kanak hingga jenjang pendidikan lanjut. Dalam dunia pendidikan pembelajaran Bahasa Indonesia diberikan   dengan harapan siswa dapat memahami serta menggunakan Bahasa Indonesia dengan efektif serta efisien yang di aplikasikan dalam lisan dan tulisan. Selain itu banyak manfaat dari adanya pembelajara Bahasa Indoesia ini salah satunya, menanamkan rasa nasionalis terhadapt negaranya sendiri karena mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kata kunci : hakikat, nilai karakter

Pendahuluan

1Indonesia merupakan negara yang memiliki macam budaya serta bahasanya. Secara geografis wilayah Indonesia berbentuk kepulauan, maka dalam hal ini Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang terpencar di berbagai tempat. Hal ini memperngaruhi kebahasaan di Indonesia. Maka dari itu negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Dimana bahasa Indonesia sendiri dulunya terbentuk oleh sejarah panjang hingga akhirnya di sahkan menjadi bahasa nasional pada sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928. Pada butir ke 3 tonggak sejarah kebijakan kebahasaan di letakkan. 1Adapaun isi dari sumpah pemuda adalah :

  1. Kami putra dan   putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang   satu, tanah air Indonesia
  2. Kami putra dan  putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
  3. Kami putra dan putri Indonesia, men, bahasa Indonesia.

Indonesia sendiri memiliki tiga jenis bahasa yang di kelompokkan, diantaranya bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga bahasa ini seringkali di gunakan secara bergantiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti bahasa daerah yang di gunak an untuk berkomunikasi dengan tetangga sekitar, bahasa nasional yang di gunakan untuk berkomunikasi dengan yang berbeda suku dan bahasa asing digunakan dalam proses belajar.2Selain itu dalam berbahasa, adakalanya harus di lakukan dengan baik dan benar. Pada dasarnya bahasa yang baik dan benar ialah bahasa yang penggunaanya sesuai situasi serta kondisi. Pada daarnya bahasa yang baik berkenaan dengan kepantasan dalam menggunakan bahasa yang telah di sesuaikan dengan konteks berbahasa. Konteks tersebuh antara lain tempat, waktu, pelaku bahasa, serta tujuan.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan Sekolah Dasar bahwasanya bahasa memiliki peran yang sangat sentral dalam sebuah perkembangan intelekktual, sosial, serta emosional peserta didik serta berkontribusi untuk menunjang keberhasilan setiap materi pembelajaran yang di sampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui pembelajaran bahasa, diharapkan dapat membantu para peserta didik untuk lebih menganli dirinya, budayanya, serta budaya yang dimiliki oleh orang lain, menggemukkan gagasan dan juga perasaan, berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta dapat menggunakan dan menemukan kemampuan analitik dan imaginatif dalam bahasa tersebut. Pelajara bahasa Indonesia menjadi salah satu pembelajaran yang di ajarkan dalam dunia pendidikan. Sebab dengan bahasa Indonesia lah kita di satukan, maka setiap anak bangsa harus mahir menggunakan bahasa nasionalnya tanpa menghilangkan bahasa daerahnya.

Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sd/ Mi

Sedari kecil seorang anak telah di ajarkan untuk mengenal bahasa, entah bahasa Indonesia aupun bahasa yang ada di daerahnya. Pada hal ini pengertian dari belajar sendiri ialah aktivitas yang di lakukan manusia yang bertujuan untuk melakukan sebuah perubahan baik pada tingkah laku atau diri individu yang sedang belajar untuk mencapai berbagai kompetensi, keterampilan serta sikap.5 Belajar sendiri merupakan sebuah proses perubahan dimana hal ini akan merubah tingkah laku yang merupakan hasil dari interaksi yang di dapatkan dari lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan perubahan ini sangat nyata terjadi dalam aspek kehidupan. Slameto mendefinisikan belajar sebagai sebuah proses usaha yang dilakukan seseorang guna mendapatakan perubahan pada tingkah lakunya yang secara keseluruhan hal ini didapat darii pengalaman  yang  selama  ini  telah  di  lakukannya  di  sebuah  lingkungan  pembelajaran.

Sedangkan menurut Gredler belajar ialah proses seseorang mendapat berbagai kecakapan, keterampilan serta sikap. Maka dengan ini belajar menuntut adanya sebuah perubahan yang relatif permanen yang diperoleh dari pengetahuan atau perilaku seseorang yang diidapat dari pengalaman. Jadi dapat disimpulkan belajar merupakan seluruh kegiatan yang di lakukan seseorang sebagai proses atau usaha guna mendapatkan perubahan tingkal laku diantaranya dalam bentukpngetahuan, sikap atau sebuah keterampilan yang telah di dapat dari pengalama di lingkungan.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 menjelaskan bahwa pengertian pembelajaran ialah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar yang ada pada sebuah lingkungan belajar. 9 Pada hakikatnya pembelajaran ialah sebuah proses yang merupakan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan di sekitar peserta didik dan di harapkan dapat menumbuhkan serta mendorong peserta didik dalm kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran menurut Trianto, ialah segala aspek kegiatan yang sangat komplek serta tidak dapat di jelaskan secara penuh. Jika di sederhanakan pembelajaran di artikan sebagai sebuah produk  yang  memiliki  interaksi  berkelanjutan  antara  pengembangan  dengan  pengalaman hidupnya. Pada hakikatnya menurut Trianto pembelajaran merupakan usaha yang sadar yang di berikan oleh seorang pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan pembelajaran adalah interaksi yang di lakukan dari dua arah oleh pendidik dengan peserta didik yang didalamnya terjadi sebuah komunikasi yang terarah kepada target yang telah di tentukan.11  Dalam proses pembelajaran terjadi sebuah komunikasi dimana komunikasi ini terbentuk menggunakan bahasa. Menurut Lerner, bahasa adalah sistem komunikasi yang saling terintregasi dan di dalamnya mencakup bahasa ujaran, membaca erta menulis. 12 bahasa sendiri merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari suatu aturan, kaidah, serta pola tertentu yang di dalamnya ada beberapa bidang diantaranya tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata bentuk kalimat. Jika kaidah ini dilanggar maka akan sangat memepengaruhi jalannya sebuah komunikasi. Belajar bahasa Indonesia pokok dari sebuah proses pendidikan di sekolah. Belajar adalah alat utama guna mencapai tujuan pembelajaran yang membahas mengenai unsur proses pendidikan yang ada di sekolah. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, harus mengetahui tujuan sebelumnya yakni pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah di antaranya :

  1. Mampu berkomunikasi secara efektif serta efisien yang telah sesuai dengan etika yang ada baik secara lisan maupun dengan tulisan.
  2. Menanamkan rasa bangga saat menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia dan bangga.
  3. Memahami setiap kata dalam bahasa indonesia serta mampu menggunakannya secara kreatis sebagai tujuan tertentu.
  4. Bahasa Indonesia dapat di gunakan untuk meningkatkan kemampuan pada peserta didik yaitu intelektual, emosional, serta sosial.
  5. Menimati  dan   juga   memanfaatkan   sebuah   karya   sastra   yang   berguna   untuk memeperluas wawasan yang di punya, memperhalus budi pekerti, dan juga meningkatkan pengetahuan serta kemampuan berbahasanya.13  Sementara ruang lingkup pada bahasa Indonesia adalah komponen kemampuan berbahasaserta komponen bersastra yang didalmnya meliputi :

1.   Mendengarkan: Seperti halnya mendengarkan guru menjelaskan materi, guru akan memberikan pertanyaandan melihat bagaiamana respon yang tepat untuk mengapresiasi dan mengekspresikan sastra dengan kegiatan mendengarkan cerita seperti dongen atau puisi dan lain sebagainya.

2.   Berbicara: Dalam hal ini adalah bagiaman cara peserta didik mengungkapkan sebuah perasaan emlalui suara dengan cara berkomunikasi dengan beberapa orang

3.   Membaca: Membaca ini adalah seperti membaca huruf, suku kata, sebuah kalimat, paragraf dan berbagai hal lainnya.

4.   Menulis: Meulis melatih siswa untuk mengeluarkan perasaan yang di alaminya entah senang atau sedih, ini juga bentuk dari sebuah komunikasi melalui kata.

Nilai Karakter Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI

Upaya yang di lakukan dalam menanamkan nilai karakter kepada seorang anak didik dapat di lakukan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Sasaran intregasi yang akan di capai dalam pembelajaran ini ialah materi pelajaran, prosedur penyampaian dan yang paling penting adalah pemaknaan pengalaman belajar oleh peserta didik. Cerminan dalam menilai karakter pembelajaran Bahasa Indonesia mampu di wujudkan jika dalam hal ini guru mampu memahami bahwasanya pembelajaran bahasa diberikan guna melatih keterampilan berbahasa oleh peserta didik baik di lakukan secara lisan maupun dengan tulisan. Namun seringkali guru terjebak pada dalam pembelajaran bahasa yang seringkali menekankan pada teori kebahasaan.

Sebagai seuah lambang kebanggan terhadap negara tercinta, bahasa Indonesia sangat memancarkan nilai-nilai sosial budaya serta budi luhur bangsa. Dengan memiliki sebuah keluhuran yang  bernilai ini mencerminkan bahwasanya kita bangga dengan bahasa yang dimiliki, sangat menjunjung tinggi nilai kebahasaan dan harus terus mempertahankannya. Maka sebagai realisasi kebanggan ini untuk bahasa Indonesia kita harus memakainya tanpa merasa malu atau rendah diri dan tetap sopan serta santun saat mengucapkan tiap kalimatnya.

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwasanya penanaman sebuah nilai karakter pada peserta didik yang pertama adalah memberikan pemahaman kepada setiap para peserta didik dimana Bahasa Indonesia merupakan jari diri yang dimiliki bangsa dan harus di pertahankan sampai kapanpun. Adapun beberapa nilai karakter yang di tanamkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah : religius, jujur, toleransi, tanggung  jawab, disiplin, kerja keras, mandiri, kreatif, semangat kebangsaan, demokratis, rasa ingin tau, cinta tanah air, menghargai prestasi, terbuak.

Upaya guna menyampaikan pendidikan karakter dapat di berikan melalui bahan ajar, model pembelajaran, serta penilaian otentik. Selain itu dalam proses pembelajaran bahsa, khususnya pada kelas rendah dapat di sampaikan dan di mulai dari keluarga terutama ibu supaya lebih mudah untuk menyampaikan pesan kepada anaknya. Dalam hal ini bahasa yang dimiliki adalah penunjang sebuah keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran yang ada, membantu peserta didik untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya serta budaya orang lain. Maka seiring berjalnnya waktu seorang guru secara perlahan dapat menyampikan pembelajaran serta membiasakan siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam mengaspirasikan pendapat atau pesan guna berpartisipasi dalam masyarakat yang diberikan secara lisan maupun tulisan.15  Maka dengan demikian siswa akan tumbuh dengan memiliki karakter yang lemah lembut, ramah tamah, sopan santun dan percaya diri serta hal baik lainnya.

Kesimpulan

Pendidakan bahasa sangat penting di berikan kepada anak sejak mulai dini. Pendidika bahasa pertama yang di dapatkan anak adalah dari keluarganya. Pendidikan yang utama harus di berikan kepada anak adalah bahas Indonesia yang merupakan bahasa nasional. Dalam hal ini bahas Indonesia dalah bahasa pertsatuan. Bahasa Indionesia sendiri di ajarkan dalam proses kegiatan belajar  mengajar di sekolah. Hal ini di lakukan guna memperkuat  pengetahuan kebahasaan peserta didik. Pembelajaran bahasa juga dapat membentuk karakteristi peserta didik. Hal ini sangat  diperlukan guna membentuk individu  menjadi jiwa nasionalis yang mencintai negara dan bangsanya.

Daftar pustaka

Bambang, Chelsea, ”Kebijakan Bahasa: Kembali ke Semangat Sumpah Pemuda 1928”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan eni,https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba

Aprida,Muhammad Darwis, “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”, Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 03 No. 2, 2017

Badan Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. (Jakarta: Depdiknas, 2006), 119.

Meity, H, Indris, Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2014), 3.

Indah Komsyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Teras, 2012), 2

Departemen Agama RI. Undang-undang Dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. (Jakarta: Depag RI, 2006), 7

Desmita. Psikologi Perkembanagan Peserta Didik. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 57. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif (Jakarta: Kencana, 2009)

Mulyono Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 183.

Nurul Hidayah, “PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Volume 2 Nomor 2,2015

Harlina, Ratu Wardita, ”PERAN PEMBELAJARAN BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR” Jurnal Bindo Sastra 4 (1) (2020): 63-68

By: Riris Eka Nurmasari

Belum ada Komentar untuk "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SD/MI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel