Konsep Dasar Pertumbuhan Anak dan Perkembangan Anak dalam Islam
Konsep Dasar Pertumbuhan Anak dan Perkembangan Anak dalam Islam
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ, maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (centi meter, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau kapabilitas (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ, mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain.
Selain itu, perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh manusia, individu, atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang berlangsung atau terjadi secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan atau kontinuitas. Sistematis dalam hal ini memiliki pengertian bahwa setiap atau semua perubahan dan perkembangan itu bersifat saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain, baik itu fisik maupun psikis. Progresif dalam hal ini adalah bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas). Berkesinambungan atau kontinuitas memiliki arti bahwa pada suatu bagian atau fungsi organisme yang berlangsung secara tertib, beraturan, dan berurutan, atau dengan kata lain perkembangan yang terjadi itu tidak terjadi secara kebetulan dan meloncat-loncat.
Periodisasi perkembangan manusia memiliki tujuan untuk mengelompokkan, mendorong, dan memudahkan dalam memahami tentang hakikat perkembangan itu sendiri. Maksud dari periodisasi ini untuk mengelompokkan, mendorong, dan memudahkan bagaimana perkembangan kehidupan manusia, individu, atau organisme dari waktu ke waktu. Jadi, periodisasi ini semacam serialisasi rangkaian menurut urutan zaman. Perkembangan manusia secara umum digambarkan dalam periode atau tahapan- tahapan, dimana periode atau tahapan yang dimaksud sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Adapun periode atau tahapan tersebut di antaranya, yaitu:
1. Pra kelahiran (prenatal periode)
Periode ini terjadi sejak dimulainya pembuahan sperma terhadap sel telur sampai kelahiran, biasanya normalnya periode ini berlangsung sesuai dengan rata- rata usia kehamilan pada umumnya yakni sekitar 9 bulan. Waktu yang 9 bulan dikenal sebagai waktu yang sangat menakjubkan. Hal ini dikarenakan sebuah sel yang dikenal dengan sperma kemudian tumbuh menjadi sebuah organisme yang sangat lengkap dan sempurna di mana dalam tahap perkembangannya kemudian dilengkapi dengan otak serta kemampuan berperilaku.
2. Masa bayi (infacy)
Periode perkembangan yang berlangsung terus-menerus sejak lahir sampai seseorang berusia sekitar 18-24 bulan. Periode ini merupakan periode ekstrem yang dialami oleh bayi itu sendiri, dikarenakan pada periode ini ketergantungan bayi terhadap orang dewasa sangat besar. Selain itu, pada periode ini muncul aktifitas psikologis baru bermunculan yang dimulai dengan kemampuan dalam berbicara, mengatur indra dan tindakan fisik lainnya, mulai berpikir dengan simbol, hingga mencoba meniru gaya belajar, perilaku, dan aktifitas yang luar biasa dari orang lain.
3. Masa kanak-kanak awal (early)
Periode ini terjadi atau berlangsung sejak masa akhir bayi sampai usia sekitar 5-6 tahun. Selain itu pada periode ini disebut sebagai masa-masa sekolah, karena biasanya pada usia ini anak sudah masuk ke sekolah untuk belajar secara formal. Di sinilah anak mulai belajar mandiri dan merawat atau mengurus diri sendiri. Selain belajar mandiri, di sini anak juga sudah mulai melakukan pengembangan keterampilan dengan mengikuti perintah atau instruksi yang terdapat dalam lingkungan sekolah, belajar mengenal huruf dan angka, serta menghabiskan sebagian waktunya untuk bermain dengan teman sebayanya. Banyak yang mengatakan bahwa akhir dari periode ini terjadi saat/ketika anak sudah memasuki kelas satu sekolah dasar.
4. Masa kanak-kanak tengah dan akhir (midle and late childhood)
Periode ini dimulai sejak/pada berakhirnya masa kanak-kanak awal atau sekitar usia 6-11 tahun. Beberapa menyebutnya sebagai periode sekolah dasar. Dalam periode ini, secara umum anak telah menguasai keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, aritmatik, dan secara formalitas. Mereka telah dihadapkan pada dunia, wawasan, lingkungan, dan budaya yang lebih besar yang ada di sekitar mereka. Karakteristik yang muncul pada periode ini adalah meningkatnya kontrol atau pengendalian diri, dan prestasi akademik yang menjadi tema sentral di dalamnya.
5. Masa remaja (adolescence)
Periode ini merupakan periode peralihan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa awal. Periode ini dimulai sejak anak sudah memasuki usia sekitar 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Masa remaja ditandai dengan perubahan fisik yang cepat, bertambahnya tinggi dan berat badan yang cukup signifikan, perubahan postur tubuh, karakter seksual sudah mulai muncul seiring dengan pertumbuhan payudara yang semakin besar pada perempuan, dan pembesaran suara pada anak laki-laki, serta mulai tumbuhnya rambut pada beberapa area baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Ciri utama periode ini ialah dimulainya pencarian identitas dan keinginan untuk bebas, waktu yang dihabiskan di luar semakin banyak, cara berfikir yang sudah mulai abstrak, idealis, dan logis. Sementara itu, periodisasi perkembangan manusia dalam Al-Qur’an meliputi beberapa tahapan, di antaranya:
1. Periode sejak dimulainya pembuahan ovum oleh sperma. Terdapat beberapa fase dalam periode ini, yaitu :
- Fase nuthfah (zigot) yang dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam kandungan.
- Fase alaqah (embrio) yang terjadi pada usia 40 hari kehamilan
- Fase mughah (janin) terjadi pada usia kehamilan 40 hari berikutnya.
- Fase peniupan ruh yang terjadi ketika janin berusia genap empat bulan.
Adapun tugas perkembangannya ialah terletak pada peran orang tua dalam memelihara perkembangan janin agar dapat berkembang dengan normal dengan memelihara suasana psikologis dengan baik, meningkatkan ibadah, dan berdo’a kepada Allah SWT. sebelum janin berusia 4 bulan.
2. Periode kelahiran sampai kematian. Terdapat beberapa fase dalam periode ini, yaitu :
a) Fase kanak-kanak (thifl)
Fase dimana kondisi mereka masih lemah yang disebabkan karena mereka masih bayi dan sangat bergantung kepada orang dewasa.
b) Fase baligh
Dimana pada fase ini seseorang sudah menjadi kuat dan memasuki usia dewasa. Pada fase ini, setiap manusia, individu, atau organisme telah memiliki kemampuan untuk bertanggungjawab, sehingga telah diberlakukan hukum (taklif) terhadapnya.
c) Fase usia lanjut
Secara psikologis ditandai dengan mulai tidak berfungsinya elemen psikis seseorang, seperti mulai pikun. Sedangkan secara biologis ditandai dengan semakin lemahnya kondisi tubuh. Fase ini seseorang memiliki beberapa kekurangan dan kelemahan dalam kondisi fisk, serta usianya yang sudah tua atau lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Imam. “Perkembangan Manusia Dalam Tinjauan Psikologi dan Al-Qur’an.” IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 01 (1970): 84–99.
Herawati, Muthmainnah. “Karakteristik belajar anak usia dini dalam perspektif islam.” Jurnal Pendidikan Anak Bunayya (2019): 1–23.
Ismail, H.M. Arlan. “Periodisasi Sejarah Sriwijaya” (2002): 44–53.
Wulandari, Komang Tatis Yunny. “Pengaruh Terapi Bercerita terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Widya Kumara Sari Denpasar Tahun 2015.” Pengaruh Terapi Bercerita terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Widya Kumara Sari Denpasar Tahun 2015 (2016): 11–49. http://erepo.unud.ac.id/17391/.
Belum ada Komentar untuk "Konsep Dasar Pertumbuhan Anak dan Perkembangan Anak dalam Islam"
Posting Komentar