Bagaimana Menyiapkan Mahasiwa Berkualitas dari Awal Masuk Kampus?

Bagaimana Menjadi Mahasiwa Yang Berkualitas

Bagaimana Menyiapkan Mahasiwa Berkualitas


Abstract : Referring to PP No. 30 of 1990 concerning Higher Education as an elaboration of Law no. 2 of 1989 concerning the National Education System which states that the goal of national education is to form a complete human being. However, in its implementation the implementation of higher education places too much emphasis on cognitive aspects or academic aspects of higher education institutions so that students only have the ability to hard skills and not soft skills. This situation makes university graduates into quality bras. Procurement of intensive training for student skills can make university graduates or who are commonly known as students become qualified.

Keywords : Student, Quality

PENDAHULUAN

Mencermati perkembangan perguruan tinggi melalui Tridharmanya, maka dalam menghadapi globalisasi, sudah saatnya kita memikirkan kembali fungsi perguruan tinggi. Memang fungsi perguruan tinggi dengan Tridharma telah dijalankan selama hampir 40 tahun dan dapat dikatakan hasil yang dicapai cukup memuaskan. Namun, orang yang kita inginkan sebagai pintu keluar dari sistem pendidikan tinggi nasional sedang menghadapi era globalisasi atau tantangan baru. Itu setidaknya dinodai oleh kilau dan kecemerlangan dunia modern. Tempat yang menjanjikan kesenangan, nilai tambah, ilmu pengetahuan dan teknologi yang wajar dalam kehidupan modern yang terbuka dan mengglobal.

Menjadi Suatu keharusan bagi Perguruan Tinggi agar mampu berperan sebagai sarana bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, perguruan tinggi berperan sentral dalam peningkatan daya daya saing bangsa. Lebih lanjut dalam pernyataan beliau menghimbau agar proses pembelajaran dikampus dapat menjadi wahana untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam menuju terwujudnya masyarakat sipil yang demokratis. Perguruan tinggi harus mengambil peran sebagai kekuatan moral yang mampu berfungsi sebagai penggerak dalam rangka mencapai tujuan diatas.

Mengacu kepada PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi sebagai penjabaran dari UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia seutuhnya. Namun dalam implementasinya penyelenggaraan perguruan tinggi terlalu menekankan kepada aspek kognitif atau aspek akademik dari lembaga pendidikan tinggi. Dengan sendirinya aspek-aspek emosi, tanggung jawab sosial, aspek moral dan religi dari seorang pribadi kurang mendapat penekanan.

Kurikulum pendidikan tinggi kita sangat menekankan kepada pengembangan otak kanan dan kurang memberikan pengembangan kepada fungsi otak kiri yang berfungsi untuk inisiatif, apresiasi seni dan kemampuankemampuan normatif Pendidikan tinggi perlu melakukan investasi dalam modal moral untuk mengukuhkan kredibilitas akademik dan integritas moralnya dengan cara berusaha menegakkan dan menjaga nilai-nilai kebebasan secara konsisten. Bisa disimpulkan gagasan soft skills yang harus dikembangkan dan yang kurang mendapat porsi dalam pengelolaan perguruan tinggi selama ini.

Peraturan Pemerintah di atas diperkuat lagi dengan keberadaan UU Pendidikan Nasional yang baru, yaitu UU RI No. 20 Th 2003, Yang mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Rumusan ini diperkuat lagi dengan prospek kedepandari system pendidikan kita yang 1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; 2) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; 4) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; 5) memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip ekonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Menyimak visi dan misi di atas, jelas bahwa pendidikan nasional mempunyai tujuan akhir terbentuknya keseimbangan otak kiri dan otak kanan. Dan bahwa keberhasilan pendidikan nasional tidak hanya terukur dengan transfer of knowledge saja, tetapi yang harus ditunjang dengan transfer of behavioral dan psikomotorik. Pendidikan nasional tersebut, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang berrnartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Konsekuensi dari keinginan dan harapan pendidikan nasional yang tertuang dalam visi dan misi tersebut, Perguruan tinggi harus membenahi diri dan berpacu merealisasi aspirasi tersebut melalui visi dan misi Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Dengan demikian Perguruan Tinggi harus menjabarkan dan mengimplementasikannya melalaui kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Berdasarkan pendahuluan diatas, seluruh perguruan tinggi di Indonesia  pasti memiliki tujuan yang sama karena sudah diatur dalam berbagai undang-undang yakni menciptakan mahasiswa dengan lulusan yang berkualitas. Maka dari itu, Penulis mengangkat judul “Bagimana Menjadi Mahasiswa Yang Berkualitas” agar cita-cita bangsa bisa segera tercapai di masa yang akan datAng.

Isi

Mahasiswa terdiri dari 2 kata yaitu “maha” yang berarti besar, tidak terbatas dan tidak pernah berhenti sedangkan “siswa” berarti orang yang menuntut ilmu. Pada dasarnya, seorang mahasiswa adalah seseorang yang tidak pernah berhenti belajar dan memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sementara kualitas adalah kualitas yang baik, esensi dari siswa yang berkualitas adalah orang yang belajar dengan kualitas yang baik.

Mahasiswa yang memenuhi syarat harus dapat memperoleh nilai bagus dan indeks kinerja. Prestasi akademik yang unggul merupakan salah satu faktor dan tugas penting bagi setiap mahasiswa yang masih mencari ilmu. Dengan performance kita dapat menunjukkan bahwa kita serius dalam belajar dengan cara : aktif dalam perkuliahan menjadi sangat ingin tahu sering berdebat dengan teman dan bertanya kepada pembicara jika ada yang kurang dipahami.

Mahasiswa yang berkualitas tidak hanya dipandu oleh nilai akademis dan indikator kinerja, tetapi juga membutuhkan soft skill dan keinginan untuk menangani secara lebih komprehensif berbagai bidang kehidupan. Mahasiswa yang berkualitas harus memiliki soft skill yang melengkapi prestasinya, mengapa? Karena soft skill merupakan kemampuan yang dimiliki setiap siswa yang perlu dikenali dan dikembangkan agar dapat menciptakan sifat dan keunikannya sendiri yang tidak dimiliki orang lain, seperti: Berpartisipasi aktif dalam   Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)   di kampus, organisasi kampus, bergabung dengan komunitas penggemar di kampus dan di luar kampus,  dan lain-lain.

Selain itu mahasiswa berkualitas juga memerlukan yang namanya akhlak. Secara terminologi, akhlak atau dalam isitilah lain disebut moralitas adalah perilaku seseorang yang didorong oleh  keinginan  sadar untuk melakukan perbuatan baik. Siswa yang baik dapat dimaknai sebagai memiliki karakter jika otomatis, didorong oleh motivasi diri, dan dilakukan tanpa banyak berpikir. dan berpikir, belum lagi penalaran yang sering diulang- ulang untuk tampil sebagai paksaan untuk bertindak ketika tindakan itu dilakukan secara kompulsif, bukanlah cerminan moralitas.

Tidak hanya itu, berkualitas juga berarti “berguna” untuk lingkungan masyarakat dan membawa perubahan yang lebih baik atau yang dikenal dengan nama Agent of Change. Hal ini kita mulai dengan cara mengembangkan perguruan tinggi dimana kita kuliah, di tengah persaingan perguruan tinggi ternama lainnya. Contohnya, aktif mengikuti kegiatan yang ada di kampus, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa (Hima), Maupun organisasi di luar kampus. Dengan ini dapat membuat kita sebagai satu bagian penting di tengah masyarakat.

Untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas seperti yang kita harapkan, rahasianya ialah dengan membuat diri kita jatuh cinta pada kehidupan sebagai mahasiswa di kampus maupun di luar kampus. Cintai kampusnya, cintai dosennya, cintai tugas dosennya, cintai mata kuliahnya, cintai ilmu dosennya, cintai satpamnya, cintai pembersih kampusnya, cintai organisasi di kampus maupun di luar kampus, dan cintai kawan-kawan kita Dengan mencintai segala yang ada pada kehidupan mahasiswa di kampus maupun di luar kampus, Kita rela mengorbankan waktu kita demi menjadi mahasiswa yang berkualitas. Cintai segala kekurangan dan kelebihan yang ada di kampus maupun di luar kampus. Jangan hanya mencintai kebaikannya dan kelebihannya saja tetapi cintai juga keburukannya, kekurangannya dan kelemahannya, lalu kita bersama-sama untuk memperbaiki semua yang kita miliki. Mencintai kekurangan ialah mengambil keburukan itu lalu memperbaikinya bersama-sama. Selain hal yang sudah dideskripsikan diatas, untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas  penulis akan memberikan beberapa karakteristik menjadi mahasiswa yang berkualitas diantaranya adalah sebagai berikut.

1.   Mahasiswa Berkualitas Memiliki Growth Mindset

Pola pikir berkembang (Growth Mindset) adalah keyakinan yang dipegang teguh bahwa seseorang dapat belajar apa saja dengan waktu dan usaha yang cukup. Carol Dweck adalah Profesor Psikologi di Universitas Stanford. Dia adalah siswa yang paling dikenal di dunia dari sifat pola pikir. Dalam ceramahnya di Youtube Ted 2014, Dweck berbicara tentang mindset berkembang dalam hal, The power of yet.2  Ketika mahasiswa berkata, “Saya tidak bisa melakukan ini”, Anda perlu menambahkan,  “Belum.  Saya belum  bisa  melakukan  ini”.  Penelitian Dweck menunjukkan bahwa bahkan menjelaskan konsep ini kepada seorang anak akan mempengaruhi cara mereka memandang pembelajaran mereka. Dia menunjukkan bukti yang mengatakan, pemahaman tentang mindset berkembang mengubah jalur saraf yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih besar dalam pembelajaran.

2.   Mahasiswa Yang Baik Adalah Konsisten dan Persisten

Belajar terjadi secara perlahan dan konsisten. Ambil contoh proses yang kita lalui ketika kita belajar Kalkulus. Ada langkah-langkah, dari mengerjakan soal dengan benar, mengenali huruf, simbal hingga fonetik, berbulan-bulan berlatih, dan akhirnya fasih. Sebenarnya tidak sulit untuk belajar kalkulus untuk mahasiswa neurotipikal, tetapi Anda harus mengembangkan blok pembangunan pemikiran dan berkomitmen untuk latihan teratur. Persisten adalah kemauan untuk berlatih yang memberikan kontribusi untuk sukses sebagai mahasiswa. Konsistensi menjadi kurang umum padamahasiswa belakangan ini. Beberapa bidang yang paling terpengaruh oleh kurangnya konsistensi remaja adalah matematika, musik, dan bahasa. Di masing-masing bidang ini, perlu ada penguasaan beberapa keterampilan dasar yang hanya disertai dengan latihan. Dengan memahami materi secara konsisten dan persisten mahasiswa dapat menguasai materi yang dipelajari sesuai dengan tujuan mahasiswa masuk ke program studi di perguruan tingginya.

Penutup

Mahasiswa merupakan seseorang yang tidak pernah berhenti belajar dan memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Pmerintah juga mengatur dalam berbagai undang-undnag tentang pendidikan untuk menjadikan lulusan suatu instansi menjadi berkualitas. Dalam menjadi mahasiswa yang berkualitas perlu diperhatikan beberapa aspek diantaranya seperti aktid dalam kelas, aktif dalam berorganisasi, selalu belajar hal baru yang berguna, mencintai kampus dan lingkungannya. Selain itu untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas kita juga harus memiliki dua karakteristik yaitu memiliki pemikirna yang bertumbuh (Growth Mindset) dan memiliki sifat konsisten serta persisten. Dengan menerapkan hal yang dituliskan penulis, mahasiswa akan mampu menuju mahasiswa yang berkualitas di masa mendatang.


Daftar Pustaka

Carol Dweck. 2014. The power of believing that you can improve diakses tanggal 22 Maret, 2022 https:/ /www.ted.com/ talks/carol_dwe ck_the_powe r_of_beli eving_t hat_you _can _im prove

PP No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi sebagai penjabaran dari UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Diakses tanggal 19 Maret 2022

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP30 -1990 PendidikanTinggi.pdf  

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN    NASIONAL    Diakses    tanggal    19    Maret    2022 https://j dihn.go.i d/files/4/2003uu020.pdf 

Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Linda State. 2019. 10 CHARACTERISTICS OF A GOOD STUDENT Diakses tanggal 21 Maret 2022  htt ps:/ /l indastade.com/ 10 -ch ara cte risti cs -of- a-good-student/ 

By: Ita Talia


Belum ada Komentar untuk "Bagaimana Menyiapkan Mahasiwa Berkualitas dari Awal Masuk Kampus?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel