Pentingnya Pendidikan Sejarah di Indonesia Pada Usia Dasar

Pentingnya Pendidikan Sejarah di Indonesia Pada Usia Dasar

Pendidikan Sejarah


A. PENTINGNYA PENDIDIKAN SEJARAH DI USIA DASAR

Sejarah adalah subjek yang sangat penting, karena mengajarkan kita tentang dunia, negara, kota, dan komunitas kita serta bagaimana semuanya bisa menjadi seperti sekarang. Sejarah tidak hanya relevan bagi mereka yang ingin belajar atau bekerja di lingkungan yang membutuhkan pengetahuan sejarah, tetapi juga sangat penting bagi semua orang agar bisa memahami apa yang telah dilalui nenek moyang kita untuk menciptakan kehidupan yang kita jalani sekarang. Itulah mengapa sangat penting bagi anak-anak untuk mengetahui apa yang terjadi di lalu sedini mungkin, sehingga mereka bisa tumbuh dalam rasa ingin tahu dan dengan minat untuk menjadi salah satu dari tokoh-tokoh atau menjadi bagian dari salah satu gerakan yang bisa mengubah sejarah keturunan mereka! Semua anak adalah sejarawan pemula, mereka hanya membutuhkan orang tua atau pendidik untuk mendorong mereka dalam eksplorasi dan penemuan sejarah mereka mulai dari dunia kuno ke dunia modern. Meskipun kurikulum pembelajaran di lembaga pendidikan mungkin merupakan metode pembelajaran yang paling informatif tentang sejarah kronologis dunia, anak-anak yang lebih kecil mungkin membutuhkan pendekatan dan narasi yang berbeda. Selain itu, adalah cara yang lebih baik untuk mengajarkan anak-anak dari segala usia tentang bagaimana cara kerja suatu sistem, seperti perbudakan, kepresidenan, demokrasi, peninggalan, daripada mengesampingkan buku teks sejarah dan rencana pembelajaran untuk sejenak dan memberi tahu mereka sejarah internasional dan nasional secara singkat dan terorganisir? Anda mungkin akan melewatkan beberapa fakta utama yang tidak akan dilupakan oleh guru sejarah, tetapi setidaknya Anda menawarkan kesempatan kepada buah hati Anda untuk mendapatkan perspektif tentang sejumlah peristiwa sejarah sebelum mereka memulai pembelajaran Sejarah mereka di sekolah.  Anda mungkin melihat bahwa kegiatan belajar seperti permainan edukatif pada mata pelajaran Sejarah tertentu bisa membantu mereka untuk lebih memahami fakta-fakta menyenangkan tentang peradaban, serta memahami elemen-elemen yang tidak begitu menarik dari era yang dibahas. Buku bergambar mungkin juga bisa menjadi sarana yang baik untuk mengajari mereka aspek-aspek sejarah yang penting dengan cara yang menyenangkan. Bahkan hal-hal yang terjadi di era Yunani Kuno atau Abad Pertengahan juga memiliki dampak pada masyarakat saat ini. Oleh karena itu, meskipun hanya sedikit, belajar tentang masa-masa tersebut sangat penting untuk memahami tahapan Sejarah selanjutnya yang menuntun kita ke zaman modern. Tentu saja, ketika mengajarkan Sejarah kepada anak-anak, seorang guru tidak akan menawarkan kepada mereka pembelajaran yang intens dari satu periode sejarah ke periode sejarah lain sepanjang masa, tetapi mereka akan mencoba untuk membuat pembelajaran Sejarah menjadi lebih menyenangkan dengan memadukan unsur-unsur peristiwa kehidupan nyata dengan gagasan bahwa kita semua juga memiliki sejarah kita sendiri. Terlepas dari minat masing-masing individu, cara ini bisa membuat Sejarah lebih menarik bagi mereka, dan bisa memperkuat fakta bahwa Sejarah ada di sekitar kita! Terlebih lagi, pengajaran Sejarah membuat pelajar muda menyadari sejak usia dini bahwa mereka, sebagai individu, memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan di dunia, tidak hanya dengan menjadi perdana menteri atau presiden! Misalnya, mengetahui kisah dari tokoh-tokoh berpengaruh bisa benar-benar menginspirasi pikiran muda untuk menemukan tujuan dan tempat mereka sendiri dalam Sejarah. Baik milik mereka dan masa depan mereka.

B. KARAKTERISTIK DAN TUJUAN PENTINGNYA PENDIDIKAN SEJARAH DI USIA DASAR

Pendidikan Sejarah merupakan media pendidikan yang paling ampuh untuk memperkenalkan kepada peserta didik tentang bangsanya di masa lampau. Melalui pelajaran sejarah peserta didik dapat melakukan kajian mengenai apa dan bila, mengapa, bagaimana, serta akibat apa yang timbul dari jawaban masyarakat bangsa di masa lampau tersebut terhadap tantangan yang mereka hadapi serta dampaknya bagi kehidupan pada masa sesudah peristiwa itu dan masa kini. Tindakan apa yang dilakukan para pelaku sejarah yang tidak mampu mencapai tujuan sehingga dapat dianggap sebagai suatu kesalahan atau bahkan kegagalan, perbuatan apa yang mereka lakukan yang mampu mencapai tujuan  sehingga dianggap sebagai suatu keberhasilan dan memberikan dampak positif bagi kehidupan kebangsaan sesudahnya maupun masa kini. Pendidikan sejarah mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk mengenal nilai-nilai bangsa yang terus bertahan, berubah, dan menjadi milik bangsa masa kini. Oleh karena itu melalui pendidikan sejarah peserta didik belajar mengenal bangsanya dan dirinya. Prinsip bahwa apa yang dipelajari peserta didik dari mata pelajaran sejarah sangat penting. Prinsip ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari peristiwa sejarah dan dapat menggunakan yang dipelajari dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sekarang. Dengan menerapkan prinsip ini mata pelajaran sejarah dapat menangkal pendapat bahwa pelajaran sejarah tidak terkait dengan kehidupan dan juga menerapkan tiga dimensi waktu dalam sejarah: masa lalu berkelanjutan ke masa kini dan masa mendatang.

Selain untuk mengembangkan karakter banga, pendidikan sejarah adalah wahana pendidikan untuk mengembangkan disiplin ilmu sejarah. Dalam upaya ini maka peserta didik diajak untuk berpikir dalam tatanan berpikir historis dan kemampuan kesejarahan dalam mengumpulkan data, melakukan seleksi untuk menemukan fakta sejarah, merekonstruksi fakta yang ditemukan menjadi suatu  peristiwa sejarah.  Dalam upaya ini  pendidikan sejarah diposisikan sebagai pendidikan keilmuan dan pengembangan kemampuan intelektual menjadi tujuan yang utama dibandingkan dengan upaya pertema yang dikemukakan di atas di mana tujuan pengembangan ranah afektif lebih utama.  Oleh karena itu pemahaman berbagai peristiwa sejarah menurut kaedah ilmu sejarah adalah penting.

Tujuan pendidikan sejarah yang pertama sangat diperlukan bagi seluruh warganegara. Pendidikan dalam program pada usia dasar adalah pendidikan untuk seluruh anak bangsa dan oleh karena itu pengembangan nilai-nilai yang menopang karakter bangsa  bersamaan dengan kemampuan berpikir kritis-analitis, kebiasaan membaca dan kemampuan belajar (learning skills) menjadi tujuan utama pendidikan sejarah. Pengenalan dan pemahaman sejarah masyarakat sekitarnya beserta tokoh sejarah daerah  dilanjutkan dengan sejarah nasional, penghargaan terhadap jasa pahlawan, keinginan untuk mencontoh tindakan kepahlawanan adalah penting untuk membangun memory kolektif sebagai bangsa pada diri peserta didik.

C. MENUMBUHKAN KESADARAN PENDIDIKAN SEJARAH PADA USIA DASAR

Sejarah tidak cukup dihafalkan dan dimengerti secara tekstual, namun perlu dihayati, maknanya sehingga dapat mempengaruhi dan membentuk sikap dan perilaku. Dengan demikian pelajaran sejarah tidak cukup hanya memberikan unsur-unsur kronikel sejarah seperti apa, siapa, kapan, di mana tentang suatu peristiwa, melainkan juga harus memasukkan unsur-unsur diakronik yang menggambarkan proses jalannya peristiwa (bagaimana sesuatu terjadi) dan hubungan sebab akibat dari berbagai factor yang mempengaruhi peristiwa itu (mengapa peristiwa ini terjadi). 

Menumbuhkan kesadaran sejarah kepada generasi milenial harus dilakukan dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif agar mudah diterima. Sebelum mempersoalkan cara dan strategi pembelajarannya, sesungguhnya ada persoalan lain yang harus menjadi perhatian bersama yaitu bahan ajar dan sumber referensi yang dijadikan rujukan. Kita sering dihadapkan pada persoalan sejarah controversial terutama sejarah kontemporer yang berbeda dengan buku ajar di sekolah. Antara sejarah yang diingat, sejarah yang dibuat, dan sejarah yang ditemukan seringkali tumpang tindih dan muncul ke permukaan secara bersamaan. Sejarah manakah yang mesti djadikan rujukan untuk diajarkan? Bukankah masing-masing corak sejarah itu mempunyai makna dan nilainya bagi kesadaran sejarah? Sejarah kontroversi tentang peristiwa G30S atau G30S/PKIyang terus diperdebatkan; Kebesaran Majapahit yang digambarkan dalam Negarakertagama oleh Mpu Prapanca digugat karena tak lebih dari klaim kultural, bukan realitas politik. Lalu apa 

artinya ‘masa lalu yang gemilang’ yang sempat mewarnai ideologi perjuangan bangsa? Atau pusat Sriwijaya di Pelembang, atau jejak masuknya Islam pertama di Sumatera (polemik Tugu Titik Nol Islam Nusantara di Barus, Tapanuli)? Sejarah kritis yang dikembangkan para sejarawan tidak selalu mudah dijadikan rujukan untuk mengajarkan sejarah di sekolah menengah yang mempunyai capaian pembelajaran yang berbeda dengan tujuan sejarah akademis. Dalam perkembangan zaman yang semakin kompleks ini, tantangan bagi peserta didik adalah kemampuan membaca buku teks sejarah, karena sejarah berhubungan dengan dokumen mengenai masa lampau. Bukan hanya sekadar membaca, tetapi dapat mengetahui isi teks itu dengan baik. Pada tingkat tertinggi, pembacaan teks dapat mendatangkan kearifan. Kearifan itu bukan sesuatu yang menjalar dari teks kepada peserta didik, melainkan sesuatu yang berkembang pada diri peserta didik dengan mempertanyakan teks. Buku-buku pelajaran sejarah yang tidak selalu dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi yang relevan dan ketiadaan alatperagsebagai media pembelajaran sejarah di sekolah mengakibatkan peserta didik kurang mendapatkan gambaran yang jelas tentang materi sejarah yang dipelajari. Untuk mengetahui persepsipeserta didik tentang sejarah, seperti dikatakan Isjoni, guru tidak perlu segan menggunakan berbagai sumber sejarah yang ada, termasuk sumber-sumber sejarah yang berupa benda (gambar, monumen, prasasti, bangunan, artefak, dan lain-lain) untuk mengorek pandangan para peserta didik tentang sejarah. Sebab, menafsirkan dan menjelaskan sejarah tidak lagi sekadar memiliki keyakinan bahwa berhadapan dengan sumber sejarah berarti siap akan adanya sejumlah jebakan dan perangkap (Isjoni, 2007). Apalagi dengan kemajuan teknologi modern, sumber sejarah tidak lagi melulu dalam rupa teks (tulisan), melainkan juga dalam rupa sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dipegang, dan didengar, bahkan gabungan dari berbagai ragam bentuk. Tantangan bagi guru untuk mengajarkan sejarah dengan pendekatan multidisiplin, sebab dengan pendekatan ini persoalan kompleksitas sejarah dapat dihadapi dengan lebih baik.

D. PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK PENGUATAN KARAKTER DAN IDENTITAS BANGSA

Penyajian pembelajaran sejarah diberbagai negara tersebut tidak lagi menekankan pada peserta didik untuk menghafal peristiwa, tanggal, tahun dan tempat kejadian, melainkan sejak dini sesuai dengan perkembangan psikologis mereka ditarik substansi dari suatu peristiwa yang terjadi dengan penonjolan nilai- nilai luhur yang menyertainya.Secara filosofis, pembelajaran sejarah memiliki dimensi ideologi, politik, moral dan etika sebagai landasan karakter dan identitas kebangsaan yang dapat membedakan dengan bangsa lain di dunia ini. Ideologi sebagai sumber nilai ditanamkan melalui pembelajaran sejarah yang akan menjadi tuntutan dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, mengutip apa yang dinyatakan oleh Annis 

Matta  bahwa jika Sejarah adalah cerita hari kemarin, hari ini dan hari esok, maka sejarah bukan saja metode untuk memahami masa lalu dan masa kini, melainkan juga menjadi jalan paling efektif menemukan alasan untuk tetap berharap bahwa esok hari adalah cerita hidup yang lebih baik. Pernyataan ini menegaskan bahwa membaca peristiwa sejarah adalah upaya besar untuk terus memiliki harapan pada kehidupan yang lebih baik. Bangsa Indonesia telah 

melewati perjalanan sejarah yang begitu panjang sejak jaman pra sejarah, sejarah, mas kolonial, masa kemerdekaan, reformasi hingga saat ini. Indonesia memiliki sejumlah tokoh dengan teladan yang hebat, nilai-nilai luhur yang luar biasa yang akan memperkuat karakter dalam perubahan sosial yang pesat pada saat ini. Penanaman karakter dan penguatan identitas bangsa melalui pelajaran sejarah dilakukan dengan pendekatan-pendekatan modern untuk membuang jauh kesan pembelajaran sejarah yang membosankan sebagaimana yang terjadi selama ini.

 Pendidikan karakter bertujuan sebagai berikut : 

1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai 

manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan 

karakter bangsa melalui aspek pedagogis

2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji sejalan dengan nilai-

nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik 

sebagai generasi penerus bangsa;

4. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang 

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity)Penguatan ketrampilan mengajar sejarah bagi para guru sejarah menjadi bagian penting untuk memperoleh hasil pembelajaran sejarah yang penuh dengan makna hingga tercapai tujuan filosofis belajar sejarah yang sebenarnya. Kiranya semua itu dapat berlangsung dengan baik, maka dapat diyakini bila berbagai gejolak sosial yang terjadi saat ini seperti maraknya tindak korupsi, nepotisme, konflik sosial, perilaku menyerobot, perilaku menang sendiri, tidak jujur dan berbagai sikap asocial lain berangsur angsur berubah menuju jalan kehidupan dan berkebangsaan yang baik. Revolusi mental dalam belajar dan pembelajaran sejarah yang harus dilakukan oleh guru, siswa, sekolah dan masyarakat mejadi satu rangkaian yang saling mengkait menuju Indonesia yang lebih baik.

By: Annisa rohma 

Belum ada Komentar untuk "Pentingnya Pendidikan Sejarah di Indonesia Pada Usia Dasar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel