MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA BAGI ANAK DALAM RANGKA MEMBANGUN BANGSA
Coba kita bayangkan, apa jadinya jika kita sebagai manusia tidak
memiliki bahasa? Sudah pasti, manusia tidak mungkin hidup tanpa menggunakan
bahasa, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Manusia adalah makhluk
yang berinteraksi dan bersosialasi dengan manusia lainnya.[1]
Bahasa dibutuhkan guna memahami antara manusia satu dengan manusia yang lain.
Bahasa (language) dan bicara (talking) adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Bahasa memuat setiap bentuk
komunikasi yang ditimbulkan oleh pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna
kepada orang lain. Dalam bahasa, diperlukan penggunaan tanda-tanda atau simbol
ke dalam sebuah kaidah kebahasaan yang berada dalam struktur aturan tertentu. Kaidah
kebahasaan juga memuat perbendaharaan kata. Anak-anak akan mengerti ungkapan
seseorang karena melalui perbendaharaan kata yang disampaikan. Akan tetapi,
apabila tidak dimiliki sejumlah perbendaharaan kata atau kosa kata, yang akan dipakai
sebagai elemen berbicara, anak tidak dapat berbicara atau berkata-kata. Maka
dari itu, walau media lain untuk berbicara terpenuhi, jika tak mempunyai
kosakata, seseorang/anak tidak dapat berbicara. Maka, bahasa berbeda dengan
bicara. [2]
Bahasa tentunya sudah diajarkan sejak kita usia kanak-kanak. Anak-anak
dapat diajarkan bahasa melalui pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa
memiliki fungsi sebagai proses dalam belajar khususnya kebahasaan. Proses
belajar yang ditampilkan harus efektif yakni memiliki dampak yang positif
terhadap terjadinya perubahan kearah yang lebih baik.
Pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sampai bisa
menumbuhkan dan membantu peserta didik melakukan proses pembelajaran.[3]
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
lingkungan belajar”. Pembelajaran dari lingkup nasional dilihat sebagai
suatu proses interaksi yang melibatkan komponen utama, yaitu peserta didik, guru,
dan sumber belajar yang berlangsung pada sebuah lingkungan belajar.[4]
Bahasa menurut KBBI adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer atau sesuka
hati, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.[5]
Pembelajaran bahasa (language learning) adalah proses penguasaan bahasa yang
terjadi dalam tataran formal, yakni belajar di kelas dan diajarkan oleh seorang
guru. Bahasa yakni salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan
diajarkan. Dengan bahasa, manusia bisa membentuk suatu kebudayaan bangsa, membina,
mengembangkan serta dapat menurunkannya kepada generasi-generasi berikutnya. Bahasa
memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu masalah secara teratur,
terus-menerus, dan berkesinambungan atau kontinu. Sebaliknya, jika tanpa bahasa,
peradaban manusia tak akan mungkin dapat berkembang baik hingga seperti saat
ini.
Bahasa kita adalah Bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia
pada dasarnya merupakan salah satu sarana pengupayaan, pembinaan, dan
pengembangan bahasa Indonesia secara terorganisir. Maka, melewati proses
pengajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mempunyai kemampuan yang memadai
untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.[6]
Bahasa memiliki fungsi sebagai alat untuk melakukan interaksi dengan
sesama manusia, alat untuk melakukan kegiatan berpikir, serta memberikan
pemahaman tentang arti kepercayaan di masyarakat. Selain sebagai alat
komunikasi maupun berinteraksi, bahasa juga memiliki arti penting sebagai
metode pembelajaran pada cakupan bahasa itu sendiri.[7]
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara
hubungan pria dan wanita.[8]
Anak adalah tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita bangsa. Anak
memiliki peran strategis dalam menjamin keberadaan bangsa dan negara di masa
mendatang. Agar mereka sanggup memikul tanggung jawab tersebut, mereka perlu berkesempatan
yang sebesar-besarnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik dari
segi fisik, mental, maupun spiritual. Mereka perlu mendapatkan hak-hak mereka
masing-masing, perlu dilindungi, dan disejahterakan. Karenanya segala bentuk
kekerasan pada anak perlu dicegah dan diatasi.[9]
Keberhasilan pembangunan anak akan menentukan kualitas sumber daya
manusia di masa men datang. adalah juga merupakan generasi yang akan menjadi
penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar
dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi penerus yang sehat jasmani dan
rohani, maju, mandiri, berdikari, dan
sejahtera, sehingga menjadi sumber daya yang berkualitas dandapat menghadapi
tantangan di masa datang. Oleh karena itu, upaya pembangunan anak harus dimulai
sedini mungkin, dari di masa kandungan hingga tahap-tahap tumbuh kembang setelahnya.[10]
Pembelajaran adalah salah satu elemen dari pendidikan. Dan
pendidikan memiliki peran penting untuk pembangunan anak. Peranan pendidikan sangat berpengaruh
dalam pembangunan suatu negara, karena negara yang maju sudah pasti memiliki
mutu pendidikan yang sangat baik di negaranya. Karena, apabila negara mempunyai
generasi penerus yang cerdas dan terampil, pasti mereka akan mampu “memperbaiki”
negara. Pendidikan sangatlah berperan penting untuk menentukan kedudukan suatu
bangsa, ilmu pengetahuan teknologi suatu negara, juga mempengaruhi
kemajuan suatu negara.
Fungsi bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa dimuat dalam
pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa
satu bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"
pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Hal ini merupakan perwujudan politik bangsa
BAB III 5 Indonesia yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
(nasional) bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia telah memersatukan berbagai
lapisan masyarakat menjadi satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
mencapai puncak perjuangan politik sejalan dengan perjuangan politik bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini
dibuktikan dengan dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara[11].
Pembelajaran suatu bahasa memiliki tujuan penting, yakni peran
pentingnya di dalam perkembangan intelektual dan emosional siswa serta sebagai
penunjang keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Adapun
dalam pembelajaran bahasa di bangku sekolah sebagai pembantu para siswa untuk
mengenal diri siswa itu sendiri, budaya mereka, budaya orang lain, belajar
untuk menyampaikan gagasan, serta mampu menggunakan kemampuan imajinatif dan
analitik yang terdapat pada diri masing-masing siswa. Tidak hanya itu, pembelajaran
bahasa juga dapat menaikkan kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan orang
lain dan saling bertukar cerita tentang pengalaman guna saling mempelajari dan
memahami satu sama lain.[12]
Anak-anak adalah bakal generasi penerus cita-cita bangsa. Generasi
penerus yang baik perlu diwujudkan guna mencapai kemajuan bangsa. Mereka perlu
mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal. Dalam rangka pengembangan anak sebagai generasi bangsa, bahasa
berperan penting disini. Karena dengan bahasa-bahasa yang mereka dapatkan dari
pembelajaran bahasa baik di bangku sekolah atau sebuah lembaga nonformal,
mereka akan mempunyai kemampuan untuk menyampaikan gagasannya masing-masing.
Baik dengan berbicara, menyimak, membaca, maupun menulis. Pembelajaran bahasa
juga membuat anak mengerti ungkapan seseorang karena melalui perbendaharaan
kata yang disampaikan.
Jika membahas dalam ranah pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh kemampuan
berbahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi dan bahasa pengantar pendidikan.
Oleh karena itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting
(termasuk mata pelajaran yang wajib diajarkan dari SD-SMA) dan mempunyai
pengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Melalui
pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dibekali pengetahuan formal bahasa, baik
yang terkait dengan kaidah kebahasaan, proses berbahasa maupun keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.[13]
DAFTAR PUSTAKA
Devianty, Rina. “BAHASA SEBAGAI CERMIN
KEBUDAYAAN.” JURNAL TARBIYAH 24 (2017): 226.
Hanafy, Muh.
Sain. “KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.” Lentera Pendidikan 17 (2014):
74.
Lutfiyah, Umi.
“STUDI KOMPARASI TENTANG SANKSI PENELANTARAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENGADILAN
NEGERI KUDUS MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK. Undergraduate Thesis, STAIN Kudus.” STAIN Kudus, 2017.
———. “STUDI
KOMPARASI TENTANG SANKSI PENELANTARAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENGADILAN NEGERI
KUDUS MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK. Undergraduate Thesis, STAIN Kudus.” STAIN Kudus, 2017.
Pane, Aprida,
and Muhammad Darwis Dasopang. “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.” FITRAH Jurnal
Kajian Ilmu-ilmu Keislaman 3 (2017): 337.
Putrayasa, I
Gusti Ngurah Ketut. “FUNGSI DAN PERAN BAHASA INDONESIA DALAM BAB I PEMBANGUNAN
BANGSA.” UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA
INDONESIA, 2017, 4.
Rikkardo, Alvin.
“Tujuan Dari Pembelajaran Bahasa Indonesia,” December 6, 2016.
https://www.kompasiana.com/alvinjumpbull/5846019b24afbd23048b456d/tujuan-dari-pembelajaran-bahasa-indonesia.
Sania, Yola.
“SANKSI BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPEKERJAKAN ANAK MENURUT UNDANGUNDANG NOMOR 13
TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM.” UIN Raden Fatah
Palembang, 2020.
Sulistyaningsih,
Endang. “PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIDATO” 1 (August 2016): 87.
Susilowati, Eny
Sri. “Pengelolaan Aktivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Sekolah Unggulan
(Studi Situs Di SMP Negeri 1 Pacitan),” 2013, 3.
Zubaidah, Enny.
“PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DiNI DAN TEKNIK PENGEMBANGANNYA DI SEKOLAH.” Cakrawala
Pendidikan, 2004, 462.
[1] Rina Devianty, “BAHASA SEBAGAI CERMIN
KEBUDAYAAN,” JURNAL TARBIYAH 24 (2017): 226.
[2] Enny Zubaidah, “PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
USIA DiNI DAN TEKNIK PENGEMBANGANNYA DI SEKOLAH,” Cakrawala Pendidikan,
2004, 462.
[3] Aprida Pane and Muhammad Darwis Dasopang,
“BELAJAR DAN PEMBELAJARAN,” FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman 3
(2017): 337.
[4] Muh. Sain Hanafy, “KONSEP BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN,” Lentera Pendidikan 17 (2014): 74.
[5] KBBI
[6] Eny Sri Susilowati, “Pengelolaan
Aktivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Sekolah Unggulan (Studi Situs Di
SMP Negeri 1 Pacitan),” 2013, 3.
[7]
https://visiuniversal.blogspot.com/2014/11/manfaat-mempelajari-mata-pelajaran.html
[8] Umi Lutfiyah, “STUDI KOMPARASI TENTANG
SANKSI PENELANTARAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENGADILAN NEGERI KUDUS MENURUT HUKUM
ISLAM DAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.
Undergraduate Thesis, STAIN Kudus.” (STAIN Kudus, 2017).
[9] Yola Sania, “SANKSI BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPEKERJAKAN
ANAK MENURUT UNDANGUNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM” (Palembang, UIN Raden Fatah Palembang, 2020).
[10] Umi Lutfiyah, “STUDI KOMPARASI TENTANG
SANKSI PENELANTARAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENGADILAN NEGERI KUDUS MENURUT HUKUM
ISLAM DAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.
Undergraduate Thesis, STAIN Kudus.” (STAIN Kudus, 2017).
[11] I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa, “FUNGSI
DAN PERAN BAHASA INDONESIA DALAM BAB I PEMBANGUNAN BANGSA,” UNIVERSITAS
UDAYANA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA, 2017, 4.
[12] Alvin
Rikkardo, “Tujuan Dari Pembelajaran Bahasa Indonesia,” December 6, 2016,
https://www.kompasiana.com/alvinjumpbull/5846019b24afbd23048b456d/tujuan-dari-pembelajaran-bahasa-indonesia.
[13] Endang
Sulistyaningsih, “PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIDATO” 1 (August 2016): 87.
Belum ada Komentar untuk "MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA BAGI ANAK DALAM RANGKA MEMBANGUN BANGSA"
Posting Komentar