Perencanaan Pembelajaran “Media Pembelajaran Daring”

Perencanaan Pembelajaran “Media Pembelajaran Daring”

Perencanaan Pembelajaran “Media Pembelajaran Daring”


Pandemi covid’19 telah mengubah banyak aspek kehidupan seperti pekerjaan, pemasaran, dan yang terpenting adalah masalah pendidikan, mulai dari PAUD, TK, MI, SMP, SMA, sampai Perguruan tinggi. Awal penyakit ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID ini pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia ( WHO ) pada tanggal 11 Maret 2020.

Pertama kali munculnya virus ini sangat berdampak bagi dunia, banyak yang meninggal karena virus ini, tidak sedikit pula dokter dan perawat yang menangani virus ini ikut menjadi korban. Banyak kabar yang beredar bahwa awal mula Virus mematikan ini bermula dari hewan yang dimakan oleh seorang warga China yang katanya hewan tersebut terdampak Virus, yang akhirnya Virus tersebut menular kepada orang yang memakannya. Tapi tidak sedikit pula warga China yang membantah pernyataan tersebut, banyak dari mereka yang mengatakaan bahwa virus tersebut dibawa oleh makanan beku yang diimpor dari luar Negeri.

“Karena wabah Corona yang meningkat di China ditemukan terkait dengan makanan beku impor, Eropa dan benua Amerika dilaporkan menemukan tanda-tanda virus Corona lebih awal dari Wuhan, itu menimbulkan hipotesis baru, apakah wabah awal di Wuhan berasal dari makanan beku impor? “ kata peneliti penyakit Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, kepada Global Times. "Hal tersebut tidak pernah terlintas dalam pikiran kami sebelumnya, tetapi sekarang tampaknya masuk akal bahwa virus tersebut mungkin telah diimpor ke Wuhan melalui produk makanan beku yang diimpor ", lanjutnya.

Ada juga beberapa yang mengatakan bahwa penyebaran ini akibat: 1. Menularnya Virus dari hewan kelalawar pada tubuh manusia, 2. Ada juga yang mengatakan bahwa penularan tersebut dari pemasaran ikan laut di Wuhan, 3. Ada juga yang mengatakan bahwa penularan tersebut dari kebocoran laboratorium di Wuhan yang sengaja dirahasiakan oleh masyarakat Wuhan Daftar teratas adalah penularan dari kelelawar melalui hewan lain, yang menurut mereka sangat mungkin terjadi. Mereka mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia, dan mengatakan bahwa penyebaran melalui produk makanan "rantai dingin" mungkin terjadi tetapi tidak mungkin.

Kelalawar diketahui membawa virus Corona. Namun, laporan tersebut mengatakan bahwa jarak evolusioner antara virus kelelawar ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan beberapa dekade. Dikatakan Virus yang sangat mirip telah ditemukan di trenggiling, yang merupakan jenis mamalia lain, tetapi juga mencatat bahwa cerpelai dan kucing rentan terhadap virus Covid-19, yang menunjukkan bahwa mereka juga bisa menjadi pembawa virus ini. Yang ke dua ada yang mengatakan bahwa penularan virus tercepat terjadi di pemasaran makanan laut di Wuhan. Pada laporan inintidak meyakinkan apakah wabah dimulai di pasar makanan laut Wuhan yang memiliki salah satu kelompok kasus paling awal pada Desember 2019. Sebelum wabah pasar Wuhan, penelitian menunjukkan kemungkinanvirus ini telah dimulai di tempat lain.

Tetapi laporan tersebut mencatat, kemungkinan ada kasus yang lebih ringan yang tidak terdeteksi dan itu bisa menjadi hubungan antara pasar dan kasus sebelumnya. “Karen itu, tidak ada kesimpulan pasti tentang peran pasar Wuhan dalam asal mula wabah, atau bagaimana infeksi tersebut sampai masuk ke pasar ” kata salah seorang narasumber. Pasar menjadi lokasi awal karena beberapa kios menjual berbagai hewan, dan beberapa orang bertanya - tanya apakah mereka telah membawa virus baru ke Wuhan. Laporan tersebut mencatat bahwa berbagai produk hewani, termasuk segala sesuatu mulai dari tikus, bambu hingga rusa, sering kali dibekukan dan dijual di pasar, begitu pula buaya hidup.

Yang ke tiga yang mengatakan bahwa tersebarnya virus ini akibat kebocoran laboratorium di Wuhan. Laporan ini juga  tidak menepis kemungkinan bahwa, virus ini berasal dari laboratorium di wuhan yang melarikan diri dari tempatnya, sebuah teori spekulatif salah satunya diungkapkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Dikatakan kecelakaan kebocoran laboratorium seperti itu jarang terjadi di Wuhan.

Selain awal mula beredarnya covid-19, masyarakat juga ramai dengan vaksin virus tersebut yang katanya masih belum ditemukan. Padahal pada waktu itu sebakin banyak dan menambah terus menerus pasien yang tidak bisa diselamatkan. Sampai akhirnya ada kabar bahwa vaksin tersebut telah ditemukan dari berbagai negara seperti :

  1. Vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca
  2. Vaksin COVID-19 China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
  3. Vaksin COVID-19 Moderna
  4. Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech
  5. Vaksin COVID-19 Sinovac
  6. Vaksin COVID-19 Novavax
  7. Vaksin COVID-19 yang diproduksi PT Bio Farma

Selain produksi Bio Farma juga telah menyiapkan sistem distribusi yang terintegrasi digital guna memastikan jaminan kualitas dari vaksin yang akan diberikan pada rakyat Indonesia. Sebelum vaksin ditemukan banyak orang yang berusaha untuk menjaga diri mereka, salah satunya dengan cara membuat cairan Disinvektan. Dari awal mula cairan Disinvektan yang berupa semprotan, sampai yang berupa Box Disinvektan. Box Disinvektan ini biasanya di lokasikan ketempat keramaian seperti mall, Sekolah, masjid, dan lain sebagainya, Bahkan ada pula yang menggunakannya untuk tempat tinggal pribadi mereka.

Awal mula munculnya virus ini, semua jenjang pendidikan seketika diliburkan. para pendiri pesantren pun ikut memulangkan santrinya, dan pekerja swasta pun juga banyak yang di rumahkan terlebih dahulu, bahkan sampai ada yang di PHK. Sejak diliburkan sekolah, tidak sedikit wali murid yang mengeluh tentang anaknya, ada yang bilang “ Anaknya main terus bu.. ndak mau belajar ”, ada juga yang bilang “ anaknya ndak mau belajar kalau gk di sekolahan”, dan berbagai alasan yang lainnya.

Sampai akhirnya di bulan Maret anak-anak mulai sekolah Daring (Dalam jaringan) atau anak-anak biasa menyebutnya sekolah online. Di Bulan pertama para murid dan wali murid masih mau melaksanakan keputusan dari KEMENDIKBUD tersebut. Dalam surat edaran No.4 tahun 2020, Mendikbud, Nadiem Makarim menyebutkan bahwa belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna untuk siswa.

Setelah lama melakukan hal tersebut, semakin kesini semakin banyak wali murid yang mengeluh tentang kuota, tentang Hp yang kurang update, tentang anak yang sudah mulai bosan, dan masih banyakalasan yang lainnya. Akhirnya pemerintah pun memberi atau mengeluarkan bantuan kuota internet untuk belanja online. Besar dan banyaknya kuota tergantung tingkat sekolah masing-masing. Peserta didik PAUD mendapat kuota 2GB, Sementara SD,SMP, dan SMA mendapat kuota 35 GB. Sedangkan pengajar tingkat PAUD hingga SMA mendapat kuota 42 GB.

Kuota terbesar didapatkan oleh Dosen dan Mahasiswa yang mendapat bantuan kuota hingga 50 GB.bantuan ini diberikan hingga Desember 2020. Tapi meskipun pemerintah telah mengeluarkan bantuan kuota, masih banyak yang mengeluh masalah kuota yang tidak bisa digunakan, sampai bantuan kuota tersebut tidak sampai.

Kebijakan Sekolah Tatap Muka Pada Januari 2021 Setelah hampir 9 bulan mengadakan pembelajaran jarak jauh, Nadiem akhirnya mengizinkan sekolah mengadakan sistem pembelajaran tatap muka. Kebijakan ini berlaku mulai Januari 2021. Namun kebijakan ini harus memenuhi syarat yang ditentukan. Misalnya :

  1. Dapat izin dari pemerintah daerah sekolah, untuk melakukan kegiatan pembelajaran,
  2. Mendapat izin pula dari kantor Wilayah dan Kementerian Agama,
  3. Bukan lagi termasuk zona merah
  4. Tidak adanya resiko covid-19 yang akan menular,
  5. Mendapatkan izin dari kepala sekolah, orang tua siswa.

"Pemerintah pada hari ini melakukan penyesuaian kebijakan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah, Kanwil, atau Kemenag, menentukan memberi izin tatap muka untuk sekolah-sekolah dibawah kewenangannya. Kebijakan ini berlaku januari 2021”, ujar Nadiem Makarim dalam konferensi digital seperti yang dikutip dari kanal YouTube Kemendikbud, Kamis (31/12/2020).

Menurutnya, orang tua boleh tidak mengizinkan anaknya datang ke sekolah walaupun sudah dibuka. Izin terakhir tetap di orang tua. “ Sekolah tatap muka diperbolehkan, tidak wajib “ ujar pak Nadiem. Sejak saat itu sekolahan pun banyak yang mulai memasukkan muridnya, tapi dengan catatan harus mematuhi protokol kesehatan, dan mendapatkan izin dari orang tua mereka. Kalau ada keluhan sakit baik batuk, pilek atau panas tidak diperbolehkan masuk. Disekolah-sekolah yang sudah berani memasukkan muridnya rata-rata jadwal masuknya digelombang, jaga jarak, selalu mengingatkan untuk cuci tangan. Tetapi meskipun begitu masih ada sekolahan yang belum berani memasukkan muridnya hingga sekarang, dengan alasan masih takut.

By: Nur Alfiyatuzzahroh


Belum ada Komentar untuk "Perencanaan Pembelajaran “Media Pembelajaran Daring”"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel