Media Pembelajaran Anak Usia Dini

 

Media Pembelajaran Anak Usia Dini

Media Pembelajaran Anak Usia Dini

Media pembelajaran untuk anak usia dini merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengenal tema-tema sebagai bahan ajaran atau yang sering disebut dengan kurikulum untuk anak usia dini. Semakin banyak alat indra yang terlibat dalam proses belajar maka semakin besar kemungkinan anak paham pada materi yang disampaikan oleh pengajar atau guru. Untuk saat ini, media pembelajaran masih menggunakan metode tatap muka atau buku. Sedangkan anak usia dini gampang bosan dan lebih tertarik dengan hal baru. Untuk itu peneliti melakukan pengembangan media pembelajaran yang digunakan untuk mengenalkan binatang menggunakan Augmented Reality (AR), sehingga anak dapat mengetahui lingkungan hidup dan makanan yang dibutuhkan oleh binatang  yang diperkenalkan  tersebut.

A. Media Pembelajara Anak Usia Dini

Dunia pendidikan tak lepas dari adanya proses pembelajaran yang terjadi baik di dalam maupun di luar kelas. Pada prosesnya, pembelajaran memerlukan suatu dukungan dari lingkungan yang dapat membuat proses pembelajaran memiliki kualitas yang baik. Lingkungan yang dimaksud dalam pembelajaran ini antara lain metode, media, dan teknologi. Media pembelajaran merupakan salah satu pendukung proses pembelajaran yang dapat mendukung kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Selain sebagai peningkatan kualitas proses pembe lajaran, media juga dapat mempermudah penyampaian dan penerimaan ilmu. Media pembelajaran dapat membantu pendidik untuk menyampaikan ilmu yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Berikut akan dijelaskan lebih rinci apa yang dimaksud dengan media pembelajaran dan alasan untuk menggunakan media pembelajaran.

Medium adalah saluran komunikasi. Berasal dari kata Latin yang berarti "antara", istilah ini merujuk pada apa pun yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Contohnya termasuk video, televisi, diagram, materi cetak, komputer, dan instruksi. Ini dianggap media pembelajaran ketika mereka membawa pesan dengan tujuan instruksional. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi. (Heinich et al 2002) Belajar adalah pengembangan pengetahuan, keteram pilan, atau sikap baru ketika seorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Proses pembelajaran melibatkan pemilihan, pengaturan, dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang sesuai dan cara peserta didik berinteraksi dengan informasi tersebut. (Heinich et al 2002) Instruksi untuk pengaturan informasi dan lingkungan untuk fasilitas pembelajaran. Yang kami maksud dengan lingkungan bukan hanya di mana pengajaran dilakukan tetapi juga metode, media, dan teknologi yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi dan memandu studi pelajar. 

Menurut Heinich et al 2002 terdapat dua kebutuhan yang universal bagi anak yaitu (1) mereka membutuhkan banyak cinta, perhatian, pujian, penghargaan, perhatian, dan kepedulian, dan (2) mereka perlu diajarkan oleh guru yang dipersiapkan dengan baik dan yang memanfaatkan banyak bahan, dan pengalaman tangan pertama, dan alat bantu visual. Cinta, perhatian, pujian, penghargaan, perhatian, dan kepedulian merupakan suatu bentuk dukungan psikologi bagi anak untuk mencapai keberhasilan terhadap suatu kemampuan yang dimiliki oleh anak. Sedangkan guru yang baik merupakan dukungan lingkungan yang memberikan kesempatan anak berkembang menjadi lebih baik dengan cara yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Menjadi guru perlu untuk mengetahui media-media apa saja yang tepat saat pembelajaran dan pengembangan ide kreatif guru dalam sebuah media, jangan sampai kita menjadi guru yang hanya menggunakan media monoton dan digunakan berkali-kali.

Pengalam belajar yang positif bagi anak merupakan dasar penting bagi perkembangan kemampuan anak bukan hanya intelektualnya saja namun juga sosial dan emosional. Jika kita dapat membayangkan ketika kita masih berada di taman kanak-kanak dan mendapati guru yang suka berteriak, memukul dengan LKA yang kita miliki karena tidak bisa diam padahal tugas kita sudah selesai sehingga kita dimarahi, tentu kita akan merasa kecewa. Hal inilah yang perlu dihindari saat kita sebagai guru, sebagai orang dewasa dilingkungan anak usia dini, dikarenakan pengalaman belajar yang positif akan berpengaruh di kemudian hari. Mengapa hal ini berpengaruh?, karena jika anak memiliki pengalaman belajar yang negatif, merasa tertekan, bosan, Pengalam belajar yang positif bagi anak merupakan dasar penting bagi perkembangan kemampuan anak bukan hanya intelektualnya saja namun juga sosial dan emosional. Jika kita dapat membayangkan ketika kita masih berada di taman kanak-kanak dan mendapati guru yang suka berteriak, memukul dengan LKA yang kita miliki karena tidak bisa diam padahal tugas kita sudah selesai sehingga kita dimarahi, tentu kita akan merasa kecewa. Hal inilah yang perlu dihindari saat kita sebagai guru, sebagai orang dewasa dilingkungan anak usia dini, dikarenakan pengalaman belajar yang positif akan berpengaruh di kemudian hari. Mengapa hal ini berpengaruh?, karena jika anak memiliki pengalaman belajar yang negatif, merasa tertekan, bosan, tidak tertarik tentu akan menjadikan kesan belajar merupakan hal yang tidak menyenangkan, sehingga anak merasa tidak suka, merasa tidak mampu yang justru akan menjadikan anak tersebut tidak berkembang. Dengan begitu perlu diberikan suatu dukungan bagi mereka agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran.

B. Fungsi Media Pembelajaran Anak Usia Dini 

Media pembelajaran pada umumnya untuk membantu menyampaikan sebuah informasi yang berkaitan dengan pembelajaran dari seorang guru kepada siswa ataupun sebaliknya. Media menjadi peranan penting untuk menja dikan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Terlebih lagi saat ini jaman terus berkembang, cara berpikir anak pun lebih kritis sehingga mereka membutuhkan alat bantu yang membuat mereka lebih mudah memahami. Media pembelajaran untuk anak usia dini merupakan hal yang perlu dimiliki dan digunakan selama proses pembe lajaran untuk anak. Belajar untuk anak usia dini tentu berbeda dengan belajar bagi orang dewasa. Bagi anak usia dini belajar bukanlah duduk di ruangan dan diam mendengarkan guru menjelaskan sepanjang waktu, namun mereka perlu untuk menggunakan semua indranya untuk mendapatkan informasi yang bermakna bagi mereka. Sebuah studi oleh Ndalo & Okoth (2010) menunjukkan bahwa bahan ajar diyakini menawarkan berbagai pengalaman untuk pelajaran dan dengan demikian menjaga kebosanan dan kebosanan. Kebosanan sangat sering terjadi bagi anak saat di kelas yang proses kegiatannya monoton. Bagi anak usia dini media pembelajaran merupakan hal yang penting digunakan untuk menyampaikan pengetahuan. Anak usia dini belum mampu berpikir abstrak sehingga kegiatan pembelajaran menggunakan media, Media pembelajaran memiliki peran untuk menarik perhatian anak karena anak usia dini sangat mudah merasa bosan dengan satu hal, dan mereka memiliki karakter yang aktif sehingga dengan media mereka dapat mengeksplorasi media yang mereka gunakan. 

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran Anak Usia Dini Terdapat berbagai jenis media pembelajaran untuk anak usia dini. Media – media yang ada dapat berupa benda habis pakai ataupun tidak habis pakai. Berikut jenis-jenis media yang dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran anak usia dini. 

1. Model atau miniatur Model atau miniatur ialah representasi tiga dimensi dari objek nyata. Hal ini bisa berupa barang tiruan yang digunakan oleh anak untuk belajar. Misalnya ialah alat kedokteran, alat pertukangan, atau maket yang dapat digunakan anak. Benda-benda tiruan yang dibuat untuk anak belajar namun didesain dengan aman.

Miniatur dari sebuah perangkat yang biasa digunakan oleh orang dewasa dapat menjadi media pembelajaran bagi anak. Dikarenakan fisik anak yang lebih kecil dari pada orang dewasa, mereka perlu peralatan yang lebih kecil. Misalnya alat bersih-bersih, yang didesain lebih kecil dan juga lebih ringan. Gambar, boneka binatang yang sulit ditemukan dan berbahaya jika dihadirkan dalam kelas juga dapat digunakan. 

2. Media visual Visual artinya ialah dapat dilihat dengan indra penglihatan. Media yang mengutamakan indra peng lihatan seperti buku, majalah, dll. Bagi anak usia dini media ini juga dapat berarti buku. Buku cerita, buku ensiklopedia, dan buku bergambar, dll. Namun anak usia dini masih belum dapat memproses segala jenis buku. Pengenalan buku bagi anak usia dini sangat penting, namun juga harus disesuaikan dengan usia anak.

 3. Media Audio Media audio lebih menekankan pada indra pendengaran. Media audio bagi anak usia dini dapat berupa radio anak-anak, lagu anak-anak, dan cerita yang di audiokan untuk anak-anak. Saat ini banyak sekali plafon yang menyediakan audio cerita anak-anak untuk di dengarkan oleh mereka. Cerita yang jelas, alur yang sederhana, serta intonasi suara perlu untuk diperhatikan. 

4. Media Audio Visual Media ini menggunakan gambar dan suara yang digabungkan. Banyak sekali video-video atau buku cerita diam yang memiliki suara untuk mencerita kannya. Saat ini banyak sekali video-video edukasi yang dibuat untuk anak usia dini. Video menjadi salah satu media yang diminati oleh anak karena melibatkan indra penglihatan dan pendengaran, dan juga gambar bergerak dan aneka warna. Misalnya saja dongeng, lalu lagu-lagu edukasi, dan video yang membacakan buku cerita.

5. Media Digital Media digital, yang saat ini sudah menjadi hal umum bagi masyarakat di semua usia. Gawai dan komputer menjadi salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh anak. Melalui fitur-fitur yang terlah tersedia baik dari gawai dan komputer didesain khusus untuk anak usia dini. 

Komputer, Penggunaan komputer dapat dilakukan pada tingkat anak usia dini. Komputer dapat jadi objek yang dipelajari, artinya anak belajar untuk mengenal komputer. Anak belajar mengenal bagian bagian komputer dan fungsi serta mengoperasikannya. Komputer juga dapat menjadi media penyampai info yang akan diberikan pada anak, contohnya video ataupun permainan digital untuk cara anak. 

Gawai, atau dalam bahasa Inggris adalah gadget. Gawai memiliki dua makna dalam KBBI online, gawai sebagai kerja atau pekerja, dan gawai sebagai alat atau perkakas. Gawai sebagai media pembelajaran merupakan perkakas atau alat yang digunakan untuk pembelajaran. Contohnya saja telepon pintar yang saat ini banyak digunakan oleh anak untuk bermain.

6. Karyawisata Karyawisata atau tamasya di luar kelas untuk mempelajari proses nyata, orang, dan objek, sering tumbuh dari kebutuhan siswa untuk pengalaman langsung. Itu memungkinkan bagi siswa untuk menemukan fenomena yang tidak dapat dibawa ke kelas untuk observasi dan belajar. Kunjungan lapangan dan pengunjung, kunjungan ke komunitas memperluas pemahaman anak-anak tentang dunia tempat mereka tinggal dan menawarkan cara-cara untuk keragaman kurikulum melalui pengalaman langsung. Dale's Cone of Experience menempatkan kunjungan lapangan ke tengah kerucut karena, meskipun pengalaman itu "nyata", siswa biasanya hanya melihat dan mendengar fenomena, tidak secara langsung memanipulasinya.

By: Roudhotul Jannah

Belum ada Komentar untuk " Media Pembelajaran Anak Usia Dini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel