Apa Perbedaan UN dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. 

AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/frontpage/detail#:~:text=Asesmen%20Kompetensi%20Minimum%20(AKM)%20merupakan,dan%20literasi%20matematika%20(numerasi).

Setelah Ujian Nasional (UN) ditiadakan pada tahun 2020 karena adanya pandemi COVID-19, pemerintah melalui kemendikbud kembali meniadakan UN di tahun 2021 dan menggantinya dengan Asesmen Nasional yang salah satu bagiannya adalah Asesmen Kompetensi Minimum. Pertanyaan pun bermunculan? Apa bedanya UN dengan Asesmen Nasional? Apa saja yang dinilai dalam Asesmen Nasional? Hingga pertanyaan paling mendasar “Apa itu Asesmen Nasional?” Well, aku akan mencoba membahasnya satu per satu dalam artikel kali ini. Aku harap artikel ini dapat memberikan informasi yang kalian butuhkan dan selamat menikmati. 

Berkenalan dengan Asesmen Nasional, Oke, jadi apa sih Asesmen Nasional itu? 

Asesmen Nasional adalah pemetaan mutu pendidikan untuk seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah. Asesmen Nasional sendiri terdiri dari tiga bagian sebagai berikut ini: 

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Yang pertama adalah AKM. AKM ini dirancang untuk mengukur hasil belajar kognitif (literasi dan numerasi) peserta didik. Literasi dan numerasi itu apa sih? Kemampuan literasi di sini erat kaitannya sama kemampuan kita dalam memahami suatu informasi dari bacaan. Sedangkan untuk numerasi sendiri berkaitan dengan kemampuan mencerna informasi dalam bentuk angka atau kuantitatif. 

Survei Karakter

Bagian kedua adalah survei karakter. Kalau AKM digunakan untuk menguji kemampuan kognitif siswa dalam bidang literasi dan numerasi, survei karakter ini dirancang untuk mengukur capaian belajar siswa dalam bidang sosial emosional berupa pilar karakter dengan tujuan untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

Survei Lingkungan Belajar

Bagian ketiga atau terakhir adalah survei lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Jika sebelumnya ujian akhir digunakan untuk menguji hasil belajar siswa sebagai syarat kelulusan, Asesmen Nasional boleh dibilang melakukan pengujian secara lebih luas. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata ada di lapangan. Sebagaimana dikatakan oleh Mendikbud Nadiem Makarim “Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya.”. Enggak sebatas melakukan pemetaan saja loh gaes. Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan daerah dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang berisi penjelasan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.

Terus, Apa Bedanya Asesmen Nasional Sama Ujian Nasional?. Nah sekarang kita bahas nih apa aja yang berbeda antara UN sama Asesmen Nasional. Jadi, ada beberapa perbedaan nih yang perlu kalian ketahui. Aku akan bahas satu per satu ya. Yuk mari!

Metode asesmen?. Perbedaan pertamanya ada di metode asesmen nih gaes. Kalau UN diujikan menggunakan fixed test atau satu set soal untuk semua peserta. Di AKM, soal yang diujikan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Bentuk ujiannya pun berbeda, di AKM, soal yang diujikan tidak hanya pilihan ganda melainkan juga pilihan ganda kompleks (jawaban benar lebih dari satu), isian singkat, sampai dengan soal berbentuk esai. 

Hal yang diukur?. Kalau di UN, yang diukur dalam ujian adalah capaian pada kompetensi kurikulum berdasarkan penguasaan materi dalam mata pelajaran. Di Asesmen Nasional, yang diukur adalah kompetensi siswa pada literasi dan numerasi, karakter siswa, dan gambaran lingkungan belajar. 

Peserta tes?. Nah ini yang menarik. Di ujian-ujian akhir sebelumnya, peserta ujian akhir adalah siswa kelas 12 SMA dan 9 SMP. Hal berbeda terjadi di Asesmen Nasional 2021 di mana pesertanya diambil secara acak dari kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA. Jadi, tidak semua siswa akan menjadi peserta nantinya. Kebijakan ini dibuat dengan tujuan supaya siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional 2021 dapat merasakan perbaikan pembelajaran setelah adanya asesmen. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan di setiap satuan pendidikan. Eits, kan biasanya ujian akhir ditujukan buat kelas 12 nih. Setelah ujian mereka akan mendapatkan ijazah yang berisi nilai. Ijazah tadi bisa dijadikan bekal untuk melamar pekerjaan, daftar beasiswa, dan buat bekal mendaftar kuliah di luar negeri. Nah, kan Asesmen Nasional ini kan untuk tahun 2021 pesertanya adalah kelas 5,8, dan 11 nih. Terus gimana dong nasib kelas 12 yang mau kerja atau kuliah di luar negeri setelah lulus? 

Tenang, untuk kelas 12 yang membutuhkan nilai kompetensi untuk melanjutkan tahap setelah SMA, kalian bisa mendaftarkan diri dan mengikuti Asesmen Nasional 2021!

Pelaporan hasil tes?. Perbedaan antara UN dengan Asesmen Nasional selanjutnya ada pada pelaporan hasil tes. Jika di UN yang menjadi pelaporan hasil tes adalah nilai tiap siswa, nilai agregat tiap sekolah, dan nilai agregat per wilayah, berbeda dengan Asesmen Nasional. Di Asesmen Nasional, yang menjadi pelaporan hasil tes adalah nilai agregat tiap sekolah dan nilai agregat per wilayah.

Tujuan tes?. Perbedaan selanjutnya ada pada tujuan tes. Kalau UN, tujuan tesnya adalah pemetaan dan perbaikan pembelajaran. Sedangkan untuk Asesmen Nasional, tujuan tesnya adalah perbaikan pembelajaran serta peningkatan lingkungan belajar yang kondusif.

 Bukan Perubahan yang Pertama Kali?. Perubahan format ujian akhir ini bukanlah yang pertama kali terjadi loh gaes. Coba tanya ke ibu atau ayah atau paman kalian deh, di masa mereka dulu ujian akhirnya disebut apa. Ebtanas kah? Ujian sekolah kah? Atau malah masih bernama ujian penghabisan? 

Ujian akhir sendiri ternyata sudah dilakukan sejak tahun 1950 loh gaes. Nah, berikut aku tulis sejarah singkat perubahan format ujian nasional dari masa ke masa.

Ujian Penghabisan (1950 – 1964)

Ujian ini adalah format ujian akhir pertama yang mulai diujikan pada tahun 1950. Ujian ini diselenggarakan secara nasional. Soal-soal yang diujikan dalam ujian penghabisan berbentuk uraian/ esai. Soal-soal tersebut dibuat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Ujian Negara (1965 – 1971)

Perubahan format ujian dilakukan pada tahun 1965. Ujian akhir yang sebelumnya bernama Ujian Penghabisan berubah menjadi Ujian negara. Tujuan dari ujian ini tidak hanya untuk menentukan kelulusan seorang siswa melainkan sekaligus untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri atau perguruan tinggi negeri kalau lulus Ujian Negara. Soal yang digunakan dalam Ujian negara berbentuk soal uraian dan jawaban singkat dengan kesulitan yang relatif tinggi dan memiliki kompleksitas jawaban yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Bagi siswa yang tidak lulus Ujian Negara, siswa akan tetap mendapatkan ijazah dan dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah swasta atau perguruan tinggi swasta. Bahan ujiannya sendiri disiapkan oleh pemerintah pusat dan hanya ada satu perangkat naskah ujian yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia.

Ujian Sekolah (1972 – 1979)

Pada periode Ujian Sekolah, soal ujian tidak lagi disiapkan oleh negara atau pusat melainkan dikembalikan pada sekolah masing-masing. Jika sebelumnya ujian juga digunakan untuk seleksi perguruan tinggi atau jenjang setelahnya, ujian sekolah ditujukan untuk menentukan tamat tidaknya siswa tersebut dari jenjang pendidikannya. Iya bener banget. Istilah yang digunakan pada era itu bukanlah lulus atau tidak lulus melainkan TAMAT.   

Ebtanas dan Ebta (1980 – 2002)

Perubahan format selanjutnya adalah Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) dan Evaluasi Belajar Tahap Akhir (Ebta). Apa perbedaan Ebtanas dengan Ebta? Awalnya Ebtanas hanya mengujikan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan pada tahun-tahun setelahnya bertambah dengan mata pelajaran lainnya. Nah, mata pelajaran yang tidak diujikan dalam Ebtanas akan diujikan pada Ebta. Soal-soal yang diujikan di Ebtanas disiapkan oleh pemerintah pusat sedangkan untuk Ebta disiapkan oleh masing-masing sekolah. 

Ujian Akhir Nasional (2003 – 2004)

Pada tahun 2003, ujian akhir kembali mengalami perubahan menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Tujuan dari diselenggarakannya UAN adalah menentukan kelulusan, pemetaan mutu pendidikan secara nasional serta untuk seleksi ke jenjang pendidikan selanjutnya. Mata pelajaran yang diujikan dalam UAN adalah matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Adapun untuk ujian akhir mata pelajaran lainnya, soal disiapkan oleh sekolah atau pemerintah daerah.

Ujian Nasional (2005 – 2013)

Nah kalau format yang ini aku mengalaminya sendiri gaes. Dua kali malah hehe di SMP dan SMA. Perbedaan UN dengan UAN adalah soal yang diujikan di UN semuanya disiapkan oleh pemerintah pusat. 

Oke itu tadi pembahasan singkat mengenai apa itu Asesmen Nasional yang terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Mudah-mudahan dengan adanya perubahan ini pendidikan di Indonesia bisa lebih maju ya gaes.

https://www.zenius.net/blog/24603/un-asesmen-kompetensi-minimum-akm


Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum?

  1. Memahami konsep Asesmen Nasional.
  2. Memahami bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
  3. Menganalisis contoh asesmen literasi membaca pada Asesmen Kompetensi Minimum.
  4. Menganalisis contoh asesmen numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
  5. Membaca dan menindaklanjuti laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
  6. Melakukan pengimbasan dengan mengajak rekan guru yang lain untuk mengikuti program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum.

Siapa saja yang bisa menjadi peserta program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum?

  1. Semua Guru SD, SMP dan SMA/SMK.
  2. Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA/SMK.
  3. Pengawas SD, SMP dan SMA/SMK.
  4. Peserta yang berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sederajat SD, SMP, SMA/SMK.
  5. Telah memiliki Akun SIMPKB.

AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: 

  1. literasi membaca 2
  2. literasi matematika (numerasi) Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup: keterampilan berpikir logis-sistematis keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari keterampilan memilah serta mengolah informasi AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya.
  3. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten. Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks tertulis. Tentu untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia, juga untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika.

Apa Itu Asesmen?, Asesmen merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Banyak yang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi (evaluation), penilaian (assessment), pengukuran (measurement), dan tes (test), padahal keempatnya memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda.

Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif dan nilai kuantitatif. Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Hubungan antara berbagai istilah tersebut adalah sebagai berikut.

by: Taseman

Belum ada Komentar untuk " Apa Perbedaan UN dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel