Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

 

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW

1.  Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad dilahirkan di kota makkah pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah bertepatan dengan tanggal 20 April 570 M dinamakan “Amul Fil” (Tahun Gajah), karena pada waktu itu ada peristiwa pasukan gajah  yang dipimpin oleh raja abrahah, gubernur yaman yang ingin menghancurkan ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota makkah, mereka diserang oleh pasukan yang membawa batu-batu kerikil panas. (Q.S Al-Fiil 1-5)

2. Nabi Muhammad SAW di Masa Kanak-kanak

Pada waktu Nabi Muhammad SAW lahir, beliau tidak lagi mempunyai ayah, karena ketika itu ia baru berusia 2 bulan di dalam kandungan ibunya yang bernama “Siti Aminah”. Ayahnya yang bernama “Abdullah” telah wafat lebih dahulu. Nabi Muhammad SAW lahir sebagai anak yatim. Kelahiran Nabi Muhammad SAW ini disambut gembira oleh kakeknya yang bernama “Abdul Muthalib” dan Abdul Muthalib inilah yang memberi nama dengan nama “Muhammad” artinya “orang yang terpuji”.

Setelah Nabi Muhammad SAW dilahirkan, maka Nabi Muhammad SAW disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, kemudian disusui oleh “Sy. Tsuwaibah Al-Aslamiyah” selama tiga hari. Karena sudah menjadi tradisi bangsawan Arab pada saat itu, maka ibunya mengirimkan “Muhammad” untuk disusukan kepada “Sy. Halimah Sa’diyah” seorang perempuan yang baik dari “Bani Sa’ad”. Disinilah Nabi Muhammad diasuh sampai berumur 4 tahun. Dan ketika Nabi Muhammad SAW berusia 6 tahun, ibunya mengajak Nabi Muhammad untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah. Di tengah perjalanan pulang dari Madinah, tepatnya di Desa abwa ibunya wafat karena sakit, kemudian ibu Nabi SAW dimakamkan di “Abwa”.

Sepeninggal ibunya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib selama 2 tahun, jadi setelah itu kakeknya wafat. Jadi Nabi Muhammad SAW ditinggal oleh kakeknya dalam usia 8 tahun. Selanjutnya yang mengasuh Nabi SAW adalah pamannya yang bernama “Abu Thalib”. Nabi Muhammad SAW tidak ingin menjadi beban pamannya, makanya ia bekerja sebagai pengembala kambing milik orang-orang Makkah dan milik pamannya. Dengan pekerjaan itu ia memperoleh upah yang dapat meringankan beban yang ditanggung oleh pamannya.

Ketika Nabi SAW berusia 12 tahun, ia ikut pamannya berdagang ke Negeri Syam (Syiria). Dalam perjalanan, ketika sampai di Busro (menuju Damaskus) mereka berjumnpa dengan pendeta nasrani yang bernama “Buhaira”. Setelah “Buhaira” memandang Nabi SAW, ia tahu sifat-sifat (kelebihan) yang ada pada diri Nabi SAW, Buhaira meminta kepada Abu thalib agar Muhammad baiknya diajak pulang ke Makkah dan dijaga dengan sebaik-baiknya karena apabila sudah sampai pada waktunya nanti, Muhammad akan menerima wahyu sebagai Rasul yang terakhir.

3. Masa Muda Nabi Muhammad SAW

    a. Nabi Muhammad SAW pada Masa Remaja

Tatkala Nabi SAW menginjak usia 15 tahun, ia mulai berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berkat asuhan pamannya, sehingga ia dapat berusaha sendiri. Nabi Muhammad SAW memilih profesi berdagang. Untuk ini, beliau biasa melakukan perjalanan dari makhluk ke Syam (Syiria). Nabi SAW dikenal oleh orang-orang Makkah sebagai orang yang jujur, benar, dan terpercaya yang senantiasa menjadi perkataannya dan tak pernah berkata bohong.

Pada usia 20 tahun, di makkah ada peristiwa perang fijar antara bani kinanah dan bani qais, di situlah raulullah ikut berperang dengan paman-pamannya. Pengalaman militer ini sangat berharga bagi remaja seusia beliau.

Pada masa remajanya Nabi SAW pernah membuat suatu perkumpulan yang bergerak dibidang sosial yang bernama ”Hilful Fudhul”. Maksud dan tujuan perkumpulan perkumpulan ini ialah melindungi orang-ornag jahat. Perkumpulan ini langsung dipimpin oleh Nabi SAW.

    b. Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW

Semasa kecil Nabi Muhammad Saw. memiliki sifat yang jujur. Ia tidak pernah berbohong kepada orang lain. Dalam berdagang Nabi Muhammad Saw juga jujur kepada paman dan pembelinya. Sehingga, pamannya sangat percaya dan banyak mengajarkan cara-cara berdagang kepada NabiMuhammad Saw. Apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. dalam berdagang tidak membuatnya rugi. Bahkan, ia mendapatkan keuntungan yang besar, sebab cara berdagang yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. banyak orang yang senang dan banyak membeli barang yang didagangkan sehingga barang yang dijual Nabi Muhammad Saw. tidak tersisa. Mereka merasa senang karena menjumpai pedagang yang benar-benar jujur. Mereka senang mendapatkan barang yang baik dan tidak tertipu.

Semenjak kecil Nabi Muhammad Saw. telah memiliki sifat tabah, sabar, hormat, taat, dan rajin bekerja. Beliau sangat dicintai oleh teman-teman sebayanya karena tidak pernah bohong, tidak sombong, maupun menyakiti orang lain. Sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad Saw. inilah yang harus kita tiru dan kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW

    a. Nabi Muhammad SAW Menikah dengan Siti Khadijah.

Pada awalnya Siti Khadijah mengundang Nabi SAW karena tertarik setelah mendengar sifat kejujuran dan keluhuran budi pekertinya,. Kemudian Khadijah menjadikan Muhammad sebagai karyawan yang dapat diamanati membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Setelah Nabi SAW mendapatkan kepercayaan dari Khadijah untuk menjualkan barang dagangannya, maka Siti Khadijah mendapatkan keuntungan hingga berlipat ganda.

Karena kejujuran dan keluhuran budi pekerti Muhammad SAW, maka Siti Khadijah sangat tertarik kepada Muhammad. Nah, untuk menyalurkan keinginannya itu, kemudian Siti Khadijah minta tolong kepada “Maisarah” sebagai perantara antara Khadijah dan Muhammad. Kemudian bertemulah dua keluarga,dan dari Muhammad diwakili oleh Abu Thalib (paman Nabi), dan keluarga Khadijah diwakili oleh Ami Bin Al-Asad (paman Khadijah). Akhirnya terjadilah kesepakatan antara kedua belah pihak untuk melangsungkan pernikahan. Pada saat pernikahan Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 Tahun.

   b. Cara berdagang Nabi Muhammad SAW

Selama berdagang untuk Khadijah, Nabi Muhammad Saw. mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini didapatkan karena selama berdagang ia sangat tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada pembeli yang datang. Nabi Muhammad Saw. tidak pernah membohongi pembeli. Apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. dalam berdagang tidak membuatnya rugi. Bahkan, ia mendapatkan keuntungan yang besar, sebab cara berdagang yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. banyak orang yang senang dan banyak membeli barang yang didagangkan sehingga barang yang dijual Nabi Muhammad Saw. tidak tersisa.

   c. Kebijaksanaan Nabi Muhammad Saw.

Pada saat nabi berusia 35 tahun, orang quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka’bah dan ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula. Akhirnya orang quraisy menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah Swt menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah Saw. dan yang berhak adalah Rasulullah. Rasulullah meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.

    d. Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Saw mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.

5.  Bukti - Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW

     A. Peristiwa yang mengiringi malam kelahiran Nabi Muhammad Saw.

a. Kesaksian pedagang Yahudi Makkah dan Yahudi penduduk Yatsrib

Ada seorang pedagang Yahudi yang tinggal di Makkah. Pada malam kelahiran Rasulullah, dia bertanya di perkumpulan orang-orang Quraisy: Apakah ada anak yang lahir di antara kalian malam ini? Mereka menjawab: kami tidak tahu...Si Yahudi menjelaskan: Pada malam ini lahir Nabi terakhir umat ini, Ahmad (yang terpuji). Kalau kalian salah, berarti dia (lahir) di Palestina. Di antara dua pundaknya ada tahi lalat hitam kekuningan...Setelah mereka pulang ke rumah masing-masing, sebagian dapat kabar bahwa di malam itu lahir seorang anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib yang diberi nama Muhammad. Besoknya mereka bersama si Yahudi mendatangi bayi tersebut. Saat melihat tahi lalat di belakangnya si Yahudi langsung pingsan. Setelah siuman, orang-orang Quraisy bertanya: Ada apa denganmu? Jawabnya: Kenabian telah hilang dari bani Israel, al-Kitab telah lepas dari tangan mereka.

B. Peristiwa di Persia

Di malam kelahiran Rasulullah Saw, istana Kisra hancur, empat belas berandanya runtuh, api Persia (sesembahan orang-orang Majusi) yang tidak pernah padam selama seribu tahun menjadi padam, danau, dan sawah menyurut.

C . Rahim Khadijah yang berusia 40 tahun menjadi subur

Nabi Muhammad Saw menikah di usia yang ke 25 dengan Khadijah yang berusia 40 tahun. Seperti biasanya, usia 40 tahun adalah batas masa kesuburan perempuan. Namun ketika menikah dengan Muhammad Saw, justru rahim Khadijah menjadi semakin subur. Dari hasil perkawinan yang berkah ini, lahir 6 orang anak yaitu: Qasim, Ummu kulṡum, Ruqayyah, Zainab, Fāṭimah dan Abdullāh.

D. Tanda Kenabian yang Ada di Antara Dua Pundaknya

Tanda kenabian yang satu ini disebut dengan Khatam An-Nubuwwah yang dia bawa sejak lahir. Khatam An-Nubuwwah artinya stempel kenabian. Tanda ini adalah tahi lalat berwarna hitam kekuning-kuningan. Sebahagian ulama mengatakan disitu tertulis(محمدرسول الله) / Muhammad rasul utusan Allah. (HR. Muslim hadits no 2346). Selain keajaiban awan, tanda ini telah membuat pendeta Buhaira menyuruh Abu Thalib yang sedang berdagang di Syam untuk segera membawa Muhammad Saw pulang ke Makkah. Sebab, dia khawatir jika orang-orang Yahudi yang mengetahuinya akan membunuhnya karena iri.

6. Memahami Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Menjelang usia 40 tahun nabi Muhammad sering bertafakur, mengasingkan diri merenung dengan sungguh-sungguh, Nabi Muhammad Saw bertafakur untuk memikirkan jalan keluar agar kaumnya tidak lagi menyembah berhala. Tempat yang digunakan Muhammad untuk bertafakur adalah gua Hira. Pada saat bertafakur, terkadang Nabi Muhammad Saw. membawa bekal makanan dari rumah supaya dapat tinggal lebih lama. Jika bekal yang dibawanya habis, ia pulang ke rumah untuk mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh isterinya, Khadijah. Setelah itu ia kembali lagi ke gua Hira. Cara beribadah seperti itu juga disebut dengan taḥannus, yaitu beribadah selama beberap malam dan menjauhkan diri dari dosa. Dengan bertafakur, Nabi Muhammad Saw. membersihkan hati. Pikirannya menjadi bersih serta tidak tercampuri urusan duniawi.

7. Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu yang Pertama

Nabi Muhammad SAW tatkala memasuki usia 40 tahun, beliau sering “khalwat atau Uzlah” (bersepi diri atau menyendiri) dari keramaian. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Aisyah RA berkata: “Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW adalah diawali dengan Ar-ru'yah ash-shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah Beliau bermimpi, kecuali yang Beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya Shubuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri.”

Setelah mendapatkan mimpi tersebut, Rasulullah SAW memutuskan pergi ke Gua Hira untuk berdiam diri. Beliau beribadah di sana setiap malam selama beberapa hari. Hingga pada 17 Ramadhan, datanglah malakiat Jibril kepadanya. Sebagaimana dikatakan oleh Aisyah RA, malaikat Jibril mendatangi Rasulullah seraya berkata “Iqra”. Kemudian Muhammad menjawab “aku tidak bisa membaca”. Lalu, malaikat pun kemudian menarik dan menutupi Rasulullah hingga ia merasa kepayahan. 

Kemudian malaikat kembali lagi kepada Muhammad dan berkata “Iqra”. Dan beliau  pun menjawab kembali dengan mengatakan “aku tidak bisa membaca”. Kemudian malaikat menarik dan mendekap lagi Rasulullah sampai ketiga kalinya hingga beliau merasa kesusahan. Kemudian malaikat menyuruh beliau membaca surat Al-Alaq ayat 1-5 Setelah Rasulullah SAW mengucapkan bacaan surat tersebut, sang malaikat pun meninggalkannya pergi. Kemudian Rasulullah SAW pulang dengan keadaan gelisah dan menggigil seperti demam. Sesampainya di rumah, beliau meminta Khadijah istrinya untuk menyelimutinya. Kemudian Rasulullah SAW menceritakan apa yang dialaminya kepada Khadijah seraya berkata, “Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku? Sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri." Dan kemudian Khadijah menjawab, "Tidak, bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah selamanya tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkau selalu menyambung tali persaudaraan, selalu menanggung orang yang kesusahan, selalu mengupayakan apa yang diperlukan, selalu menghormati tamu dan membantu derita orang yang membela kebenaran."

Dari peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW dikukuhkan statusnya sebagai seorang Rasul. Dengan ini, beliau menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam. Peristiwa penerimaan wahyu pertama di gua Hira itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 611 M.

Kesimpulan:

Umat Islam diperintahkan untuk selalu mengingat peristiwa tersebut agar dapat mengambil hikmah yang terkandung dalam kejadian peristiwa tersebut. Selanjutnya, mengamalkan wahyu Allah Swt. berupa al-Qur’an, kitab suci bagi umat Islam. Allah swt. telah memilih dan mengangkat Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasul (utusan)-Nya untuk menyebarkan kebenaran pada umat manusia. Dan sejarah nabi Muhammad dapat kita jadikan ibarah untuk mendekatkan diri kepada rasulullah dengan meneladani kisah dan sifat-sifat raulullah.

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel