Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam merupakan bagian terpenting bagi kehidupan khususnya umat Islam. Pendidikan merupakan unsur pokok bagi manusia untuk meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah SWT, karena orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan Islam, maka kemungkinan besar mereka akan lebih tahu dan lebih mengerti akan pencipta dirinya, sehinga memperkuat keimanan. Manusia hidup di dunia ini awalnya tidak mengenal tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan Islam saat lahir, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu serta bertambah usia dan pertumbuhan manusia, maka jelas bagi mereka perlu pendidikan.

Pendidikan, adalah alat atau sarana bagi manusia untuk mengembangkan keilmuan dan pengetahuan, oleh karena itu pendidikan diharapkan memiliki standar dan dasar-dasar yang tertata, dikurikulumkan, dan jelas teori-teori dan konsep-konsep pendidikan yang diharapkan adalah konsep dan teori yang relevan dengan keadaan yang berlaku saat ini yang sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan jaman.

A. Pengertian pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah, al-ta’dib dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta’dib, al-ta’lim jarang digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam (Ahmad Syalabi,1945,3-21). Oleh karena itu term al-tarbiyah sangat terlihat dalam bahasa pendidikan akademik.

1. Istilah al-Tarbiyah
Penggunaan istilah al-Tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini memiliki banyak arti akan tetapi pengertian dasarnya menunjukan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya (Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthubiy, tafsir qurthuby,120). Dalam penjelasan yang lain, kata al-Tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu: Pertama, rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh dan berkembang (Q.S. Ar-Ruum/30:39). Kedua, rabiya-yarba yang berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun dan memelihara (Abdurrahman An-Nahlawi,1992,31).

Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Fatihah 1:2  (alhamdu lil Allahi rabb al-alamin) mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan istilah al-Tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah pendidik yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta(Omar Muhammad Al-Thoumy,1979,41). Uraian diatas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam term al-tarbiyah terdiri atas empat unsur  pendekatan, yaitu: (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh). (2) mengembangkan selutuh potensi menuju kesempurnaan. (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. (4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.

Penggunaan term al-Tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan Islam dapat difahami dengan merujuk firman Allah yang artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil”. (Q.S. Al Israa’:24).

2. Istilah al-Ta’lim
Istilah al-Ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih universal dibanding dengan al-Tarbiyah maupun al-ta’dib.Rasyid Ridha, misalnya mengartikan al-Ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu (Muhammad Rasyid Ridha,tt,262). Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada firman Allah yang artinya: “Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah :151).

Kalimat wa yu’allimu hum al-kitab wa al-hikmah dalam ayat tersebut menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan tilawat al-Qur’an kepada kaum muslimin. Menurut Abdul Fatah Jalal, apa yang dilakukan Rasul bukan hanya sekedar membuat Islam bisa membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan tazkiyah an-nafs (penyucian diri) dari segala kotoran, sehingga memungkinkannya menerima al-hikamah serta mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui. Oleh karena itu, makna al-ta’lim tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang lahiriyah akan tetapi mencangkup pengetahuan teoritis, mengulang secara lisan, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan; perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk berperilaku(Abdul Fatah Jalal,1988,29-30).

Kecendrungan Abdul Fatah jalal di atas, didasarkan pada argumentasi bahwa manusia pertama yang mendapat pengajaran langsung dari Allah adalah nabi Adam a.s. Hal ini secara eksplisit disinyalir dalam Q.S. Al-Baqarah 2: 31. pada ayat tersebut dijelaskan, bahwa penggunaan kata ‘allama untuk memberikan pengajaran kepada Adam a.s memiliki nilai lebih yang sama sekali tidak dimiliki para malaikat.

3. Istilah al-Ta’dib
Menurut Al-Atas, istilah yang paling tepat untuk menunjukan pendidikan Islam adalah al-ta’dib (Muhammad Nuquib al-Attas,1994,60). Al-Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamka kedalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.

Lebih lanjut ia ungkapan bahwa penggunaan Tarbiyah terlalu luas untuk mengungkap hakikat dan operasionalisasi pendidikan Islam. Sebab kata al-Tarbiyah yang memiliki arti pengasuhan, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakan untuk melatih dan memelihara binatang atau makhluk Allah lainnya. Oleh karena itu, penggunaan istilah al-Tarbiyah tidak memiliki akar yang kuat dalam khazanah Bahasa Arab.

Dengan demikian istilah al-Ta’dib merupakan term yang paling tepat dalam khazanah bahasa Arab karena mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran dan pengasuhan yang baik sehingga makna al-Tarbiyah dan al-Ta’lim sudah tercakup dalam term al-Ta’dib. Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga term diatas secara terminology, para ahli pendidikan Islam memberikan batasan yang sangat bervariatif. Diantaranya adalah:
  1. Al-Syaibaniy ; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi dalam masyarakat (Omar Muhammad Al-Syaibaniy, 399).
  2. Muhammad Fadhil al-jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatannya (Muhammad Fadhil Al-Jamaly, 1977,3).
  3. Ahmad D. Marimba; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik enuju terbentuknya kepribadiannya yang  utama (insan kamil) (Ahmad D. Marimba,1989,19).
  4. Ahmad Tafsir; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oeleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam(Ahmad Tafsir,1992,32).
  5. Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sendiri sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.
B. Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan Islam sebagaimana pendapat yang  menyatakan bahwa dasar pendidikan agama Islam adalah meliputi “dasar ideal yaitu Pancasila, dasar konstitusional adalah Undang-undang Dasar 1945. Dasar yuridis formal adalah Undang-Undang Pendidikan Nasional, Dasar operasional adalah Kurikulum Pendidikan Nasional yang memuat mata pelajaran agama”. (Zuhairini, dkk,1981,5).  Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa dasar pendidikan agama Islam secara yuridis formal itu adalah dasar-dasar yang berkenaan dengan negara Republik Indonesia, dan yang lebih utama bahwa pendidikan agama Islam memiliki dasar secara religius yaitu Al Qur’an dan Sunnah.

Pendapat lain menyatakan bahwa dasar pendidikan Islam adalah Al Qur’an, karena : "Kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril kedalam kalbu Rasulullah SAW  dengan menggunakan bahasa Arab dan disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (penguat) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan sebagai undang-undang bagi seluruh ummat manusia, di samping merupakan amal ibadah bagi yang membacanya. (Abdul Wahab Khalaf,1997,39). Firman Allah SWT yaitu: Artinya: “…Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan”. (QS. Al Ahzab: 71).

Dalam Hadits Rasulullah SAW: Artinya : “Telah diberitakan kepadaku dari Malik bahwa sesungguhnya Malik telah menyampaikan berita tersebut bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Aku tinggalkan kepadamu dua perkara dan kamu tidak akan tersesat berpegang kepada keduanya yaitu kitab Allah (Al Qur’an) dan As Sunnah”. (HR. Buhori) (Malik bin Anas, Al Muwaththa’, 1970, 109). Berdasarkan uraian di atas dapat diperjelas bahwa dasar dari pendidikan Islam adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Keduanya yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup umat Islam dalam segala aktivitasnya tersebut dalam usaha melaksanakan pendidikan Islam, baik masalah materi, metode maupun tujuan pendidikan Islam.

C. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bahwa “pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. (Mahmud Yunus,1983,57) Sedangkan menurut pendapat lainnya bahwa tujuan pendidikan Islam adalah “membentuk manusia yang berjasmani kuat atau sehat dan terampil, berotak cerdas dan berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah, serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh”, ( Syahminan Zaini,1986,48).

Seperti yang telah dikemukakan dua pendapat di atas dapat diperjelas bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menciptakan manusia yang mengabdi kepada Allah SWT, mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa, beramal shaleh, berakhlak mulia, serta mampu berdiri sendiri sebagai salah satu dari ciri kepribadian muslim sejati. Dengan pengabdian itu manusia  akan mendapat keseimbangan hidup antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat sebagaimana yang telah dicita-citakan setiap muslim sesuai dengan kehidupan yang diingini. Sebagaimana firman Allah yaitu, Artinya: “Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash: 77).

Tujuan pendidikan Islam juga dapat dipahami berdasarkan dari firman yaitu: Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepadanya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.(QS. Ali Imran: 102) Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa tujuan hidup manusia untuk menjadi seorang muslim, orang yang berserah diri kepada Allah SWT dalam arti mengabdi dan menyembah kepada-Nya.

Bisa disimpulkan, bahwa tujuan utama pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu taat dan bertakwa kepadaNya, serta dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, dasar pendidikan Islam harus berpedoman pada dasar hukum Islam itu sendiri yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dua hal itulah yang menjadi landasan utama dalam pendidikan Islam, dan tentu saja ditambah dengan hasil pemikiran manusia (ra’yu) sepanjang itu tidak menyalahi Al-Qur’an dan Hadits.

Sebagai saran bagi seorang muslim, terutama mereka yang bergelut dibidang pendidikan Islam, disarankan untuk betul-betul mengetahui dan memahami dasar-dasar, norma atau etika serta harus mampu untuk mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar agar dapat menghasilkan intelektual muslim yang cerdas, berwawasan dan taat dalam beribadah, sehingga tujuan penciptaan manusia yaitu untuk beribadah kepada Allah serta menjadi khalifah dimuka bumi benar-benar dapat dijalankan.


Daftar Rujukan
  1. Abdul Fatah Jalal, 1988. Azaz-azaz Pendidikan Islam, Diterjemahkan. Harry Noer Ali. Bandung: CV. Diponegoro.
  2. Abdul Wahab Khalaf. 1997. Ilmu UshuL Fiqh, Jakarta: Gema Insani Press.
  3. Abdurrahman An-Nahlawi, 1992. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung : CV. Diponegoro.
  4. Ahmad D. Marimba, 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung Al-Ma’arif.
  5. Ahmad Syalabi, 1945. Tarikh  al-Tarbiyah al-Islamiyat. Kairo : al-Kasyaf.
  6. Ahmad Tafsir. 1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Ramaja Rosdakarya.
  7. Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthubiy, Tafsir Qurthuby, Juz 1. Kairo: Dar  al-Sya’biy, tt.
  8. Mahmud Yunus. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung, 
  9. Malik bin Anas, 1970. Al Muwaththa’, Kairo: Al Maktaba An-Nashiriyah.
  10. Muhammad Fadhil Al-Jamaly.1977. Nahwa Tarbiyat Mukminat, al-syirkat al-Tunisiyat li al-Tauzi’.
  11. Muhammad Nuquib al-Attas, 1994. Konsep Pendidikan Islam. Diterjemahkan. Haidar Bagir, (Bandung : Mizan, 
  12. Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Qur’an al-Hakim; Tafsir al-Manar, Juz VII. Beirut : Dar al-Fikr, tt.
  13. Omar Muhammad Al-Syaibaniy, Falsafah Pendidikan Islam, tt.
  14. Omar Muhammad Al-Thoumy  Al-Syaibani, 1979. Falasafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
  15. Syahminan Zaini. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia.
  16. Zuhairini, dkk. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional.


Belum ada Komentar untuk "Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel