Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Kefasihan Penggunaan Bahasa Indonesia

Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Kefasihan Penggunaan Bahasa Indonesia

ABSTRAK
Lahirnya karya ini merupkan salah satu bentuk  kajian pustaka  dari tugas mata kuliah “Analisis Kesalahan Berbahasa”. Pokok bahasan yang termuat dalam kajian meliputi: Hubungan analisis berbahasa dengan analisis konstraktif, tujuan dan manfaat analisis kesalahan berbahasa, data kebahasaan yang digunakan untuk analisis kesalahan berbahasa, prosedur analisis kesalahan bahasa, dan jenis kesalahan analisis bahasa. Kemudian, kajian tersebut terkonsrtuk dalam judul “Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Kefasihan Penggunaan Bahasa Indonesia”

Pendekatan yang digunakan dalam mengkaji karya ini, ialah dengan kajian pustaka dengan menggunkan deskriptif-analisis. Penjabaran mengenai bagaimana cara menemukan kesalahan dalam berbahasa, mengidentifikasi jenis kesalahan berbahasa, serta langkah-langkah dalam menganalisis kesalahan dari segi fonologi (bunyi), penulisan (penyusunan kalimat atau paragraf), pengucapan, dan bagaimana memaknai setiap bahasa yang keluar baik berupa teks maupun ucapan akibat kesalahan yang sering dilakukan karena ‘habituasi’ yang lahir dari pembawaan bahasa daerah.

Hasil kajian pustaka serta studi observasi pada karya ini adalah, 1). Korelasi antara analisis kesalahan berbahasa dengan analisis konstraftif dalam kajian bahasa., 2). Tujuan dari menganalisis kesalahan berbahasa, dapat diketahui letak kesalahan seorang dalam berbahasa, dapat terukur kemampuan dan ketercapaian seorang dalam penggunaan berbahasa. Setelah mengetahui letak dan bentuk kesalahannya, maka analisis kesalahan berbahasa dapat dijadikan landasan dalam mengevaluasi serta melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa., 3). Pengumpulan data, mengidentifikasi jenis kesalahan dalam berbahasa (teks atau ucapan) dapat diketahui makna yang terkandung di balik pengucapan dan penulisan. 
Kata Kunci: Analisis Kesalahan Bahasa, Jenis Kesalahan Berbahasa, Prosedur Analisis Bahasa. 
PENDAHULUAN 
Sebuah ungkapan mengatakan demikian, “Jangan kotori atau nodai bahasa dengan ucapan yang bentuknya salah, karna dapat mengurangi hikmah”, begitu yang termaktub dalam sebuah buku. Yang dimaksud oleh penasehat dengan ucapan tersebut ialah menggambarkan betapa pentingnya penggunaan bahasa secara benar, sesuai dengan kaidah kebahasaan, baik dalam ucapan maupun melalui tulisan yang tertuang. Karena dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidahnya, tidak akan terkuranginya esensi makna yang terucapkan. Dengan penggunaan bahasa yang benar, pesan akan mudah tersampaikan.

Penggunan bahasa yang dimaksud ialah Bahasa Indonesia. Karena, hanya Bahasa Indonesia yang dapat menjadi bahasa pemersatu di antara beragamnya bahasa yang ada.  Keanekaragaman yang dimiliki bangsa ini, menjadikan bangsa ini,  kaya akan ragam budaya dan bahasa. Jika tidak ada bahasa pemersatu dari ragamnya bahasa, akan mempersulit komunikasi masyarakat yang berasal dari berbagai macam daerah dengan bahasa masing-masing. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia perlu dijadikan pemersatu diantara keanekaragaman bangsa, supaya dapat terjalin komunikasi antar masyarakat.

Bahasa juga yang membentuk pikiran, ide atau gagasan yang pemerolehannya terbentuk dari lingkungan sekitar. Lingkungan sangat mempengaruhi seorang dalam pemerolehan bahasa. Bahasa lah yang mewariskan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang tumbuh dan berkembang seiring lingkungan itu. Untuk itu, bahasa daerah juga bagian dari hasil konsrtruksi pembelajaran masyarakat dengan lingkungan, yang menghasilkan aneka ragam bahasa yang tersebar di seantero nusantara.

Kesehariaan masyarakat dalam berkomunikasi sering menggunakan bahasa daerah masing-masing. Bahasa Indonesia jarang digunakan, hanya pada momentum tertentu menggunakan Bahasa Indonesia. Akibatnya, kebiasaan (habituasi) dalam penggunaan bahasa daerah dan jarang menggunakan Bahasa Indonesia menjadi penyebab terjadinya penggunaan kesalahan berbahasa, baik dalam pengucapan pelafalan atau penulisan, hal ini dapat mengurangi esensi makna, bahkan kesalahtafsiran dalam memahami makna bahasa.

Melalui bahasa, seorang dapat diketahui latar belakang, motif keinginan, adat, bahkan maksud di balik pengucapan seseorang. Maka, perlu adanya pengetahuan terhadap pentingnya berbahasa, menganalisis kesalahan dalam berbahasa, prosedur menganalisis kesalahan, jenis kesalahan dalam berbahasa. Sehingga dapat diketahui langkah pembenahan dalam kesalahan berbahasa. 

PEMBAHASAN
A. Hubungan Analilis Kesalahan Berbahasa dengan Analisis Konstrantif
Ada dua analisis yang digunakan dalam pembelajaran bahasa asing yaitu analisis konstrastif dan ana¬lisis kesalahan. Analisis kontrastif adalah komparasi perbandingan sistem-sistem linguistik dua bahasa, baik sistem bunyi maupun sistem gramatikal . Menurut James analisis kontrastif ialah suatu aktivitas linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan tipologi dua bahasa yang kontras satu dengan yang lain, berlandaskan atas asumsi bahwa bahasa-bahasa itu dapat dibandingkan dan tidak diserumpunkan . Sedangkan analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu strategi untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang muncul dalam analisis konstrastif. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar maupun bahasa penggunaan bahasa asing.

Analisis kontrastif, yang berupa prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa ibu dengan struktur bahasa asing yang dipelajari, untuk mengidenti¬fikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa itu. Perbedaan-perbedaan itu digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar bahasa asing tersebut. Sedangkan analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu strategi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam analisis konstrastif.

B.  Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan merupakan usaha membahas kebutuhan-kebutuhan praktis guru kelas. Secara tradisional, analisis kesalalahan bertujuan menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar bahasa kedua. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan pemberian penekanan, penjelasan dan praktik yang diperlukan, memberikan remidi dan latihan-latihan, dan memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes profisiensi pembelajar (Sudiana, 1990:103).

Adapun manfaat dari analisis kesalahan ini diharapkan dengan adanya analisis ini dapat membantu guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan untuk memberikan penjelasan, dan praktek yang diperlukan mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi, memberikan remidi dan latihan-latihan apabila para siswa atau pembelajar masih saja melakukan kesalahn-kesalahan, memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes profisiensi pembelajar.

Menganalisis kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa jelas memberikan manfaat tertentu karena pemahaman kesalahan itu merupakan umpan balik yang sangat berharga pengevaluasian dan perencanaan penyesuaian materi dan  strategi pengajaraan di kelas. Analisis kesalahan berbahasa antara lain bertujuan untuk: 
1). Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teksmisalnya urutan mudah sukar.
2). Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan. 
3). Merencanakan latihan dan pengajaran remedial,
4). Memilih butir-butir bagi penngujian kemahiran siswa (Tarigan, 1990: 69).

C. Jenis Analisis kesalahan berbahasa 
Berdasarkan komponen bahasa, analisis kesalahan berbahasa antara lain:
1. Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi.
Model analisis dalam bidang fonologi yaitu berkaitan dengan pengucapan. Jika dalam pengucapan terjadi kesalahan maka dalam tulisan terjadi kesalahan pula. Kesalahan dalam pengucapan antara lain:
a. Kesalahan dalam pengucapan fonim
Misalnya:
Fonim /a/ diucapkan /e/ contoh misalkan – misalken
Diftong /au/ diucapkan /o/ contoh danau – dano
Penghilangan  fonim
Misalnya:
Hilang – ilang
Haus – aus
Penambahan fonim
Gaji – gajih 
Biji – bijih 
b. Kesalahan dalam meletakkan jeda 
c. Kesalahan dalam pemenggalan suku kata
2. Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.
Analisis dalam bidang morfologi yaitu berkaitan dengan bahasa tulis. Kesalahan dalam bidang morfologi ini disebabkan beberapa hal yaitu:
a. Afiksasi 
Yaitu berbahasa karena salah menentukan bentuk asal
Contoh: 
Salah Benar 
Himbau Imbau 
b. Fenom 
Yaitu yang seharusnya luluh dalam proses afiksasi tidak diluluhkan 
Contoh: 
Salah Benar 
Mentabrak Menabrak 
c. Fenom yang tidak diluluhkan
Contoh: 
Salah Benar 
Memfitnah Memfitnah 
d. Penyingkatan Morf men-, meny-, meng-, 
Morf men- disingkat n.
Contoh: 
Salah Benar 
Nari Menari
Morf meny- disingkat n.
Contoh: 
Salah Benar 
Nyuruh Menyuruh
Morf meng- disingkat ng.
Contoh: 
Salah Benar 
Ngambil Mengambil
Morf menge- disingkat nge.
Contoh: 
Salah Benar 
Ngelap Mengelap
e. Perubahan morfem ber-, per-, dan ter-, menjadi be-, pe-, dan te-, 
Penulisan morfem yang salah 
Perulangan yang salah
Contoh: 
Salah Benar 
Kuda kuda kuda-kuda
Reduplikasi 
Contoh: 
Salah Benar 
Mengemas-kemasi mengemas-ngemas
Bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebagian yang diulang 
Contoh: 
Salah Benar 
Kaki-kaki tangan kaki tangan- kaki tangan
f. Gabungan kata atau kata majemuk 
Gabungan kata yang seharusnya dituliskan serangkai tetapi tidak dituliskan secara serangkai
Contoh: 
Salah Benar 
Rumahsakit rumah sakit
Pengulangan kata majemuk yang salah 
Contoh: 
Salah Benar 
Segi-segitiga segitiga-segitiga 

3. Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis.
Analisis dalam bidang sintaksis yaitu berkaitan penggunaan kata perangkaian, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk. Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
a. Kalimat tidak efektif
b. Kaliamt tidak normatif
c. Kalimat tidak logis
d. Kalimat rancu
e. Kalimat ambigu
f. Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.
4. Model analisis kesalahan berbahasa dalam tataran semantik.
a. Akibat gejala hiperkorek
b. Akibat gejala pleonasme
c. Akibat gejala ambiguitas
d. Akibat gejala diksi (pemilihan kata)
5. Model analisis kesalahan berbahasa dalam tataran wacana.
a. Akibat syarat-syarat paragraf yang tidak dipenuhi.
b. Akibat penggabungan paragraf.
c. Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
d. Akibat sebuah struktur sebuah paragraf.
e. Akibat pemilihan topik paragraf yang tidak tepat.
f. Akibat pengorganisasian topik-topik dalam paragraf.
g. Akibat penggunaan kalimat dalam paragraf yang tidak sesuai.
h. Akibat tidak cermat dalam perujukan.

D. Prosedur analisis kesalahan berbahasa dilihat dari kefasihan melafalkan
Terdapat berbagai pendapat tentang prosedur yang dilakukan dalam mengadakan analisis kesalahan berbahasa. Menurut Corder langkah-langkah tersebut sebagai berikut : 
1. Mengumpukan data kesalahan. Kegiatan pada tahap pertama ini meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Menetapkan luas sampel.      
b. Menentukan media sampel (lisan atau tulisan)
  c. Menentukan kehogenan sampel yang berkaitan dengan usia pelajar, latar belakang B1, tahap perkembangan. 

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan
Pada tahap ini kesalahan-kesalahan akan diidentifikasi kemudian di klarifikasikan sesuai tingkat kesalahannya. Apakah kesalahan tersebut termasuk dalam bidang fonologi, kesalahan dalam bidang morfologi, kesalahan dalam bidang sintaksis ataukah kesalahn dalam bidang semantik.

3.  Menjelaskan kesalahan
Kegiatan pada tahap ini merupakan upaya untuk menjelaskan penyebab kesalahan tersebut dan akan diberikan deskripsi mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi dan bagaimana proses terjadinya kesalahan tersebut. . Kemudian diberikan solusi agar kesalahan tersebut bisa dipertanggung jawabkan.

4.  Kuantifikasi kesalahan
Tahap untuk melihat tingkat keseringan suatu kesalahan tersebut muncul. Dan hasilnya bisa digunakan untuk melihat tingkat kesalahan yang dilakukan pembelajar.

5. Mengoreksi kesalahan
Dengan adanya kesalahn-kesalahan yang ada atau yang sering terjadi maka akan dikoreksi dan diperiksa agar dapat di ambil langkah perbaikan selanjutnya.

*Bahasa, dari abjad yang tersusun membentuk kata, menjadi kesatuan kalimat berkembang menjadi paragraf. Setiap paragraf  terujar, terjalin komunikasi yang mengandung makna dari pesan yang ingin disampaikan. Terangkai melalaui pena, terucap oleh lisan, tetafsirkan oleh akal pengetahuan manusia. Menyalai kebenaran kaidah bahasa dalam mengucapan dapat mengurangi esensi makna. 
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 2014. Analisis Kontrastif dan Analisi Kesalahan berbahasa.  Jurnal Tarbiyah "At-Tajdid". (Diakses pada08 Maret 2017)
Fina Sa'adah.  Analisis Kesalahan Berbahasa dan Peranannya dalam Pembelajaran bahasa Asing.  (Diakses pada 08 Maret 2016)
https://nahulinguistik.wordpress.com/2009/05/29/analisis-kesalahan-berbahasa/ 08-03-2017
James, C. 1980. Contrastive Analysis. London: Longman.
Sujinah. 2004.  Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Surabaya.
Tarigan, Henry Guntur, Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.

By: Aminatus Zulfa, Nafisatul Umami, Lailatul Nurul Aini

Belum ada Komentar untuk "Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Kefasihan Penggunaan Bahasa Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel