Media pendidikan islam

Media pendidikan islam

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar bidang studi PAI di kelas penggunaan media/alat dalam pengajaran tentu saja akan membantu guru dalam menyampaikan materi dan peserta didik mudah memahami materi baik pelajaran Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Quran Hadits, dan Aqidah Akhlak.

Bidang studi PAI di sekolah, walaupun mendapat proporsi jam pelararan sedikit pada SD, SMP dan SMA dari pada sekolah MI, MTs dan MA namun bidang studi PAI merupakan bidang studi wajib bagi peserta didik dan wajib ada pada kurikulum sekolah.

Pendidikan tinggi di fakultas-fakultas pendidikan di Indonesia saat ini sudah mulai mengarah pada profesionalisme pendidik, sehingga pemanfaatan dan penguasaan media PAI sudah seharusnya diadakan, digunakan dan terus dikembangkan oleh para pendidik PAI di sekolah. Sehingga dalam penyampaiannya tidak kaku, membosankan, dan menakutkan akan tetapi lebih kreatif, variatif, inovatif, dan fleksibel bagi peserta didik dalam mempelajarinya, tidak sebatas ceramah dan hafalan, sebagaimana sudah lama diterapkan.

Perkembangan media pendidikan sesuai dengan perubahan zaman semakin maju dan modern, semestinya pula dibarengi dengan pengadaan dan penemuan media pendidikan yang modern dan dapat diterapkan pada pendidikan Islam guna keperluan pengajaran PAI di sekolah, sehingga proses belajar mengajar (PBM) di kelas lebih efektif dan efisien. Untuk itu, guru PAI (GPAI) dituntut untuk bisa menggunakan media pendidikan sebagai alat pelajaran, mengembangkan media, memperbaharui media pendidikan yang sudah ada, dan senantiasa mencari trobosan mengadakan media pendidikan PAI yang belum ada menjadi ada. Jika kita membahas media pendidikan tentu saja itu berkaitan dengan alat bantu yang digunakan guru saat mengajar di kelas.

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik pula.

Memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa-siswanya adalah tugas penting yang selama ini belum dilaksanakan oleh guru sepenuhnya. Guru dan media pendidikan hendaknya bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Pelatihan dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan dengan guru sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media pendidikan.

B.RUMUSAN MASALAH
Alat/media pendidikan apa yang sesuai dengan pokok bahasan tertentu pada bidang studi PAI?
Bagaimana kriteria media Pendidikan Agama Islam?

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIA PENDIDIKAN ISLAM
Dalam Kamus bahasa Indonesia, Media (n) adalah alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan Pendidian (n) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik.

Dalam buku Arief S. Sadiman, dkk (2010: 6) pengertian media adalah :
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, fim bingkai adalah contohnya. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) berpendapat media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Media pendidikan adalah suatu benda yang dapat diindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran (alat peraga pengajaran), baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu penghubung (medium komunikasi) dalam proses interaksi belajar-mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa. Media pendidikan mengandung aspek-aspek; sebagai sebagai alat dan sebagai teknik, yang berkaitan erat dengan metode mengajar.

Alat bantu pembelajaran adalah berbagai sarana dan fasilitas yang dapat digunakan pendidik untuk memperlancar, mengefektifkan dan mengefisienkan upaya pencapaian tujuan pendidikan oleh peserta didik. Strategi multi-media, dalam kaitannya dengan multistrategi dan multisumber yang digunakan oleh pendidik memperkaya proses pembelajaran.

Termasuk ke dalam alat bantu pembelajaran adalah berbagai alat peraga langsung, buatan guru, grafis dan elektronik, serta kelengkapan laboratorium, studio dan bengkel. Dalam pada itu, alat bantu pembelajaran tidak terbatas pada materi yang ada di dalam kelas ataupun ruangan, melainkan sangat terbuka untuk digunakan berbagai hal yang terdapat di ingkungan sekitar dan lingkungan budaya setempat. Hal ini terkait langsung dengan berbagai substansi yang menjadi meteri pembelajaran dan metode pembelajaran.

Lingkungan sosial dan ingkunngan alam yang kondusif akan menjadikan peserta didik semakin kreatif-mandiri. Di antara yang bisa digunakan untuk menciptakan lingkunngan yang kondusif adalah alat-alat bantu pendidikan. Sebagai kelengkapan pendidikan alat dan media dapat membantu dan bahkan terkadang dalam hal tertentu, ia bisa menggantikan peran peran pendidik dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi dengan perkembangan teknologi saat ini, semua yang dahulu terasa sulit menjadi lebih mudah, yang jauh menjadi dekat, dan yang membutuhkan waktu lama menjadi bisa diselesaikan dengan cepat.

Sehingga media pendidikan Islam merupakan alat penyalur pesan dan pemberi pesan kepada penerima pesan (peserta didik) yang digunakan oleh pendidik dan dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas kaitannya dengan pengajaran materi pendidikan agama Islam dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.

B. MAKNA MEDIA PENDIDIKAN BAGI GURU DAN PESERTA DIDIK
Dari beberapa pengertian di atas, maka sudah selayaknya media pendidikan sudah tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tapi lebih sebagai penyalur pesan dan pemberi pesan (guru, penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya dapat digunakan oleh guru tetapi lebih penting lagi dapat digunakan pula oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara teliti, jelas, dan menarik. Fungsi tersebut dapat dapat dilaksanakan secara baik walau tanpa kehadiran guru secara fisik.

Guru harus memandang media pendidikan sebagai alat bantu utama untuk mendukung keberhasilan mengajar dan mengembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan daya guna media pendidikan. Ditangan gurulah alat-alat itu (benda dan alam) menjadi bermakna bagi pertumbuhan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap keagamaan siswa.

Karena pengajaran agama lebih bersasaran ”abstrak” maka penggunaan alat peraga harus dilakukan secara bijaksana. Artinya jangan siswa malah menjadi bertambah bingung dan kacau pengertian dan pemahamannya setelah mendapatkan peragaan. Kekacauan tanggapan, pengertian dan penarikan kesimpulan atas berbagai konsep keagamaan dapat berakibat ”fatal” terhadap pembentukan sikap keagamaan siswa. Agar dapat menggunakan alat peraga/media pengajaran secara bermakna guru hendaknya, antara lain:
  1. Memahami dengan baik fungsi dari media pendidikan.
  2. Dapat mempergunakan alat pelajaran secara tepat dan efisien.
  3. Dapat memilih dan mengembangkan alat pelajaran sesuai dengan tujuan pengajaran dan hasil belajar yang diharapkan.
  4. Dapat memelihara dan mengolah alat pelajaran dengan baik.
  5. Dapat menimbang sendiri baik buruknya penggunaan alat pelajaran untuk suatu kegiatan tertentu.
  6. Dapat memanfaatkan alam sekitar sebagai media pendidikan.
  7. Dapat membuat sendiri alat pelajaran/media secara sederhana dan murah dari bahan-bahan yang terdapat dalam lingkungan sekitar.
  8. Manfaat, nilai dan makna yang terkandung dalam media pendidikan bagi para siswa, diantaranya:
  9. Meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir dan oleh karena itu mengurangi ”verbalisme”
  10. Memperbesar/meningkatkan perhatian dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa.
  11. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat hasil belajar lebih menetap.
  12. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
  13. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambunngan, sehingga siswa dapat menarik pelajaran daripadanya (gambar hidup).
  14. Membantu menumbuhkan pengertian/pemahaman dan dengan demikianmembantu perkembangan kemampuan berbahasa.
  15. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain sehingga membantu mengembangkan efisiensi dan variasi belajar siswa.

C. FUNGSI MEDIA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Penting untuk selalu diingat bahwa belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun menyangkau nilai dan sikap (afektif).

Dan proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunkasi, yaitu proses penyampaian dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen komunikasi. Untuk itu, dalam mencapai tujuan pengajaran agama Islam, maka media pendidikan pun amat luas jangkauannya, baik terdapat di kelas/sekolah maupun di luar kelas/sekolah. Guru bukanlah semata-mata pemain peranan tetapi juga orang-orang yang mempersiapkan kondisi yang memungkinkan belajar mengajar berlangsung lancar.
Penggunaan media untuk keberhasilan pengajaran dan menghasilkan belajar yang baik tergantung pada cara penggunaan alat peraga secara tepat dan efektif. Berikut perinsip yang perlu diperhatikan oleh pendidik, yaitu :

Penggunaan setiap alat peraga harus dengan tujuan tertentu.
  1. Alat peraga harus digunakan untuk membantu dan memberi gambaran yang cukup jelas tentang objek-objek.
  2. Alat peraga tidak perlu digunakan bila anak sudah cukup mampu untuk menginterpretasi dan memikirkan masalah-masalah yang dipelajarinya.
  3. Alat peraga harus digunakan bila membatu merangsang minat dan memusatkan perhatian murid pada hal-hal yang diinginkan.
  4. Alat peraga adalah alat yang sangat bernilai untuk membuat kesimpulan-kesimpulan yang menggambarkan hubungan-hubungan di antara bahan-bahan yang dipelajari, misalnya diagram dan peta.
  5. Murid-murid harus diajar bagaimana menggunakan bahan-bahan ilustrasi tertentu.
  6. Beberapa alat peraga tertentu harus dipersiapkan lebih lanjut untuk mencegah pemborosan waktu dan kegiatan kelas.

Penggunaan alat peraga harus di cek untuk mengetahui apakah tujuan yang diinginkan tercapai, dan sudah ada persiapan untuk perbaikan konsep-konsep yang keliru.

Murid harus diberanikan untuk memanfaatkan alat-alat peraga dalam belajar dan dalam kegiatan kelas di mana alat-alat itu untuk dapat membantu memperjelas masalah yang didiskusikan.
Fungsi media pendidikan adalah menciptakan iteraksi langsung dan tak langsung antara sumber pesan, guru, media dan siswa untuk membantu mengatasi berbagai hambatan-hambatan dalam proses belajar mengajar, sehingga proses komunikasi akan berhasil.

Ada beberapa faktor yang menghambat atau penghalang proses komunikasi, sehingga proses komunikasi berlangsung tidak efektif dan efisien yang biasanya dikena dengan istilah barries dan nioses.
  1. Hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, inteligensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan sakit, keterbatasan daya indra dan cacat tubuh.
  2. Hambatan kultural, seperti perbedaan adat-istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai panutan.
  3. hambatan lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulan yang ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar.
  4. Secara umum media pendidikan mempunyai kegnaan-kegunaan, sebagai berikut :
  5. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar
b. Objek yang kecil
c. Gerak terlalu lambat atau cepat
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu
e. Objek terlalu kompleks
f. Konsep terlalu luas

Mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini media pendidikan berguna:a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkin interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkunngan dan kenyataan;
c. Memungkinkan anak belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Mengatasi berpedaan keadaan antara sifat guru dan siswa dan perbedaan lingkungan pengalaman antara guru dan siswa. Yaitu dengan cara:
a. Memberikan rangsangan yang sama
b. Persamaan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama
Menurut Zakiyah Darajat (1995:228) fungsi media pendidikan diantaranya :
  1. Fungsi edukatif, artinya dengan media pendidikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik dapat dilancarkan lebih efektif.
  2. Fungsi Sosial, melalui media pendidikan siswa memperoleh kesempatan untuk memperoleh kesempatan untuk memperkembangkan dan memperluas pergaulan antara siswa itu sendiri dan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.
  3. Fungsi ekonomis, artinya berkat kemajuan teknologi, satu macam alat pelajaran saja sudah dapat menjangkau pemerataan kesempatan beroleh pengajaran atau dapat dinikmati oleh sejumlah siswa dan alat itu dapat dipergunakan sepanjang waktu atau secara terus menerus.
  4. Fungsi poitis, artinya dapat dipakai ”penguasa pendidikan” untuk menyatukan ”pandangan” pengajaran, sehingga antara pusat, daerah, sampai kelembaga-lembaga pendidikan tidak terdapat perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan yang berarti dalam pelaksanaan pengajaran.
  5. Fungsi Budaya, artinya melalui pendidikan siswa dapat menagkap dan mengenal bermacam-macam hasil budaya manusia.

Dari kedua pendapat di atas mengenai fungsi media pendidikan banyak memiliki kesamaan, saling mendukung dan melengkapi.

D. BENTUK-BENTUK DAN JENIS MEDIA PENDIDIKAN
Bentuk-bentuk media pendidikan memiliki ragam atau variasi endiri-sendiri, adapun bentuk-bentuk dan jenis media pendidikan, diantaranya:

a.      Bahan bacaan atau bahan cetakan
Melalui bahan ini siswa akan memperoleh pengalaman melalui membaca, belajar melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian dengan mempergunakan indra penglihatan.
Media ini termasuk tingkat belajar konseptual, maka bahan-bahan itu harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan penguasaan bahasa siswa. Menurut jenisnya antara lain:
1).    Al Qur’an dan dan Al Hadits
2).    Buku teks pelajaran agama baik untuk siswa dan guru
3).    Buku bacaan pelengkap, buku teks sebagai bahan bacaan untuk memperluas dan memperdalam bacaan agama.
4).    bahan bacaan bersifat umum: koran, majalah, dan lain-lain.
b.      Alat pandang dengar
Berbagai jenis alat audiovisual (AVA) yang dapat dipergunakan diantaranya:
1).    Berdimensi dua atau tanpa proyeksi
Seperti: papan tulis, papan tempel, papan panel, bagan, diagram, grafik, poster, karton, komik, gambar karikatur, dan gambar/lukisan lainnya.
2).    Berdimensi tiga atau dengan proyeksi
Seperti: benda asli, benda tiruan, model, peta, globe, berbagai hasil keterampilan yang dapat dipamerkan dan berbagai alat sederhana yang dapat dibuat sendiri untuk peragaan.
3).    Media pendidikan hasil teknologi yang memerlukan penguasaan dan keterampilan untuk mempergunakannya
Seperti: berbagai jenis proyektor, radio/televsi dengan berbagai alat perekamnya dan semua alat yang dipakai dalam laboratorium

c.       Contoh-contoh kelakuan
Meliputi semua kelakuan guru yang dipertunjukan, untuk menjelaskan sesuatu ketika ia mengajar, seperti : mimik, bebagai gerakan badan dan anggota badan, dan dramatisasi baik tingkah perbuatan suara, yang memungkinkan siswa untuk meniru atau meneladani perbuatan atau gerakan-geakan tersebut.

d.      Media pendidikan yang bersumber dari masyarakat dan alam sekitar
Bentuk-bentuk media yang dimaksud itu, diantaranya adalah:

1. Dari peninggalan pengalaman kegiatan masyarakat, diataranya:
berbagai objek atau tempat peninggalan sejarah, seperti: makam para wali, bekas-bekas kerajaan Islam, dan museum.
Berbagai dokumentasi sejarah perkembangan keagamaan yang terdapat dalam arsip nasional dan lain-lainnya.
Mengikut sertakan siswa dalam berbagai kegiatan keagamaan.Seperti: menyelenggarakan hari-hari besar Islam, mengikuti musyabaqah tiawatil Qur’an dan turut mengurus dan menyelenggarakan amal saleh (kematian, zakat, dan lain-lain)

2. Dari alam kenyataan, seperti:
Membawa siswa ke kebun binatang untuk melihat dan mengamati berbagai kehidupan hewan.
Membawa siswa berkaryawisata, berkemah, menikmati keindahan alam bebas dan mengagumi tata alam.
Membawa siswa ke planetarium untuk melihat gambaran penataan alam semesta.

3.Dari contoh kelakuan masyarakat, seperti:
Membawa mereka berkunjung kepada tokoh-tokoh ulama terkenal sehingga mengenal betapa kehidupan ulama itu, berkesempatan menimba ilmu dari ulama itu sekedarnya.
Membawa siswa kepada kehidupan suatu masyarakat agama yang homogen, sehingga mereka memperoleh perbandingan yang nyata tentang kehidupan diri dan harapan-harapan ke hidupannya di masa datang dari pengalaman yang diperolehnya itu.
Membawa siswa ke lembaga-lembaga pendidikan Islam yang “bonafide” untuk mengenal, bergaul dan saling meluaskan pandangan tentang betapa mereka menata kehidupan beraga yang baik di sekolah.

E. BATAS-BATAS PENGGNAAN MEDIA PENDIDIKAN
Dalam pengajaran agama Islam terdapat konsep-konsep di luar jangkauan indra dan bukan terbentuk dari hasil pengabstrakan akal budi manusia. Konsep-konsep itu berasal dari wahyu, yang buat sebagian terbuka untuk diindrai dan buat sebagian lagi payah indra untuk menghampirinya, bahkan terdapat hal-hal yang manusia ”tabu” untuk memikirkannya. Yaitu segala hal pengertian yang bersifat akhirat.

Pengertian yang bersifat akhirat ialah pngertian-pengertian atau konsep-konsep yang tidak dapat diamati oleh pengamatan indra. Konsep ini datangnya dari wahyu Ilahi, seperti pengertian tentang: surga, neraka, Tuhan, malaikat, dan lain-lain dari Allah swt.
Terhadap hal-hal yang demikian itu, media pendidikan harus digunakan dengan amat berhati-hati dan guru harus waspada terhadap keterbatasan-keterbatasan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:Rineka Cipta, 1995
Arief S. Sadiman (dkk), Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Press, 2010
Zakiah Drajat, dkk. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Padang: Rosda Karya, 2009
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, LKiS, 2009

http://dikdasmenalmtq.wordpress.com/2011/11/02/54/]

Belum ada Komentar untuk "Media pendidikan islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel