MENGANALISIS PROBLEMATIKA DALAM SUATU IMPLEMENTASI PERENCANAAN PENDIDIKAN

Seorang pendidik atau pendidik tidak akan lepas dari suatu perencanaan pendidikan yang telah
dibuatnya, kemudian di implementasikan dengan optimal dan sistematis mungkin.
Namun semua itu tidak menjamin akan terlaksananya sesuai dengan ekspetasi yang
telah di buatnya. Hal ini terjadi karena tidak semua apa yang sudah kita
rencanakan sematang mungkin tidak menutup kemungkinan adanya hambatan-hambatan
yang melatar belakangi semua itu. Yang mana di dalam pembahasan kali ini akan
mengupas dan menganalisis apa saja yang menghambat terjadinya implementasi
suatu perencanaan pendidikan. Khususnya, dalam hal mengenai strategi
pembelajaran.
Salah satu kemampuan dan keahlian profesional
utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah kemampuan bidang pendidikan
dan keguruan, seperti hal nya membuat perencanaan pendidikan dengan tepat dan
sistematis. Khususnya dalam hal ini, terkait dengan strategi pembelajaran. Yang
dimana seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang studi yang
akan diajarkannya saja, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan tersebut pada peserta didik.
Mengapa perlu menggunakan suatu strategi
dalam kegiatan pembelajaran? Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran
sabfat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah maka tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal dengan kata
lain pembelajaran tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Strategi
pembelajaran sangat berguna bagi siswa maupun pendidik. Karena setiap strategi
pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran.
Secara umum, kemampuan pendidik atau guru
dalam mengolah atau membuat strategi dalam pembelajaran sudah baik. Namun tidak
semua tahapan pembelajaran yang telah dibuatnya sudah dilakukan dengan baik
oleh semua pendidik. Hambatan-hambatan yang melatar belakangi dapat terpantau dalam
observasi di kelas, seperti: (1) melibatkan lebih banyak siswa. (2) mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru.
(3) merespon tanggapan siswa. (4) mengatasi siswa yang hiper aktif. (5)
mengatasi siswa yang malas ketika pembelajaran berlangsung. (6) mengatasi siswa
yang bosan akan model pembelajaran yang ada.
Untuk meminimalisir hambatan-hambatan yang
mungkin terjadi seperti apa yang sudah dipaparkan di atas, seorang pendidik
dituntut agar lebih kratif dan inovatif dalam menggunakan strategi dalam
pembelajaran. IPTEK sekarang ini yang semakin bertambah maju dan modern. Dimana
sebagai seorang pendidik, kita dapat memanfaatkan perkembangan tersebut dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran, inovasi sangat diperlukan. Karena tidak akan
mungkin sistem pembelajaran dari tahun ke tahun hanya itu saja dan tidak
mengalami perubahan. Jika seperti itu, pendidikan akan tertinggal jauh dari
perkembangan zaman. Pengaruh itu bukan hanya dalam pendidikan, melainkan banyak
aspek, seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan lain-lain.
Model pembelajaran inovatif ialah model
pembelajaran dimana peserta didik dilibatkan secara aktif dan bukan hanya
dijadikan sebagai objek semata, pembelajaran tidak lagi berpusat pada pendidik,
akan tetapi pada speserta didik. Dalam hal ini, pendidik wajib memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Sehingga mereka lebih leluasa untuk belajar. Dalam
pembelajaran inovatif, metode yang digunakan bukan lagi bersifat monoton
seperti metode ceramah, melainkan metode yang sudah bersifat fleksibel dan
dinamis sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diikuti dengan penguatan
keterampilan.
Untuk menerapkan model pembelajaran inovatif, seorang pendidik pasti memiliki kendala-kendala ataupun problematikanya
tersendiri, dilihat dari tingkat kesukarannya dalam penerapan model ini seorang
pendidik dituntut untuk memfasilitasi setiap kebutuhan peserta didik didalam proses pembelajaran, agar peserta didik
dapat mencari atau menemukan cara menyelesaikan masalah yang diberikan serta
agar proses pembelajaran semakin menyenangkan dan tidak monoton. Yang mana dari
pemaparan di atas terdapat beberapa problematikanya, salah satunya yakni bosan
terhadap model pembelajaran yang ada.
Di setiap suatu permasalahan pasti ada jalan.
Dimana kali ini yang dibahas mengenai
permasalahan yang terjadi dalam lingkup pendidikan, sebenarnya hal ini
sudah tidak langka lagi. Karena hampir semua peserta didik mengalami hal tersebut,
masalah akan terjadinya bosan ketika pembelajaran berlangsung entah disebabkan
oleh faktor internal atau eksternal nya. Oleh karena itu, sebagai generasi
penerus bangsa sudah sepatutnya kita memikirkan bagaimana dunia pendidikan
kedepannya yang tidak ada kata bosan terhadap penyampaiannya.
Adapun jenis-jenis variasi yang bisa
dipertimbangkan guru untuk diterapkan dalam pengajarannya di sekolah, antara
lain:
a.
Variasi dalam gaya mengajar, yaitu penggunaan variasi yang berkaitan dengan gaya mengajar guru,
seperti: variasi dalam suara, variasi dalam gerak dan mimik, posisi guru, dll.
b.
Variasi dalam penggunaan media, bahwa media yang digunakan harus bervariasi, oleh karena itu guru
harus memiliki kemampuan dalam mengenal dan memilih media.
c.
Variasi dalam menggunakan metode, menyesuaikan bahan dan karakteristik siswa dengan metode pengajaran yang mudah di pahami dan menyenangkan.
d.
Variasi dalam pola interaksi, menggunakan pola interaksi multi arah artinya antara guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan peserta
didik lain dan guru. Seperti
halnya tanya jawab, quiz, dll.
Model desain pembelajaran sebagai
hasil pemikiran manusia tentu saja beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan
pemikiran setiap pendidik sebagai seorang individu itu berbeda-beda. Perbedaan karena faktor
keberagaman pemikiran tersebut menjadikan model desain pembelajaran memiliki orientasinya
masing-masing.
Ada berbagai model desain
pembelajaran, antara lain:
a.
Model pembelajaran ASSURE, model desain yang berorientasi pada
kelas atau dalam KBM. Heinich mengungkapkan bahwa model desain pembelajaran ini
terdiri atas enam tahapan yakni : analisis
pelajar. menyatakan tujuan, memilih metode, media, dan bahan. penggunaan
media dan bahan. partisipasi peserta didik di dalam kelas, dan penilaian dan revisi.
b.
Model pembelajaran ADDIE, desain pembelajaran yang sifatnya lebih
generik, yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develeop-Implement-Evalute)
yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
model ini menggunakan lima tahap pengembangan sebagai berikut : analisis, desain. Pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
c.
Model Desain Pembelajaran berbasis Pencapaian Kompetisi (DP-PK),
model desain pembelajaran berbasis pencapaian ini dilakukan dengan berorientasi
pada kompetisi peserta didik sehingga muara akhir hasil pembelajarannya adalah
meningkatnya kompetisi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap
(afektif), pengetahuan (kognitif), serta keterampilannya (psikomotorik).
Dalam praktek pembelajaran, penggunaan suatu dasar
teori untuk segala situasi merupakan tindakan kurang bijaksana. Karena tidak ada suatu teori belajar yang cocok untuk segala
situasi, karena masing-masing mempunyai landasan berbeda dan cocok untuk
situasi tertentu. Dan tidak bisa untuk di campur adukkan,
karena masing-masing mempunyai situasi dan kondisi yang cocok atau pas. Jadi
harus pandai-pandainya seorang pendidik untuk memilih model pembelajaran mana
yang cocok dan pas untuk diimplementasikan kepada peserta didik tersebut.
Meskipun peneliti
atau pembuat perencanaan pembelajaran sudah berusaha membuat dengan sebaik dan
sedetail mungkin, namun juga terkadang kurang dalam mengimplementasikan
nilai-nilai dari perencanaan pembelajaran di pembelajaran sehari-hari, karena
aspek-aspek yang kurang mendukung, juga banyak pendidik yang meremehkan hal
itu. Jadi membuat perencanaan saja itu bagi pendidik sudah cukup, untuk
mengimplementasikan di nomer duakan.
Hal seperti ini yang
sangat disayangkan bagi pendidik zaman sekarang, kurang pedulinya dengan
keadaan pembelajaran yang ada, seolah-olah pendidik mengajarkan dalam
pembelajaran dengan apa adanya, tanpa ada persiapan sebelumnya. Padahal pada
bangku kuliah atau sarjana terdapat mata kuliah perencanaan pembelajaran,
dimana didalamnya diajarkan bagaimana menjadi pendidik yang baik dan
professional, hal itu sudah menjadi asupan setiap harinya bagi para calon
pendidik, namun enggan sekali untuk mengimplementasikan dalam pembelajaran yang
nyata.
Tidak hanya variasi
pembelajaran yang dipelajari, namun juga ada model pembelajaran, model pembelajaran
ada banyak sekali macamnya, seperti :
1.
Pembelajaran berdasarkan masalah, di model
pembelajaran seperti ini menggunakan
masalah yang menjadi langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengamalannya dalam beraktifitas secara nyata.
Contoh: sebelum memulai proses pembelajaran di dalam kelas, peserta didik
terlebih dahulu diminta unuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik dimintai mencatat masalah-masalah yang muncul, kemudian
guru memberikan rangsangan kepada peserta didik, untuk berfikir kritis dalam
memecahkan suatu masalah.
2.
Discovery dan inquiry, suatu metode yang dimana pembelajarannya melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis. Sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan,
sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Model pembelajaran
hasil pemikiran manusia tentu saja beraneka ragam, hal tersebut dikarenakan
pendidik juga manusia biasa, yang ridak bisa disama ratakan pemikirannya,
mungkin hanya sedikit ada perbedaan, namun tidak terlalu menonjol karena semua
pendidik juga berusaha bagaimana menciptakan suasana kelas menjadi hidup, tidak
monoton dan tidak membosankan. Dengan ini seorang pendidik berusaha menggunakan
model-model pembelajaran semenarik dan sekreatif mungkin, dengan tidak sampai
melebihi batas maksimal peserta didik.
Pendidikan merupakan aset yang paling
berharga bagi bangsa ini. Itulah sebabnya proses pendidikan diharapkan dapat
berjalan secara optimal dan berkualitas. Sementra inti dari proses pendidikan
itu sendiri adalah proses pembelajaran. Dengan demikian, dapatlah dikatakan
bahwa keberhasilan dalam meraih fungsi dan tujuan pendidikan nasional sangat berpengaruh
dengan keberhasilan guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang optimal dan
berkualitas. Pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan berkualitas
manakala seperangkat kompetensi sebagai rumusan dari tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Disinilah guru dapat berperan sebagai seorang desainer
pembelajaran yang dapat merancang proses pembelajaran secara optimal dan
berkualitas, yaitu proses pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik
untuk mencapai berbagai kompetensi yang telah dirumuskan.
Diharapkan seorang pendidik Membuat
perencanaan harus benar-benar matang dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
yang telah ditetapkan sebelumnya. Terkhusus untuk para pendidik dalam membuat
suatu perencanaan dalam pembelajaran yang dimana seorang pendidik dituntut
untuk membuat suatu sistem pembelajaran
yang sifatnya fleksibel. Oleh karena itu, seorang pendidik atau guru yang
setiap hari berinteraksi dengan muridnya dapat melakukan inovasi dalam proses
pembelajarannya. Guru yang memiliki kemampuan dalam menggali strategi atau
metode didalam proses pembelajaran, yang akan menciptakan model-model
pembelajaran yang baru, sehingga murid tidak mengalami kebosanan atau
hambatan-hambatan yang sudah dipaparkan diatas.
By: Auliya Ramadhani Dewy
Belum ada Komentar untuk "MENGANALISIS PROBLEMATIKA DALAM SUATU IMPLEMENTASI PERENCANAAN PENDIDIKAN"
Posting Komentar