Lingkungan Sosial Mempengaruhi Karakter Anak

Assalamu’alaikum sahabat, Salam
literasi! Tahukah anda lingkungan sosial berpengaruh pada karakter anak kita? Membahas
tentang karakter berarti berbicara tentang pendidikan. Karakter dapat dibentuk
melalui beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Lingkungan
dapat mempengaruhi karakter seseorang karena lingkungan merupakan tempat
berinteraksi setiap harinya. Pengaruh yang diberikan bisa berbentuk positif maupun
negatif. Tidak hanya di sekolah saja karakter anak akan terbentuk, melainkan
melalui lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial bisa mempengaruhi anak mulai
dari emosi, cara berfikir, hingga tingkah laku. Pastinya
masih semangat membaca, kan? Artikel kali ini akan membahas tentang pengaruh lingkungan sosial terhadap karakter
anak.
Jika
diamati, lingkungan tempat tinggal seorang anak dapat menaikkan atau menurunkan
nilai moral serta nilai budaya anak tersebut. Sekarang ini anak-anak telah
banyak mengikuti tontonan yang tidak semestinya untuk mereka. Baik tontonan di
media sosial maupun di dunia nyata. Contohnya adalah saat ini banyak anak yang
lebih menghafal lagu-lagu pop bahkan lagu luar negeri dari pada menghafal lagu nasional
kebangsaan. Padahal lagu wajib telah diajarkan di sekolah mereka. Dari cara
berbicarapun anak-anak sudah jarang yang menggunakan bahasa sopan sehari-hari.
Bahasa gaul sekarang lebih digemari. Di sinilah peran lingkungan dibutuhkan.
Setiap
anak memiliki sifat, kepribadian serta cara berperilaku dalam masyarakat dengan
cara berbeda-beda. Lingkungan sosial merupakan sebuah tempat dimana masyarakat
saling berinteraksi serta melakukan sesuatu secara bersama-sama antar sesama
maupun dengan lingkungannya. Lingkungan sosial juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang
atau kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta perubahan-perubahan
perilaku setiap individu.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan adalah salah satu lembaga atau tempat yang
mampu mendidik seorang anak. Lingkungan sosial terdiri dari beberapa tingkat.
Tingkatan pertama adalah keluarga. Keluarga adalah satu kesatuan kecil yang di
peroleh dari nasab (keturunan). Yang dimana sebelum adanya keturunan pasti ada
sebuah pernikahan yang menyatukan satu keluarga dengan keluarga yang lain. Keluarga
adalah kumpulan dari makhluk sosial kecil yang berada dalam satu atap dengan
mengemban perannya masing-masing.Inti di dalam suatu keluarga biasanya ada
ayah, ibu, dan anak. Anak merupakan amanat dari Allah, dan biasanya di dalam
keluarga seorang anak di pandang sebagai anugerah.
Untuk seorang anak, keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dalam membentuk jati dirinya. Apabila
ia di ajarkan atau di biasakan dengan kondisi yang baik maka tumbuhlah
ia menjadi pribadi yang baik pula, namun jika terjadi sebaliknya seorang anak
akan tumbuh dengan kepribadian yang jauh dari fitroh manusia sendiri. Sebagai pendidik laki-laki dan wanita harus
di bedakan, karena pendidikan pada dasarnya suatu upaya untuk membimbing
manusia dalam memenuhi kewajibannya. Kewajiban orang tua kepada anak-anaknya di
dalam islam antara lain : mendo’akan anak-anaknya. Teman-teman, seperti firman
Allah dalam al-Qur’an Surat al-Furqon ayat 74
وٱلَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ
أَعۡيُن وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa”.
Ayah cenderung mendidik anaknya berdasarkan nilai
intelektualis. Dengan cara menumbuhkan sikap keadilan, kepemimpinan dan
tanggung jawab sehingga seorang anak mampu tumbuh menjadi sosok yang kuat di
dalam masyarakat. Kewajiban seorang ayahpun juga berat yaitu mencari nafkah
untuk keluarganya sehingga keluarga yang ia pimpin dapat terpenuhi kebutuhan
hidupnya. Ibu adalah
sumber kasih sayang seorang anak, dimana ibu adalah tempat tertepat untuk
mencurahkan segala beban kehidupan. Seorang anak akan merasa nyaman mengeluh
kepada ibunya sehingga tidak merasa sendirian ketika menemui masalah. Dan
ibulah orang pertama yang memiliki sisi kepekaan tertinggi jika sudah
membicarakan seorang anak. Cara mendidik ibu tentu sangat berbeda dengan ayah.
Ibu akan mendidik anak dengan sifat yang sangat halus mengajari anak dengan
penuh kasih sayang. Ibu mendidik seorang anak lebih condong kepada kecerdasan
emosional. Selain itu,
kewajiban orang tua adalah mencintai anak-anaknya. Apabila kasih sayang dalam
keluarga terbentuk maka emosi anak untuk menyayangi sesama manusia akan semakin
kuat.
Orang tua juga harus menciptakan kedamaian dalam rumah
tangga. Hal ini dilakukan agar anak dapat mencontoh sikap saling menghormati
antar sesama sehingga dimasyarakat seorang anak tidak akan berlaku seenaknya
dan melakukan kekerasan terhadap orang lain. Keluarga atau orang tua adalah
pendidik yang pertama bagi anak dan perperan sangat penting dalam karakter
anak. Apabila dalam keluarga tidak ada sikap saling mencintai dan tidak ada
suatu pengajaran untuk berbakti, maka dampak yang tidak baik pada anak adalah
menjadi seseorang yang arogan dan tidak mau menghormati orang lain. Memberikan
pendidikan pada anak melalui keluarga dapat dilakukan sejak anak berada di
dalam kandungan.
Perkembangan moral anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana
lingkungan keluarganya, oleh karena itu ketika keujuran, keikhlasan, dan gotong
royong sering kali ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua anggota
keluarga, maka dengan sendirinya anak tersebut akan melakukan hal yang sama.
Begitu pula sebaliknya, jika anggota keluarga menerapkan perilaku yang kurang
baik seperti berkata bohong, berkata kotor, atau bahkan berperilaku kasar, maka
anak akan menyerap lebih cepat dan meniru perilaku tersebut, sehingga membuat
moral anak menurun.
Lingkungan Masyarakat
Tingkatan lingkungan sosial yang kedua yaitu masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan dari orang-orang atau kelompok
yang saling berinteraksi untuk kepentingan bersama. Lingkungan masyarakat juga
berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang anak. Karena, jika seorang
anak tinggal di lingkungan masyakat yang spiritualnya kuat maka secara tidak
langsung si anak akan mengamati sekitarnya dan anak tersebut dapat mengambil
manfaat tersebut untuk di aplikasikan di dalam dirinya. Dari kehidupan bermasyarakat anak mendapat Pengaruh yang
positif dari kegiatan mengaji Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang
diselenggarakan di masjid
setempat.
Pada zaman nabi Muhammad masjid bukan hanya di
pergunakan untuk sholat saja, melainkan di jadikan sebagai sentral kehidupan
seperti kegiatan sosial, dan kegiatan pendidikan. Masjid dapat di jadikan lembaga pendidikan karena, masjid sendiri
adalah sebagian bentuk dari syiar islam yang di dalamnya dapat mengembangkan
dan menumbuhkan sunnatullah. Selain itu banyak kita jumpai dampak positif di
lingkungan masyarakat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda,
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi
lain. Kenalkan anak kalian pada lingkungan masyarakat yang mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna
bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna bagi kehidupan bersama.
Hindarkan anak dari segala macam pengaruh yang menuju kepada
hal-hal yang tidak baik dan merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak itu
sendiri.
Lingkungan Sekolah
Lingkungan sosial selanjutnya yaitu sekolah. Di
sekolah, di bawah asuhan guru-guru, anak-anak memperoleh pengajaran dan
pendidikan. Anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang
akan dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti. Sekolah membantu orang tua mengerjakan
kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Di sekolah diberikan pelajaran etika,
keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya. Dilihat dari sisi perkembangan anak, sekolah berfungsi dan bertujuan untuk
memfasilitasi proses perkembangan anak, secara menyeluruh sehingga dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Meskipun tampaknya di sekolah itu sangat dominan dalam
perkembangan aspek intelektual dan kognisi anak, namun sebenarnya sekolah
berfungsi dan berperan dalam mengembangkan segenap aspek perilaku termasuk
perkembangan aspek-aspek sosial moral dan emosi. Meskipun begitu, pengendali utama seorang anak adalah orang tua. Sebagai
orang tua, pilihlah sekolah yang tertib, menjaga kebersihan, dan juga teratur.
Hal ini perlu dilakukan agar anak ikut terlatih dan membiasakan dirinya untuk
hidup secara tertib serta disiplin dalam segala hal.
Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Umumnya anak-anak di Sekolah Dasar berusia
mulai dari 6 sampai dengan 12 tahun. Anak usia Sekolah Dasar memiliki
kecenderungan banyak bergerak. Gerak tidak hanya pada fisik anak saja,
melainkan gerak atau keaktifan fikiran. Ketika anak aktif berfikir maka gerak
fisik akan mengikuti. Karakteristik anak pada usia ini berbeda-beda. Pada masa
kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) anak-anak umunya memiliki hubungan kuat antara
keadaan jasmani dan prestasi. Jika anak sehat dan aktif, maka akan mendukung si
anak untuk semakin meningkatkan prestasi. Prestasi tidak melulu tentang nilai
di sekolah, tetapi juga tentang bagaimana anak lebih mampu memahami dan
memutuskan suatu hal. Anak akan suka memuji dirinya sendiri. Sebagai orang
terdekat hendaklah kita memberitahu anak bahwa ia sangat berharga sehingga anak
akan bangga dengan dirinya sendiri dan mampu menghargai. Selain itu di masa ini
anak suka membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal yang
meguntungkannya, kemudian menjadi tidak suka dibandingkan dengan orang lain
dalam hal yang tidak menguntungkannya. Hal ini wajar karena anak sangat suka
menunjukkan bahwa dia mampu agar orang terdekatnya bangga.
Setelah melewati kelas
rendah, anak akan semakin berkembang. Perhatian anak akan tertuju pada
kehidupan sehari-hari. Anak menjadi lebih memperhatikan penampilannya. Mulai
rapi dalam berpakaian, sudah pandai memadukan warna. Tidak hanya di sekolah,
dimanapun tempatnya akan muncul rasa ingin tahu tentang suatu hal baru. Di usia
ini anak semakin berfikir secara realistis. Dalam belajar, anak sudah mulai
mengenali mana pelajaran yang diminatinya sehingga tak jarang ia akan
mengulang-ulang pelajaran yang ia sukai tersebut. Nah, di sini anak menganggap
nilai adalah ukuran yang tepat dalam sebuah prestasi.
Baik lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, maupun sekolah sangat berpengaruh dalam perkembangan
karakter anak. Ketiganya harus seimbang agar pembentukan karakter anak
maksimal. Tentunya pembangunan karakter harus dengan hal-hal yang baik. Lingkungan keluarga sebagai unsur terpenting
harus berperan lebih ekstra dalam hal ini, keluarga pula yang harus ekstra
pintar dan kreatif dalam memantau perkembangan anak di lingkungannya. Sehingga
anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang bermoral baik
dan berbudi luhur.
Memang tidak ada yang bisa menjamin keberhasilan
pembentukan karakter anak, namun sudah seharusnya menjaga generasi bangsa agar
memiliki karakter yang baik. Baiklah sahabat, semoga artikel ini bermanfaat
untuk para pembaca dan untuk semua orang tua. Terima kasih.
By: Hanifah
Belum ada Komentar untuk "Lingkungan Sosial Mempengaruhi Karakter Anak"
Posting Komentar