Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa MI Syafi’iyah Salafiyah

Elemen yang paling penting dalam membangun peradaban adalah pendidikan. Pendidikan saat ini sangatlah berkembang pesat dan berpengaruh yang besar pula terhadap dunia. Akan tetapi akhir-akhir ini, dunia mengalami perpecahan sampai-sampai menyentuh simbol negara. Hal ini dikarenakan karena rendahnya pengetahuan terutama dalam agama. Setinggi-tinggi ilmu pendidikan yang dimiliki jika tanpa berlandaskan agama sama seperti halnya mengumpulkan air dalam gelas yang berlubang. Dapat disimpulkan bahwa antara ilmu pendidikan dengan ajaran islam haruslah berjalan bersandingan.

Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa MI


Pendidikan agama islam merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membentuk kepribadian karakter sekaligus akhlak anak sesuai dengan ajaran islam, diharapkan kelak menjadikan jalan hidupnya yang diridloi allah swt dan dapat menghayati, mengamalkan ilmu yang dimilikinya serta menjadikan agama islam sebagai dasar pandangan hidupnya.

Sedangkan akhlak merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia secara murni tanpa dibuat-buat dan tanpa harus berpikir panjang, sifat ini akan melekat pada diri manusia dan mencerminkan karakter pribadi manusia. Hubungan antara pendidikan agama islam dengan akhlak sangatlah erat kaitannya, karena akhlak seseorang tidak akan terbentuk tanpa adanya pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam berperan sebagai dasar atau landasan, sedangkan akhlak adalah bentuk implementasi dalam kehidupan sehari-seharinya. Dengan demikian pendidikan agama islam mau tidak mau harus mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan dalam bidang-bidang lainnya. Dengan cara demikian, eksistensi dan peran pendidikan agama islam dapat menolong siswa agar eksis secara fungsional di tengah-tengah lingkungan sekolah dan masyarakat akan dapat dilakukan.

Menurut Zakiyah Djadjat, dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan Islam” menyatakan, bahwa  tujuan pendidikan agama islam adalah membangun mental dan kepribadian yang menjadi ideal ataumbiasa disebut sebagai “insan kamil”, insan kamil yang dimaksud disini adalah manusia yang memiliki keutuhan sekaligus kekokohan rohani, kekokohan ilmu pengetahuan, dan kekokohan fisiknya sehingga dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwa kepada allah swt.

Problematika terhadap akhlak siswa terbukti terjadi di sekolah MI Salafiyah Syafi’iyah, yang bertempat di Sooko, Mojokerto. tidak sedikit siswa yang suka bolos tanpa alasan, berbicara kotor, suka membangkang, dan paling parah adalah pembully-an yang terjadi ditengah mereka. Bullying adalah perilaku kekerasan fisik atau mental yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang dengan cara mengejek atau mengintimidasinya karena secara fisik lebih lemah dari yang lainnya. Pembullyan yang terjadi memang tidaklah berat, tetapi jika dibirkan akan sangat berpengaruh terhadap korban terutama pada kondisi mentalnya. Dampak negatif bagi korban adalah sebagai berikut :
  1. Mentalnya terganggu, seperti kurangnya tidur, depresi, rendah diri, cemas, menyakiti diri sendiri bahkan terlintas dalam pikirannya untuk bunuh diri.
  2. Rasa takut yang menggila, sehingga korban tidak berani keluar menikmati keramaian dunia, karena khawatir.
  3. Prestasi yang menurun, korban tidak mau lagi pergi belajar ke sekolah karena merasa trauma.
  4. Menjadi pecandu narkoba (obat-obatan terlarang), korban akan merasa tenang setiap mengkonsumsi obat-obat.an tersebut.
  5. Terhegemoni untuk ikut kekerasan atas dasaar balas dendam akan apa yang telah terjadi pada dirinya.  

Dalam pendidikan moral dan akhlak dalam islam ada beberapa metode untuk mengatasinya, seperti yang diungkapkan oleh m. Athiyah al-abrasyi, antara lain sebagai berikut :
a. Pendidikan secara langsung, adalah suatu pendidikan yang menggunakan cara-cara tertentu dalam mendidik peserta didik agar mereka memiliki sikap yang tepuji. Pendidikan ini biasanya menggunakan cara seperti; memberikan petunjuk, tuntunan, nasehat, serta menjelaskan manfaat dan bahayanya sesuatu, yang mana para peserta didik akan di jelaskan secara rinci tentang segala sesuatu tersebut mulai dari bahaya dan akibatnya, selain itu perserta didik juga akan dijelaskan secara rinci hal-hal yang bermanfaat dari sesuatu tersebut dan pahala maupun manfaatnya.

b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu suatu pendidikan yang mana menggunakan jalan memberi penjelasan pada point-point atau sajak-sajak yang mengandung manfaat dan hikmat kepada peserta didik supaya mereka bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Nasehat-nasehat dan berita berharga, serta mencegah mereka daripada melakukan hal-hal yang tercela. Memberikan nasehat kepada sang anak sekiranya perbuatan yang dilakukannya tidak benar dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang agar sang anak bisa mengerti dan dapat menerimanya dengan lapang dada, tidak memberontak bahkan menentang kita.

d. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak. Seperti contoh mereka senang meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka.
  
Selain itu, adapun metode yang dapat dilakukan kepada anak dengan menggunakan hal-hal yang seperti ini :
1. Ajarilah anak untuk biasa mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang yang ia kenal.
2. Sebelum memulai belajar dikelas biasakan berdoa bersama.
3. Sebelum masuk kelas biasakan mencium tangan guru.
4. Sebelum memulai belajar biasakan membaca basmallah.
5. Ajari anak untuk berteman dengan baik.
6. Ajarkan anak untuk membuang sampah pada tmpatnya.
7. Biasakan anak untuk mengucapkan salam ketika masuk dalam kelas.
8. Mengucapkan salam ketika keluar kelas.
9. Mengajarkan anak untuk berbicara sopan kepada orang yang lebih tua dari nya.

Problem bullying ini bersangkutan dengan pihak BK (Bimbingan Konseling). Baik pelaku maupun korban dapat dibawa ke bimbingan konseling untuk mengubah sekaligus mengarahkan pola pikir dan tingkah laku mereka agar semakin baik dan terarah. Menurut Imam Ghazali, layanan bimbingan konseling yang dapat dilakukan untuk membentuk akhlak mulia adalah sebagai berikut : 
  1. Pembimbing atau orang tua hendaknya tidak membebaskan dalam pergaulan sang anak, sehingga dapat memilah-milah teman yang dianggapnya baik.
  2. Mengisi waktu luang anak dengan hal-hal yang bermanfa’at
  3. Orang tua tidak boleh bosan dalam memberikan nasehat sekaaligus arahan kepada anaknya, sampai dia benar-benar memahami antara haq dengan bathil.
  4. Pembimbing harus mengetahui penyakit akhlak siswanya.
  5. Pembimbing hendaknya mengajarkan siswa bagaimana cara mengendalikan dan mengatur hawa nafsunya.  



Daftar Pustaka
  1. Ali. Z. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2008.
  2. Dr. Ahmad Susanto. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group, T.T.
  3. Ika Malgi Ulfa. “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa Sd Islam Miftahul Ulum Diniyah Di Kelurahan Pondok Cabe Udik,” 1 Desember 2010.
  4. Syamsul Rizal Mz. “Akhlak Islami Perspektif Ulama Salaf.” 16 April 2018 07 (16).
  5. Zakiyah Drajat. Ilmu Pendidikan Islam. 5 Ed. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
  6. Https://Www.Alodokter.Com/Efek-Bully-Dan-Cara-Mengatasinya

By: NUR IFA DATUS SA'ADAH


1 Komentar untuk "Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa MI Syafi’iyah Salafiyah"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel