BAGAIMANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA KEAKTIFAN SISWA DI DALAM KELAS?
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu atau kualitas dalam pendidikan sangat penting bagi bangsa
Indonesia. Semakin berkualitas pendidikan, semakin maju suatu negara. Untuk itu
generasi milenial merupakan tombak bagi kejayaan bangsa Indonesia untuk
melakukan perubahan dalam kehidupan yang lebih berkembang, utamanya yaitu
pendidikan. Saat ini Komisi Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa bangsa
Indonesia harus bertekad untuk memperkokoh potensi pendidikan nasional untuk
meningkatkan pencapaian pendidikan di dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.[1] Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bukan tugas yang mudah karena beberapa faktor yaitu efektifitas, efisiensi
dan standarisasi pengajaran. Dalam proses peningkatan mutu pendidikan sangat
berkaitan dengan kualitas proses pembelajaran. Untuk melaksanakan proses
pembelajaran ada dua macam, yaitu
mengelolah sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Guru
sebagai manajer dalam menciptakan suasana belajar yang dapat menjadikan peserta
didik nyaman selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui pengelolaan kelas
yang tepat seorang pendidik dapat menjaga suasana kelas tetap kondusif.

Pada Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik aktif mengembangkan potensi
dirinya, untuk memiliki jiwa spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.[2]
Pada hakikatnya proses pembelajaran ialah interaksi antara guru dan peserta
didik pada suatu lingkungan belajar. Tugas seorang guru yaitu mengondisikan
lingkungan belajar agar dapat menunjang terjadinya perubahan prilaku pada
peserta didik. Menurut Haryanto menyatakan bahwa terdapat enam hal yang
mempengaruhi keaktifan peserta didik di d alam kelas yaitu: peserta didik,
guru, materi, tempat, waktu, dan fasilitas. Peranan seorang guru sangat
dibutuhkan dalam proses aktifitas di sebuah kelas, aktifitas didalam kelas bisa
dirancang oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Keaktifan peserta didik menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar
sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru.
PEMBAHASAN
Dalam partisipasi aktif peserta didik sangat berpengaruh pada proses
perkembangan berpikir, emosi, dan sosial. Seorang guru memiliki berupaya untuk
mengembangkan keaktifan peserta didik dalam mata pelajaran dengan meningkatkan
minat peserta didik, membangkitkan motivasi peserta didik, serta menggunakan
media yang tepat dalam proses pembelajaran. Dengan terlibatnya peserta didik dalam
belajar, akan membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Akan
tetapi saat ini masih ada yang menggunakan metode belajar yang membuat peserta
didik menjadi pasif seperti guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah,
pemberian tugas, sehingga cenderung membuat peserta didik bosan dan
mengakibatkan terhambatnya aktivitas peserta didik.
Keaktifan belajar peserta didik merupakan salah satu unsur dasar yang
sangat penting untuk mencapai tujuan proses pembelajaran. keaktifan merupakan kegiatan
yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berpikir dan bertindak sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.[3]
Selain itu guru juga berperan sebagai motivator dalam proses pembelajaran.
sering kali terjadi peserta didik yang kurang antusias dalam proses
pembelajaran bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, melainkan karena
ketidakadanya motivasi untuk belajar sehingga peserta didik tidak ada upaya
untuk mengerahkan kemammpuannya.[4]
Oleh karena itu guru dianjurkan selalu memberikan motivasi kepada peserta didik
agar dapat interaktif di dalam kelas saat proses pembelajaran. ketidakaktifan peserta didik di dalam kelas
dapat dipengaruhi beberapa faktor, meliputi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan keadaan peserta didik yang menyebabkan
kurangnya keaktifan dalam proses pembelajaran, seperti: kondisi kesehatan
peserta didik kurang terlihat selama proses pembelajaran; kesenangan dan
kebiasaan minat belajar peserta didik kurang terlihat; kurangannya ketekunan,
keuletan, dan semangat seorang guru dalam memberikan motivasi belajar kepada
peserta didik.
Faktor penyebab lainnya yaitu dari faktor eksternal, seperti: hubungan guru dengan peserta didik kurangnya kebiasaan guru memberikan pujian terhadap peserta didik, terlalu sering memberikan hukuman, ataupun teguran yang tepat terhadap peserta didik, peserta didik yang tidak menunjukkan ketertarikannya pada media belajar yang digunakan guru saat proses pembelajaran, serta metode yang digunakan kurang menyenangkan dan kurang meningkatkan minat belajar peserta didik[5] selain itu pembelajaran yang diterapkan monoton sehingga dapat membuat peserta didik cepat muncul rasa jenuh dan bosan pada peserta didik, kurangnya sarana pendidikan yang kurang memadai sehingga peserta didik tidak dapat memaksimalkan kemampuan belajar dan peserta didik tidak dapat mengeksplorasi semua potensi yang dimiliki.
Faktor penyebab lainnya yaitu dari faktor eksternal, seperti: hubungan guru dengan peserta didik kurangnya kebiasaan guru memberikan pujian terhadap peserta didik, terlalu sering memberikan hukuman, ataupun teguran yang tepat terhadap peserta didik, peserta didik yang tidak menunjukkan ketertarikannya pada media belajar yang digunakan guru saat proses pembelajaran, serta metode yang digunakan kurang menyenangkan dan kurang meningkatkan minat belajar peserta didik[5] selain itu pembelajaran yang diterapkan monoton sehingga dapat membuat peserta didik cepat muncul rasa jenuh dan bosan pada peserta didik, kurangnya sarana pendidikan yang kurang memadai sehingga peserta didik tidak dapat memaksimalkan kemampuan belajar dan peserta didik tidak dapat mengeksplorasi semua potensi yang dimiliki.
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi kurangnya keaktifan peserta didik di
dalam kelas, sebagai seorang pendidik tugasnya mencari jalan keluar agar dapat
memerlancar proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan seperti pendapat Gegne dan Briggs (dalam Martinis,
2007:84) sebagai berikut[6]:
1.
Seorang
guru memberikan dorongan atau tindakan untuk menarik perhatian peserta didik
2.
Ketika
seorang guru menjelaskan atau mengintruksikan materi diupayakan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
3.
Memberikan
petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya
4.
Seorang
guru sesering mungkin untuk memberikan umpan balik (feed back)
kepada peserta
didik agar dapat menunjang keaktifannya
5.
Memberikan
tes singkat kepada peserta didik saat diakhir pembelajaran
6.
Seorang
guru meyimpulkan setiap materi yang diberikan kepada peserta didik diakhir pelajaran.
Maka dari itu
seorang guru tidak hanya semata-mata menjelaskan materi saja di dalam kelas
tetapi juga harus memberikan dorongan kepada peserta didik untuk memikirkan isi
dan materi pelajarannya. Selain itu peserta didik tidak harus terus menerus menjadi
pendengar setia sehingga membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan saat
pembelajaran berlangsung.
Seorang guru
juga harus lebih intens kepada peserta didik agar dapat memantau perkembangan
peserta didik, sehingga dapat membantu kelancaran dalam proses pembelajaran
sesuai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu seorang guru wajib mengenal
peserta didiknya sehingga dapat berinteraksi dengan baik. Dengan itu guru juga
dapat mengevaluasi sehingga ke depannya dapat lebih ditingkatkan lagi dalam
pembelajaran.
By: Devi Anggraini
2 Maradona “Faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B SD” Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, vol.17 NO.5, 2016, hal. 2.
3
Nugroho Wibowo “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SAPTOSARI”
Electronics,and Vocational Education (ELINVO), V olume 1, Nomor 2, Mei 2016,
hal. 2.
4 Wina Sanjaya, STRATEGI PEMBELAJARAN
(Jakarta: Kencana, 2006)
5 Oktaviana Setyaningrum. 2015. FAKTOR
PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN BELAJAR ANAK TUNANETRA KURANG LIHAT (LOW VISION)
KELAS 3 SEKOLAH DASAR DI SLB NEGERI 1 BANTUL
[6] Martinis Yasmin, 2007. Kiat
Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan Center Learning
Innovation (CLI).
Belum ada Komentar untuk "BAGAIMANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA KEAKTIFAN SISWA DI DALAM KELAS?"
Posting Komentar