Bagaimana Tradisi Menulis di Bangun?

Sehabat semua dimanapun Anda berada, kali ini duniapgmi ingin berbagi pengalaman mengenai topik membangun tradisi menulis, pasti semuanya sedikit banyak sudah tahu tentang tulis-menulis, menulis adalah hal biasa yang bisa dilakukan setiap manusia, manakalah iya mau menulis, benar apa tidak? Anda sendiri yang akan menjawabnya. Banyak sekali diantara kita punya ide berlian, gagasan emas, pikiran jernih, harapan indah dan keinginan setinggi langit hanya mengaung dan menguap dalam angan-angan saja, No jangan dilakukan, hentikan sekarang juga. Mengapa mereka berat, dan sulit untuk mencurahkan itu, hal ini kalau kita pahami dan telisik ada beberapa faktor yang menjadikan hal tersebut terjadi, diantaranya:

Tradisi Menulis

  1. Tidak pede terhadap apa yang ingin dituliskan, sangking takutnya salah akhirnya tidak menulis sampai akhir hayat
  2. Takut terhadap apa yang dipikirkan untuk diwujudkan menjadi tulisan, seperti halnya orang jatuh cinta yang takut untuk mengungkapkan, sehingga keburuh orang lain yang ambil
  3. Merasa gengsi manakalah mendapat pujian atau kritikan, dan masukan saat memiliki tulisan, atau tudingan-tudingan yang muncul menganai apa yang ditulis
  4. Tidak memiliki pikiran yang lepas dan jiwa bebas, merdeka untuk mengobarkan keberanian akan kendali diri terhadap stuasi yang akan terjadi manakalah ia mengeluarkan sebuah ide tulisan saat dibaca orang
  5. Kurangnya keyakinan mantab yang bisa diwujudkan dalam tindakan unuk berani mencoba (memulai) hal baru meskipun orang lain belum banyak mencoba juga, ngapain kita takut, to belajar tiada kata terlambat
  6. Tidak adanya rasa confidence (percaya diri) yang kuat antara diri dengan gagasan dan kepercayaan akan wacana alam pikiran yang dibangun orang yang ingin menulis
  7. Kurangnya wawasan pengalaman sebagai penulis dan penimat tulisan
  8. Kurangnya keinginan mewujudkan hal yang abstrak menjadi konkrit berupa simbol tulisan, kata, kalimat
  9. Tidak adanya daya dukung dan membangun motivasi yang kuat dari diri sendiri untuk memulis
  10. Ketidakmampuan mengendalikan hal yang melemahkan diri sehingga tidak bisa menulis
  11. Tidak siapnya diri bersikap no koment terhadap sikap yang dimunculkan dari tulisan
  12. Kurangnya budaya literasi yang kuat untuk menginspirasi dalam hal menulis
  13. Tidak adanya rasa memaksa diri untuk segera memulai, agar tidak berandai-andai dalam kehidupan yang real, jelas, pasti dan konkrit saat ini
  14. Adanya sikap diri yang kurang open mindset terhadap pola pikir yang dibangun dari argument maupun narasi yang dibangun
  15. Kurangnya intuisi, imajinasi, dan hayalan yang menjulang sampai kelangit, sampai ia harus berani mewujudkan dalam bentuk simbol huruf dan rangkaian kata yang penuh makna dan kaya akan pesannya
  16. Banyaknya budaya tulis di alam pikiran yang tiada berwujud, hanya pandai bicara tanpa banyak kerja dan tindakan


Itulah faktor keengganan orang tidak mau menulis, untuk lebih jelas mengenai apa itu menulis, tujuan menulis, fungsi menulis, definisi menulis, pengertian menulis, tahapan-tahapan dalam menulis dan jenis-jenis menulis, marilah kita perjelas satu persatu esensi dari pada menulis sesungguhnya.

  1. Apa Itu Menulis?
    Menulis merupakan intruksi pikiran yang dikemas menjadi tindakan nyata yang dilakukan dengan menghasilkan kata yang bisa dibaca, ditafsirkan, dimaknai dan juga disalah artikan, pada esensinya menulis merupakan penuangan ide, pikiran, gagasan, perasaan, bahkan imajinasi hayalan yang ada dalam pikiran seseorang yang tiba-tiba muncul yang diungkapkan melalui bahasa tulis berupa simbol-simbol huruf kata, kalimat dan palagraf. Dalam pengertian kalimat lain menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran, kehendak hati, rasa yang dihadirkan dalam diri untuk dipahami, dibaca dan dimengerti orang lain melalui tulisannya.

  2. Pengertian  Menulis
    Adapun pengertian menulis yang bisa disarikan dari berbagai sumber, bahwa menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan gagasan dari pikiran si penulis kepada pembaca dalam wujud tulisan agar orang lain memahami sendiri hasil apa yang mereka baca, dalam kamus KBBI menulis melahirkan pikiran, perasaan (berwujud artikel, surat, novel, sastra, buku, jurnal, kitab dll) dengan tulisan, menulis menuangkan curahan hati si penulis agar diketahui banyak orang bukan melalui lisan, akan tetapi melalui tulisan yang bisa disebar, melalui buku, pesan teks wa, istagram, telegram, fb, twitter, e-mail, dll, dan setiap tulisan yang ditulis memiliki sudut padang berbeda berdasarkan perspektif orangnya dan apa yang menjadi latar belakang serta tujuannya, bahkan orientasinya. Jadi bisa disimpulkan menulis memiliki makna tujuan.

  3. Tujuan Menulis
    Maksud dan tujuan dari menulis memiliki orientasi berbeda-beda tergantung orang yang menulis dan yang mau ditulis itu apa bahasannya, karena menulis memiliki cita rasa yang sangat khas bagaikan memilih makanan yang akan dimakan serta tiap kepala memiliki ide yang tidak akan sama, walaupun disamakan. Adapun tujuan dari menulis bermacam-macam ragam tulisan diantaranya:

    a) Menjelaskan atau memberitahu akan adanya pesan yang memiliki tujuan dari ide, gagasan, baik argumentasi, eksposisi maupun sesuatu yang dinarasikan

    b) Membenarkan atau meyakinkan pada khalayak umum, maksudnya apa, apa yang ingin disampaikan penulis diharapkan ingin diikuti oleh pembaca dari tulisan si penulis itu sendiri, sehingga ending akhirnya adalah mengikuti jejak penulis
    c) Memberitakan, menceritakan sesuatu kejadian atau persoalan, banyak pesan berita, cerita yang dinarasikan dalam wujud tulisan yang disajikan untuk dibaca oleh pembaca, agar mereka tahu bawah ada informasi yang harus pembaca tahu dari si penulis, sehingga narasi yang dibangun berhasil, dan sangat bekerja secara maksimal untuk menghipnotis para pembaca berita atau informan yang membutuhkan secara cepat, tepat dan akurat manakalah itu tidak hoax.

    d) Menghipnotis, mempengaruhi dan mensugesti ide, arah tujuan pembaca agar ikut apa yang yang telah disampaikan si penulis, karena tujuan penulis adalah memaksimalkan tulisan untuk dikonsumsi pembaca agar meniru, mengikuti jejak, menapaki jalan yang dicitrakan si penulis kepada pembaca bahwa kehendak penulis sangat jitu dan ampu untuk dipercaya dan dilakukan, sehingga banyak orang keblinger saat dia tidak punya filterisasi berpikir dalam mereduksi isi bacaan dari sudut pandang apapun yang berbeda

    e) Mencitrakan atau menggambarkan sesuatu apapun, tujuan menulis mengajak pembaca seperti halnya melihat kejadian langsung, padahal apa yang dibaca belum tentu hal nyata atau peristiwa yang benar-benar terjadi, walaupun itu merupakan arsitektur alam pikiran penulis yang menghiasi alam bawah sadar pembaca, sehingga banyak tulisan yang diawali, bahwa cerita ini, atau narasi itu adalah fiktif dan halusinasi jadi jangan muda diterima menta-menta
Adapun tujuan lain menulis dari sang penulis diantaranya:
  1. Tujuan penugasan, maksudnya adalah apa yang ditulis seorang penulis untuk mengugurkan tugas dari tanggung jawab seperti halnya siswa atau mahasiswa
  2. Tujuan estetis ini dianut oleh sastrawan, yang mereka tulis diharapkan menciptakan sebuah keindahan yang memiliki estetis dari tulisan berupa puisi, cerpen, novel dan prosa yang disajikan dalam bentuk tulisan tertentu
  3. Tujuan pada penerangan disini adalah penulis ingin memberikan info yang up to date dengan info yang terjadi, bahwa pembaca diharapkan semakin tercerahkan
  4. Tujuan pernyataan diri menegaskan bahwa tulisan yang dibuat bertujuan menceritakan, mencitrakan diri ketokohan penulis itu siapa, bagaimana kehidupan, apa pengaruhnya, maka akan semakin terkenal dan dikenang
  5. Bertujuan konsumtif bagi pembaca yang diharapkan apa yang dibaca oleh pembaca bisa dijadikan bahan sumber rujukan yang bisa digunakan dalam memperkuat argumentasinya.
Menulislah biar kita hidup


4. Fungsi Menulis
Menurut Tarigan (2008:22) bahwa Pada prinsipnya fungsi utama dari suatu tulisan ialah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung pada orang lain. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir, berkreasi, dan membantu kita berfikir secara aktif dan kritis serta analitis. Dengan menulis memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari, menyusun urutan bagi pengalaman. Pada tulisan membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita, dengan berpikir kita semakin semangat hidup, mencatat sejarah karena kita mampu menuangkan apa yang menjadi ide, gagasan kita.
5. Definisi Menulis
Ada beberapa akademisi mendefinisikan tindakan menulis yang bisa kita pahami bersama, antara lain:
  1. Menurut Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide, gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
  2. Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
  3. Menurut Pranoto (2004; 9) menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.

6. Tahapan-tahapan Menulis
Untuk memperkuat penjelasan dalam membangun tradisi menulis, maka perlu diperkaya kajian didalamnya, bahwa menulis itu mereproduksi kata-kata, mengola kalimat, suku kata dan kratifitas, dan intutif dalam berpikir bagi penulis yang dilakukan melalui tahapan yang harus dikerjakan untuk mengasah keterampilan (soft skill thingking). Sebuah kinerja sistem berpikir dibutuhkan untuk mengasah otak untuk berpikir imajinatif, konstruktif, sistematis, analitis, kritis dan solutif dibutuhkan langkah-langkah yang dibangun yang tidak hanya sehari dua hari bagi si penulis untuk memperkuat daya nalar berpikirnya dari apa yang akan dikeluarkan, sehingga apa yang mau dihasilkan memiliki bobot yang maksimum ataukah minimum. Adapun tahapan menulis antara lain:
  1. Tahapan Pra Tulis
    Untuk dapat menulis, kegiatan awal yang harus dilakukan ialah menulis topik yang akan di bahas dan dikaji untuk ditulis, dan menyiapkan rujukan bahan serta memperhatikan, mempertimbangkan topik apa yang bisa dibahas, diulas dan disajikan dalam bentuk tulisan Anda, tentukan topik yang menarik dalam tulisan anda sehingga orang yang membaca sangat antusias serta semangat untuk mengikuti apa yang Anda tulis.
  2. Tahapan Pembuatan
    Dari pra tulis, hal terpenting ialah draf tulisan yang akan dijadikan bahan atau kerangka dalam konsep arah tulisan yang disajikan, maksudnya draf dalam bentuk tulisan yang belum rapi, perlu di editori oleh si layout atau editor buku, guna perbaikan tata tulis dan subtansi bahasa dan isi struktur kata, kalimat yang disajikan saat menulis, dan dalam tahap pembuatan kita memiliki kebebasan dalam memperkaya sumber, kajian, ulasan dan scup apa yang menjadi topik utama bahan yang akan diulas secara mendalam dan terukur.
  3. Tahapan Revisi
    Dalam pembuatan tulisan pasti ada revisi minor maupun mayor, sudah menjadi bagian utama, bahwa dalam draf naskah tulisan perlu adanya revisi dalam memperbaiki isi atau kontennya, guna menambah maupun mengurangi, baik untuk memperkaya informasi atau narasi dan sumber untuk mendukung serta mempertajam perumusan tulisan yang ditulis oleh penulis, baik mengubah pokok, sub pokok pikiran, atau menghapus sub bagian yang kurang relevan. Itulah gunanya tahapan revisi untuk menyempurnakan draf yang sudah selesai dikerjakan agar tulisan lebih fokus pada manfaat dan tujuan penulisan.

7. Jenis-jenis Menulis
Ada beberapa jenis tulisan bagi siapa saja yang ingin membangun tradisi menulis, utamanya pemula, diantaranya:
  1. Eksposisi
    Apa itu tulisan eksposisi, tulisan yang memaparkan satu bentuk karangan untuk menerangkan, menguraikan, menganalisis satu pokok pikiran yang mampu memperluas pengatahuan, pandangan orang lain untuk melihat realitas yang ada guna mendapatkan lebih banyak wawasan, dalam hal ini si penulis berusaha memaparkan kejadian, peristiwa, masalah secara analisis dan terperinci untuk memberikan interpretasi terhadap kejadian atau fakta sebenarnya. Tulisan eksposisi sangat penting dalam memperhatikan informasi yang diberikan guna keakuratan data dan fakta yang lengkap agar tidak menyebarkan info yang kurang valid.
  2. DeskripsiMenulis deskripsi sedikit sama dengan eksposisi akan tetapi lebih condong menggambarkan atau menampilkan apa yang dilihat untuk dipaparkan dengan kata-kata atau benda, tempat, suasana atau keadaan yang terjadi, sehingga terkesan bagi pembaca mengikuti kejadian, melihat, menyaksikan dan terlibat langsung didalamnnya.
  3. Narasi
    Menulis narasi, tidak ubahnya seperti bercerita, corak dan model tulisan narasi menceritakan rangkian peristiwa dari berbagai pegalaman manusia sesuai dengan perkembangannya waktu ke-waktu untuk disampaikan ke pembaca, pendengar tentang apa yang diketahui dan yang dialami oleh penulis (Pusat Bahasa, 2003:4).
  4. ArgumentasiTulisan argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan untuk membuktikan pendapat penulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
  5. Persuasi
    Menulis persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya tajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis, karena kemahiran dalam menyusun kata atau kalimat. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa yang di olah.

Itulah sahabat pembaca duniapgmi yang budiman, jangan bosan serta selalu kunjungi website ini karena, biar guna faeda dan manfaat adanya dalam pembuatannya, serta orang yang terlibat dalam menulis artikel ini, oleh karena itu marilah kita bersyukur dikarunia nikmat banyak waktu oleh Allah SWT atas nikmat taufik, hidayah serta innayahnya, sehingga kita masih menikmati kehidupan saat ini…,aamiin.


Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Tiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Dokumen file pdf, Bahan Belajar Mandiri 8 Proses Menulis (online), (http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MEMBACA_DAN_MENULIS_DI_SD/BBM_8.pdf dikases 28 Juni 2019).
lina Syarif, dkk. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
M. Atar Semi. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa
Pranoto. 2004. Mengajar Menulis Fiksi untuk Para Guru. Jakarta: Wisma Nugra Sabtana.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis, Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
St.Y. Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


By : Taseman

Belum ada Komentar untuk "Bagaimana Tradisi Menulis di Bangun?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel