Bagaimana Menggunakan Metode Pembelajaran Belajar Sambil Bermain
ABSTRAK
Seorang guru mempunyai
tanggung jawab dalam menjadikan kelas yang kondusif dan inovatif maka perlu adanya
metode yang membangkitkan semangat anak didik dalam proses belajar apalagi anak
sekolah tingkat dasar. Metode yang dipunyai guru haruslah bervariasi karna guru
harus mempunyai sifat kreatif dan ulet dalam melakukan proses pembelajaran. Seorang
guru harus mempunyai sifat atau perlakuan yang baik dan disiplinagar siswa
dapat menjadikan guru tersebut sebagai seorang yang bisa dicontoh atau sebagai
pedoman mereka dalam melakukan sesuatu hal baik dari lisan maupun perlakuan.Hubungan
guru dengan murid juga memiliki beberapa pola agar pembelajaran di kelas lebih
lengkap. Ada istilah dalam pembelajaran dan belajar dalam artikel ini.
Pada konteks ‘Pengajaran’
pada dasarnya telah memuat konsep belajar dan mengajar. Dalam proses
pembelajaran murid akan merasa bosan ataupun jenuh jika pembelajaran yang
mereka lakukan terlalu monoton atau tidak adanya nuansa yang bisa mereka
rasakan dalam membangkitkan semangat proses belajar. Sebagai seorang guru kita
harus bisa mengetahui atau mengobservasi metode seperti apa yang disukai oleh
anak sekolah tingkat dasar.
Kata kunci : metode, prinsip,
faktor

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah
sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap manusia. Manusia bisa mengetahui apapun
yang belum mereka ketahui dengan belajar. Karna pendidikan sangat penting maka
kedudukan pendidikan sangat tinggi dalam kehidupan. Sebagai seorang guru apalagi
guru tingkat dasar harus tahu bagaimana cara kita mencapai tujuan pendidikan
ditingkat dasar secara tepat. Karna kita harus mempunyai metode-metode yang
bisa menujang semangat siswa dalam belajar karna guru juga sebagai petunjuk
jalan kearah penggalian potensi seberapa anak berminat pada pelajaran yang akan
diajarkan dikelas.
Latar belakang ini
berangkat dari banyaknya murid yang tidak menyukai pelajaran yang begitu
monoton membuat guru harus berpikir kreatif dan inovatif dalam melakukan proses
pembelajaran. Tidak adanya semangat anak dalam belajar maka pembahasan
pelajaran apapun yang disampaikan oleh guru tidak akan termuat dalam pemikiran
murid. Rumusan Masalah adalah mencari tahu bagaimana metode pembelajaran yang
tepat dan baik bagi peserta didik dan mengetahui sikap yang harus ditunjukkan
pada peserta didik. Metode yang tepat dalam proses belajar dan sikap yang bijak
dari seorang guru akan menentukan seberapa besar minat siswa dalam melakukan
proses pembelajaran. Adapun tujuan menerapkan metode pembelajaran yang tepat
bagi siswa dan mengarahkan siswa semangat dalam belajar melalui metode tersebut
dengan menanamkan kedisiplinan dan sikap yang baik pula. Manfaat pembahasan
untuk pemberian ilmu yang di bagikan kepada siswa tersalurkan secara menyeluruh
melalui metode pembelajaran yang tepat. Semangat yang dipunyai dalam metode
pembelajaran dapat membuat siswa giat dalam belajar.
PEMBAHASAN
1. Guru dan Murid
Guru adalah orang yang
bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam
membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing[1].
Sedangkan murid adalah orang yang menuntut ilmu dan sebagai tempat ilmu yang
telah diketahui atau dipahami.
Pada proses
pembelajaran keduanya saling berkaitan,karna jika tidak ada satu komponen tersebut
maka proses belajar tidak akan berjalan. Guru yang baik adalah guru yang bisa
menjadi panutan bagi murid-muridnya apalagi pada siswa tingkat dasar karna
biasanya mereka akan selalu mengingat dan mempraktekan apa yang dilakukan oleh
orang yang lebih tua darinya sehingga pada usia siswa ditingkat dasar banyak
orang yang mengatakan bahwa pembelajaran layaknya mengukir di atas batu karna
kuota memory yang dimiliki anak kecil lebih besar daripada orang dewasa. Pada
hubungan guru dan murid ada beberapa prinsip-prinsip umum yang mendasari:
a. Prinsip humanistik
Dalam kegiatan proses
belajar mengajar, dominasi tidak berada pada guru saja dan bukan pula pada
siswa, akan tetapi proses pembelajaran itu berlangsung dengan dasar-dasar
kemanusiaan.
Prinsip egaliter
Alam prinsip ini
bukanlah guru yang menduduki posisi tinggi dan murid dianggap sebagai yang
terengah, akan tetapi antara guru dan murid berada dalam posisi yang sama yang
memiliki kesederajatan dalam pembelajaran.
b. Prinsip demokratis
Dalam sistem
pembelajaran, pendidik memeiliki sifat yang baik, terbuka dan bersikap tidak
otoriter. Sikap keterbukaan antara guru dan murid merupakan hal pokok yang
perlu dikembangkan. Dalam proses belajar murid bebas mengeluarkan pendapat,
baik untuk bertanya maupun mengkritik guru, dan berada pada bingkai norma-norma
yang ada[2].
2. Metode
Metode pembelajaran
adalah sesuatu yang mempunyai tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
maupun di luar kelas, sedangkan, metode
pengajaran adalah rentetan terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses
belajar pada murid-murid atau jalan yang dengannya pelajaran itu menjadi
terkesan, metode merupakan aspek penting untuk mentransfer ilmu pengetahuan
dari guru kepada siswa[3]. Istilah
mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda akan tetapi antara
keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara keduanya terjadi
kaitan dan interaksi satu sama lain[4]. Di dalam metode
tersebut seorang guru dapat mengambarkan tujuan yang akan tersampaikan pada
muridnya. Kegunaan metode juga bisa mengoptimalkan pengajaran apalagi pada anak
didik pada tingkat dasar walaupun dalam metode pembelajaran ada efek positif
dan negatifnya dan sebagai pengajar kita harus mengerti itu. Ada beberapa
metode yang mungkin bisa dilakukan dalam pembelajaran sambal bermain :
3. Pelajaran yang berhubungan dengan
gadget.
Maraknya barang
elektronik sekarang membuat anak didik apalagi tingkat dasar menjadi malas
untuk belajar, agar belajar dan bermain gadget bisa selaras diperlukan adanya
kreatifitas pada guru untuk menggunakan alat eletronik secara bijak. Banyaknya
aplikasi permainan yang ada pada gadget mungkin bisa dihubungkan pada
pelajaran. Pada penggunaannya tidak lupa juga sebagai seorang pendidik harus
memberi pengarahan bahwa penggunaan gadget atau barang elekronik juga memiliki efek
positif dan negative, tapi pemberitahuan kepada anak didik tingkat dasar
berbeda dengan memberi tahu kepada anak didik jenjang lainnya, melalui
pemberitahuan secara halus dengan pengarahan yang membuat anak didik berpikir
bahwa mereka tidak boleh menggunakan gadget kearah efek yang negatif, dan efek
negatif yang dimiliki pembelajaran dengan metode ini membuat anak bersifat
individualisme.
4. Pelajaran yang berhubungan dengan
permainan anak tradisional.
Sebagai seorang guru
kita harus mengetahui dan mencari tahu perkembangan anak didik kita dalam
pembelajaran di dalam kelas, jikalau anak didik sudah bosan dengan pembelajaran
yang terlalu monoton maka seorang pendidik harus bisa mengobservasi permainan
yang mungkin sedang ada dalam lingkungan sebagai salah satu cara untuk membuat
pembelajaran tidak membosankan,kita bisa mengaplikasikannya dalam pembelajarankarna
biasanya permainan yang ada dalam lingkungan sekitar mempunyai unsur kekompakan
dan kerja sama di dalamnya, mungkin dengan cara pembelajaran seperti itu para
pendidik bisa menggunakan metode pembelajaran ini, metode ini tidak
mengeluarkan dana yang banyak karna dengan semangat dan gembira seorang
pendidik bisa melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dan mungkin
dengan metode ini anak didik bisa mendapatkan nilai yang memuaskan dan bagus
dalam waktu belajar mereka.
5. Pembelajaran yang berhubungan dengan
bakat anak didik.
Menurut warren dalam
bukunya yang berjudul “Dictionary of psychology” mengatakan bahwa : “bakat (aiptitude)
dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu
yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui
latihan satu atau beberapa pengetahuan keahlian atau suatu respons seperti
kecakapan untuk berbahasa, musik, dan sebagainnya.”[5].
Pengaplikasiannya dalam pembelajaran di kelas mungkin dengan cara menunjukkan
bakat mereka pada teman-temannya karna itu juga bisa menumbuhkan sifat percaya
diri pada anak didik, dan mungkin dengan menunjukkan bakat mereka seorang pendidik bisa memberi
penambahan nilai dalam bidang lainnya bukan di bidang akademik dan sebagai
seorang pendidik kita juga harus menjadi alur kearah positif anak dalam
pengelolaan bakat. Semua orang mempunyai bakat masing-masing yang spesial,
seorang guru harus mengeksplor bakat yang ada pada peserta didiknya, dan setiap
bakat memiliki kualitas dan kuantitas tertentu, ada bakat yang kualitasnya
tinggi dan ada bakat yang kualitasnya rendah.
Selain metode
pembelajaran yang ada di atas seorang guru juga bisa merubah metode tersebut
dan mencari metode yang ingin seorang guru lakukan, karna setiap seorang guru
mempunyai perspektif yang berbeda untuk mencari metode yang tepat dalam
berlangsungnya pembelajaran yang ada di kelas.
Disini ada beberapa
faktor yang mempengaruhi adanya metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif
dalam proses pembelajaran:
1. Suasana yang membosankan di dalam
kelas.
2. Tidak peka nya seorang guru akan
suasana di kelas.
3. Pembelajaran yang ada di kelas
terlalu monoton.
4. Tidak tersampainnya ilmu yang
diberikan kepada anak didik.
Secara kultural,
pendidikan pada umumnya berada dalam lingkungan peran, fungsi dan tujuan yang
tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang bermaksud mengangkat dan
menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam
bentuk transfer of knowledge dan transfer of values[6].
Di dalam GBHN 1978
dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah[7]. Tujuan metode
pengajaran adalah sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian, menumbuhkan
rasa semangat dalam pembelajaran, memberi pengetahuan dasar akan memahami
pembelajaran yang sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi Elly M. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar, Jakarta:
Prenamedia Group.
Oermar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi
Aksara.
Hasbullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Tasmuji, Dkk. 2016. IAD-ISD-IBD, Surabaya: UINSA Press.
Wayan nurkancara.
1986, Evalusi Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional.
Abduddin Nata. 2016. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik
dan Pertengahan , Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
By : Santri Purnamasari
[1]Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada),hal 20
[2]Ibid, hal 21
[3]Ibid,hal 17
[4] Oemar Hamalik, proses belajar
mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara),hal 44
[5]Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usana
Offset Printing),hal 204
[6]Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada),hal 149
[7]Ibid,hal 63
assalamu'alaykum kak admin, sebelumnya terima kasih atas ilmu dan informasinya. namun ada yang ingin saya tanyakan, terkait catatan kaki berketerangan Ibid itu apakah nama orang ataukah buku? Mohon penjelasannya kak, kali tunggu dan terima kasih.
BalasHapus