Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih di MI

Mata pelajaran fiqih mempunyai peranan yang sangat penting di Madrasah Ibtidaiyah dalam kehidupan sehari-hari untuk menjalankan hukum Islam. Fiqih merupakan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT (Hablum Minallah), dan mengatur hubungan antara sesama manusia (Hablum Minannas) serta dengan makhluk lainnya (Hablum Ma’al Ghain). Fiqih juga mengutamakan pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum-hukum dalam Islam dan kesanggupan melaksanakan ibadah dan muamalah yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Demonstrasi


Untuk meningkatkan belajar peserta didik dalam pembelajaran fiqih seringkali banyak masalah yang muncul, seperti dalam hal pemilihan buku ajar, penerapan strategi, metode atau pendekatan dan hal lainnya. Guru membutuhkan strategi, metode atau pendekatan yang tepat dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran tentunya yang tidak hanya fokus dalam segi kognitif tetapi juga afektif dan psikomotorik peserta didik.

Salah satu dari banyaknya metode yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah metode demonstrasi. Pengertian dari metode demonstrasi adalah metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu di bidang keilmuan kepada peserta didik. Beberapa materi yang dapat diterapkan di pembelajaran fiqih menggunakan metode demonstrasi salah satunya adalah wudhu (bersuci), shalat, haji dan materi lainnya yang menggunakan peragaan.

Tujuan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran yaitu untuk memperjelas pengertian konsep keilmuan (materi belajar) dan memperagakan atau mencontohkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Seperti halnya dalam materi shalat di Madrasah Ibtidaiyah, peserta didik tidak hanya dijelaskan pengertian materi atau bacaan dalam shalat saja, lebih dari itu guru menggunakan metode ini selain guru membaca bacaan shalat beserta gerakan shalat secara runtut. Peserta didik dapat mengamati proses pembelajaran sehingga memeroleh jawaban tidak hanya secara materi atau pengetahuan saja. Dengan demikian penerapan metode demonstrasi mampu memberikan nilai tambah sehingga peserta didik diharapkan mampu mengerti materi shalat serta dapat menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

     Pengertian shalat menurut bahasa adalah berdoa, sedangkan menurut istilah (syara’) adalah rangkaian kata atau perbuatan yang telah ditentukan, diawali dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan. Shalat fardhu ada 5 yaitu subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya’. Bacaan dalam shalat yang di baca ketika melakukan shalat yaitu niat, takbiratul ihram, doa’ iftitah, Al-Fatihah, ayat atau surat dalam Al-Qur’an, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir dan salam.

Dalam melaksanakan shalat, tidak hanya membaca bacaan shalat saja tetapi dilakukan dengan gerakan shalat. Shalat tidak akan sempurna dan sah apabila salah satu antara gerakan atau bacaan saja yang dilakukan. Gerakan shalat yaitu berdiri menghadap kiblat, berniat dan bertakbiratul ihram, berdiri dengan tangan bersendekap, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, duduk tasyahud awal, duduk tasyahud akhir dan diakhiri dengan gerakan salam.

Untuk menerapkan metode demonstrasi, guru memerlukan langkah-langkah yang harus dipahami supaya metode yang digunakan dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah metode demonstrasi antara lain perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Langkah perencanaan yang perlu dilakukan adalah merumuskan tujuan yang jelas dari segi kemampuan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir, menerapkan garis besar langkah-langkah yang telah di buat seperti cara guru mempraktekkan langkah-langkah shalat kepada peserta didik, memperhitungkan waktu, dan menetapkan evaluasi atau penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

Sedangkan dalam langkah-langkah pelaksanaan, guru melaksanakan apa yang telah direncanakan sebelumnya disertai dengan perhatian kepada peserta didik dan memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Tahap terakhir evaluasi, guru bisa memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengetahui apakah metode demonstrasi sudah berjalan efektif sesuai yang tujuan yang dirumuskan.

By : Putri Maulida Anggraeni

Belum ada Komentar untuk "Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih di MI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel