Ingin Sumbang Suara, Tapi Buta Aksara?

Kenapa?, pasti banyak pertanyaan dibenak kalian ya, sobat?, dalam hal ini ada sangkut pautnya mengenai pendidikan loh, kok bisa?, ya bisalah, mari kita kaji bersama-sama. Pertama-tama kita harus mengetahui, apa sih pemilu?. Pemilu adalah singkatan dari pemilihan umum, yakni kita harus memilih perwakilan rakyat untuk menduduki kursi legislatif. Dan pada tahun ini kita akan mengadakan pesta demokrasi, alias pemilihan besar-besaran, mulai dari capres dan cawapres sampai DPD dan DPRD. Bagaimana caranya?, cukup dengan mencoblos kertas yang disediakan oleh KPU, yang tentunya ada gambar dan nama. Eits ingat, tidak semua orang bisa loh sobat nyoblos, hanya WNI yang berusia minimal 17 tahun ke atas. Baiklah kita menuju yang kedua, yakni pendidikan. Apa sih pendidikan itu?.

Pendidikan adalah suatu pembelajaran berkelompok atau otodidak dari generasi ke generasi yang didalamnya mengandung pengetahuan, pembelajaran, moral, dan akhlak. Lalu, apa sih untungnya orang yang berpendidikan?. Sobat, jangan menyepelekan masalah pendidikan ya…coba perhatikan sekeliling kita, hari ini jika orang yang tidak berpendidikan atau bahasa enaknya ‘ber ijazah’, cari kerja pun susah, sesuap nasi pun tak ada. Kebayangkan betapa pentingnya pendidikan itu?, apalagi dizaman milenial ini.

Jadi sobat, kita harus sadar dan menyadarkan orang terdekat kita bahwa pendidikan itu penting. Bagaimana caranya?, pertama, kita harus menanamkan pada adik-adik kita bahwa pendidikan itu penting, kedua, kita harus mendukung dan memotivasi agar ia mau belajar, ketiga, berikan apresiasi sekecil apapun usah a yang adik-adik kita berikan, ke empat, selalu mengawasi dan menemani ketika adik-adik kita berproses belajar, dan yang ke lima, kita harus memperhatikan lingkungan bermain adik-adik kita. Jika hal ini kita perhatikan dan jalankan insya allah tidak akan terjadi hal-hal yang  tidak diinginkan. Bicara soal pendidikan sobat, tidak lepas dari seorang pendidik bukan?, iya, seorang guru.

Siapa sih yang kita sebut guru?. Guru adalah seorang pendidik yang menfasilitasi dan melayani kita sebagai murid atau siswa, baik dalam hal pengetahuan, akhlah, perilaku dll, dengan kata lain guru adalah contoh dari murid atau siswa. Banyak di antara kita sobat, yang mengatakan menjadi guru itu enak, apakah benar?, jawabannya, bisa jadi ☺. Menjadi guru sebenarnya bukan perkara yang mudah, sebab guru harus dituntut agar anak didiknya memahami, mengerti, dan menerapkan yang beliau ajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kok bisa? ,ya iyalah.
Sobat, perhatikan adik-adik kita yang masih duduk dibangku TK, jika kita perhatikan lebih dekat, terkadang ada di antara adik-adik kita yang masih malu-malu untuk ijin pergi ke kamar mandi, dan jadilah dia kencing di celana, lalu yang repot siapa?, yang pasti gurunya, lantas apakah karena hal itu guru diberi penghargaan atau sertifikat dan sejumlah uang?. Tentu tidak sobat, itulah mengapa seorang guru dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa, jika bukan karena jasa-jasa beliau yang mau bersedia mendidik, mengayomi, memaafkan dan bersabar atas apa yang kita lakukan, pasti saat ini kita tidak akan sedewasa ini.

Suara Kita menentukan
Selanjutnya kita masuk pada inti judul artikel ini. Apakah ada hubungannya surat suara dan buta aksara?, tentu saja ada sobat. Tersiar kabar duka jika Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara sisi kemampuan membaca dan menulis. Kabar tersebut berdasarkan dari pemeringkatan literasi internasional yang dilakukan oleh Most Literate Nations in the World yang diterbitkan Central Connecticut State University, Maret 2016. Benar-benar sebuah prestasi yang cukup memprihatinkan disaat bangsa ini sedang bergairah untuk melakukan reformasi dalam segala bidang. Banyak memang suara-suara sumbang yang bernuansa saling menyalahkan berkaitan dengan realita rendahnya buta aksara dan minat baca. Artinya, gambaran motivasi akan pentingnya membaca masih terlihat rendah dikalangan masyarakat Indoneisa.

Lihat di  luar kota, di luar pulau kita, atau yang tinggal di pelosok negri ini, jika kalian tanya, apa kamu sudah lulus SMA?, pasti mereka hanya diam. Diam nya mereka ada 2 kemungkinan, yang pertama, mereka memang tidak pernah sekolah, yang kedua, memang belum lulus ☺. Sobat di luar sana, masih banyak saudara-saudara kita yang butuh uluran tangan kita, banyak di antara mereka yang masih buta huruf. Jika kalian ingin menyarankan, kenapa nggak buka google aja?!, maaf sobat, mungkin di sekitar kalian ada listrik atau sinyal HP ,tapi mereka?, hanya mengandalkan cahaya lilin untuk menerangi rumah mereka.Dahulu memang ada guru berlalulalang, tapi sekarang?, bahkan mereka sangat mengelu-elukan kehadiran seorang guru.

Sebagai contoh, di provinsi Kalimantan Selatan ,lebih tepatnya suku Dayak Meratus. Mereka ingin sekali menunaikan kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia dengan menyumbangan surat suara mereka, tapi apa daya aksara pun tak mereka kenal. Apalagi orang tua, yang mereka ingat hanya presiden Soeharto, sedangkan yang lainnya mereka kenal lewat gambar saja, tidak mengerti nama. Para orang tua yang ingin menyumbang suara harus di damping tentunya, agar tidak adak hal-hal yang tidak di inginkan, tapi apa daya, jumlah warga yang bisa membaca lebih sedikit di banding yang tidak bisa membaca, maka dari itu mereka hanya mengandalkan gambar saja.

Di daerah mereka bangunan sekolah hanya ada satu itu pun harus ke luar desa, mereka harus berjalan kaki sejauh 5 KM dari pemukiman, belum lagi saat hujan turun, tak jarang jalanan menjadi becek dan bahkan banjir. Tapi semangat mereka yang patut kita tiru. Tetap ceria, tetap sem angat untuk menuntut ilmu walau bagaimana pun keadaannya. Mereka sangat berharap kepada siapa saja yang terpilih nantinya, bahwa dengarkanlah jeritan rakyat dan suku pedalaman, bukan berarti mereka jauh dari peradaban, mereka harus mengorbankan pendidikan. Sekarang yang mereka butuh kan adalah kepastian bukan janji-janji buatan. Bagaimana caranya?, tentu dengan uluran tangan mulia dari sobat-sobat sekalian.

Baiklah sobat, kita sampai di akhir bacaan, semoga apa yang tertulis di atas bisa bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi sobat-sobat sekalian umumnya. Pesan saya pada sobat-sobat sekalian. Bahwa kalian adalah penerus bangsa, maka jadilah penerus bangsa yang budiman dan berakal, jangan sampai sepelekan pendidikan karena itu modal penting bagi kehidupan, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya. Amin.

By: Jihan Nahda Syauqiyyah

Belum ada Komentar untuk "Ingin Sumbang Suara, Tapi Buta Aksara?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel